XIII. There for You

1.7K 249 65
                                    

'So when your tears roll down your pillow like a river. I'll be there for you.'
jjk


/ lyn - love story /
🎶



***



Jungkook mengerang pelan kemudian membuka matanya perlahan begitu mendengar sebuah dering ponsel. Dilihatnya Nayeon yang masih nampak tertidur dalam pelukannya.

Sejak kapan ada ponsel di tempat ini? batinnya heran.

Dengan hati-hati Jungkook menarik pelan lengan kanannya yang ia jadikan sebagai tumpuan kepala Nayeon. Kemudian memindahkan kepala sang gadis pada bantal. Selesai dengan hal itu, barulah ia bangun dan beranjak dari kasur. Mencoba mencari ponsel yang entah bagaimana bisa ada di flat ini.

"Ini bahkan sudah tengah malam, untuk apa orang menelpon semalam ini? Menyebalkan sekali," gerutunya dengan suara pelan.

Dibukanya satu persatu laci lemari kecil yang ada di meja tengah. Dan benar saja saat didapatinya sebuah ponsel yang berada di laci paling bawah.

"Ibu?"

Kedua matanya membulat seketika begitu menyadari bahwa ibu Nayeon-lah yang sudah menelpon. Ia pun menoleh cepat kearah Nayeon yang nampak masih tenang dalam tidurnya. Melihat hal itu tentu saja membuatnya tak tega jika harus membangunkan Nayeon.

Tapi tidak mungkin juga kalau ia yang mengangkatnya. Bisa salah paham ibu Nayeon kalau seorang pria yang mengangkat telepon sang anak di tengah malam seperti ini.

Sial.

Jungkook menghembuskan napasnya panjang, mencoba menenangkan dirinya. Setelah berhasil menyiapkan beberapa alasan logis yang setidaknya bisa digunakannya nanti, akhirnya ia pun menggeser tombol hijau itu dan segera menempelkan ponsel itu pada telinganya.

"Yeo-yeobseoyo?"

"Uh, suara laki-laki? Kau siapa? Bagaimana bisa kau mengangkat panggilan ini? Dimana Nayeon?"

boom!

Dugaannya tepat sasaran. Ibu Nayeon pasti akan bereaksi seperti itu, tepat seperti bayangannya tadi.

"A-ahjumma tenang dulu, aku teman Nayeon yang kebetulan menyewa tempat di flat-nya untuk beberapa waktu ke depan. Nayeon, dia sudah tidur, jadi aku yang mengangkatnya." jelas Jungkook sambil terus mencoba mengendalikan kegugupannya.

Tidak ada sahutan lagi dari sebrang sana. Tapi panggilan ini masih tersambung. Dan yang Jungkook lakukan selanjutnya hanyalah berharap semoga ibu Nayeon tak berpikiran yang macam-macam terhadapnya.

"Oh, begitu. Aku temannya ibu Nayeon. Tolong sampaikan padanya, ibunya sedang sakit, penyakit jantungnya kambuh lagi, tapi bilang padanya untuk tidak perlu khawatir apalagi datang kemari. Cukup kirimkan uang untuk pengobatan ibunya saja."

Jungkook mengerutkan keningnya begitu mendapati sesuatu yang ganjal di sini. Entah pendengarannya yang salah atau memang benar, ia merasa sedikit aneh dengan sikap teman ibu Nayeon.

"Hei, apa kau mendengarku?"

"O-oh, nanti akan aku sampaikan, ahjumma."

Beautiful SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang