'Setidaknya dia berbeda dari gadis aneh kebanyakan.'
—jjk—***
Kepulan asap rokok mengepul bebas di udara. Aroma menyengat dari berbagai jenis alkohol bercampur dengan asap rokok masuk ke indera penciuman begitu ia menghirup panjang udara di sekitarnya. Dentuman musik keras yang memekakkan telinga. Penerangan yang hanya menggunakan lampu gemerlap di tengah ruangan. Pub—begitulah orang-orang menyebut tempat itu.
Dan di situlah Jungkook berada sekarang. Ya, Jungkook, Jeon Jungkook—pewaris tunggal perusahaan Jeon Corporation, perusahan properti terbesar di Korea Selatan.
Berlatar belakang dari keluarga terpandang nyatanya tak membuat Jungkook bersikap layaknya seorang bangsawan pada umumnya. Hidup serabutan dan penuh kebebasan, itulah hidup yang dijalaninya.
Namun bukan berarti kedua orangtuanya tak memperhatikannya. Ia diperhatikan, sangat diperhatikan—atau mungkin lebih tepatnya dikekang. Tapi itu dulu, sebelum ia mulai menunjukkan penolakannya.
Jungkook yang beberapa bulan lalu baru menyelesaikan kuliahnya jurusan bisnis sempat ditawari sang ayah untuk bekerja di perusahaannya. Tapi tentu saja ia menolak. Bisnis bukan style-nya. Bahkan kalau bukan ayahnya yang memaksa, mana mungkin ia mengambil jurusan bisnis.
Jungkook memiliki band musiknya sendiri yang sudah terbentuk sejak ia duduk di bangku SMA. Ia memiliki bakat menyanyi dan composing lagu yang sangat bagus—dan itulah style-nya. Taehyung dan Hoseok adalah anggota band-nya. Taehyung sebagai drummer, Hoseok sebagai keyboardist, dan ia sendiri menjadi vokalis utama sekaligus guitarist.
Mereka bertiga menciptakan lagu-lagu bersama. Mencari tempat-tempat untuk mereka tampil dan menyalurkan bakat mereka—sebut saja part time job mereka dengan bekerja alias tampil di beberapa kafe langganan mereka.
Walaupun hanya dengan bekerja seperti itu mereka tetaplah mendapat uang yang banyak. Bukan hanya dari hasil penampilan mereka, melainkan juga fan service yang mereka berikan pada penggemar mereka. Namun perlu ditekankan di sini—karena hanya Hoseok dan Taehyung lah yang menikmati hal itu, bukan Jungkook. Pria itu tidak terlalu suka berinteraksi dengan wanita aneh seperti mereka. Tolong digaris bawahi aneh.
Memang sudah tidak dapat dipungkiri lagi paras tampan juga tubuh sempurna mereka bertiga. Jelas sekali hal itu membuat para wanita di luar sana menyukai mereka—bahkan tak segan memberikan uang untuk bisa jalan atau makan bersama.
Namun tentu saja mereka tidak melakukan hal itu. Uang bukanlah hal utama bagi mereka. Mereka tidak terlalu membutuhkan uang karena mereka sendiri pun berasal dari keluarga yang kaya. Hanya bersenang-senang—itulah tujuan mereka melakukan semua ini. Selain juga sekaligus menyalurkan impian dan bakat mereka dalam bidang musik seperti ini.
Namun semua itu menjadi pengecualian bagi Jungkook mulai sekarang. Hari ini bukanlah hari yang baik untuknya. Duduk di pojok ruangan dengan pandangan kosong menatap orang-orang yang sibuk meliukkan badan mereka di tengah ruangan tanpa ada minat untuk bergabung sedikitpun.
Sampai akhirnya Hoseok datang menghampirinya bersama seorang wanita cantik berambut pendek.
"Ck, dari semua indahnya pemandangan di tempat ini, kau justru merusaknya dengan terus berdiam diri bak patung yang tak ada harganya,"
Jungkook sama sekali tak menggubris gurauan Hoseok. Ia lebih memilih untuk meminum minumannya tanpa menatap sahabatnya itu.
"Dimana Taehyung?" tanya Jungkook, saat ia tidak menemukan Taehyung yang biasanya selalu menempel dengan Hoseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sight
Fanfiction[C O M P L E T E D] [17+] Jungkook bukanlah tipe pria yang suka mengumbar kata cinta pada setiap wanita yang dikenalnya. Namun semenjak kedatangan Nayeon-gadis tunanetra ke dalam kehidupannya, ia melihat sesuatu yang berbeda. Nayeon, gadis itu sanga...