'Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku merasa sekalut ini.'
—iny—***
Im Nayeon—gadis tunanetra yang mencoba memanfaatkan hidupnya dengan sebaik-baiknya, tanpa pernah menyiakan kesempatan sekecil apapun. Jika orang lain yang melihatnya, mungkin akan berpikir bahwa dirinya hanya bisa memanfaatkan orang lain untuk bisa membantunya melakukan sesuatu jika mengingat bahwa penglihatannya tidak berfungsi.
Namun Nayeon tidaklah seperti itu. Bahkan dirinya jauh dari sifat seperti itu. Dalam hidupnya tidak ada kata mengemis untuk meminta bantuan. Ia akan berusaha—sangat berusaha agar bisa melakukan semuanya sendiri walaupun hal itu cukup susah baginya.
Nayeon masih memiliki tangan dan kakinya—hal yang selalu ditekankannya dalam dirinya. Dua hal itulah yang terus dan selalu membantunya untuk bisa menjalani kehidupannya selama ini. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa bantuan itu juga akan selalu datang padanya. Ia juga sadar tidak mungkin selamanya ia hidup tanpa memerlukan bantuan dari orang lain.
Seperti halnya Jihyo—sahabat yang sudah dianggapnya sebagai saudaranya sendiri.
Lima tahun yang lalu ia bertemu dengan Jihyo di satu tempat kursus gitar yang sama. Oh—hanya Jihyo yang kursus di tempat itu. Ia sendiri adalah pekerja alias pengajar di salah satu kelas di tempat kursus itu.
Kemampuan bermain gitar Nayeon yang memang sangat bagus dan piawai membuatnya berhasil mendapatkan pekerjaan di tempat kursus itu. Bahkan ia mendapat tempat tinggal di tempat itu. Walaupun perlakuan yang didapatkannya sangatlah tidak adil di tempat itu. Selain juga gaji yang didapatkannya yang terbilang cukup kecil—perlakuan buruk orang-orang terhadapnya juga sering kali didapatkannya.
Mereka selalu menganggapnya sebagai benalu yang terus menempel dan menyusahkan orang banyak. Walaupun pada kenyataannya dirinya lah yang selama ini turut membantu pengembangan tempat kursus ini. Dari dirinya yang ikut membersihkan tempat kursus ini, membantu mempromosikannya pada orang-orang luar dan masih banyak lagi hal-hal baik yang dilakukannya. Namun tetap saja orang-orang yang bekerja di tempat kursus itu memandang sebelah mata dirinya.
Sampai akhirnya Jihyo datang dan menawarkan kehidupan yang lebih baik untuknya. Jihyo—gadis itu tahu betul bagaimana perlakuan buruk yang didapatkan Nayeon di tempat itu. Karena itulah ia mengajak Nayeon untuk ikut dengannya. Walaupun awalnya Nayeon sempat menolak karena tidak enak dengan pemilik tempat kursus itu. Tapi dengan segala macam cara akhirnya ia berhasil meluluhkan hati Nayeon. Dengan menawarkan pekerjaan yang lebih baik dan lebih nyaman untuk Nayeon akhirnya gadis itu mau ikut dengannya.
Jika ditanya tentang masalah ekonomi—Nayeon sama sekali tidak pernah mempermasalahkannya. Asal ia bisa makan dan tidur—itu sudah lebih dari cukup untuknya. Ia memerlukan uang untuk hal yang lebih penting lainnya. Sangat penting untuknya.
Ibunya.
Ya, wanita yang sudah melahirkannya. Ibunya yang saat ini berada di Busan hidup sendiri. Dan alasan utama ia pergi ke Seoul karena ia ingin mencari pekerjaan yang bagus agar ia bisa mendapatkan uang yang banyak dan memberikannya untuk keperluan ibunya. Itulah yang dilakukannya sampai saat ini. Karena Nayeon cukup sadar bahwa selama ini ibunya sudah menghabiskan banyak uang untuk dirinya.
Untung saja ia memiliki sahabat seperti Jihyo yang selalu mengerti tentang dirinya. Jihyo selalu membantunya untuk bisa melewati masa sulitnya. Bahkan gadis itu rela meninggalkan pekerjaannya di sebuah hotel dan memilih untuk menjadi pengamen taman bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sight
Fanfiction[C O M P L E T E D] [17+] Jungkook bukanlah tipe pria yang suka mengumbar kata cinta pada setiap wanita yang dikenalnya. Namun semenjak kedatangan Nayeon-gadis tunanetra ke dalam kehidupannya, ia melihat sesuatu yang berbeda. Nayeon, gadis itu sanga...