Abimana tengah bersiap untuk mengantar anak bontotnya yang mendapat undangan pesta ulang tahun tetangga komplek. Ya, Pediatric berusia tiga puluh dua tahun ini memiliki tujuh anak. Tujuh anak yang ia adopsi dari panti asuhan yang berbeda.
"Giooo..." Panggil Bima seraya merapihkan rambutnya yang ia beri gel. "Sudah siap belum, jagoan Ayah" Bima meninggalkan kamarnya setelah memastikan penampilannya cukup rapih untuk menemani Giovani ke acara ulang tahun tetangga mereka.
Bocah laki-laki yang sudah rapih dengan kaus kerah dan celana jeans itu, berjalan riang menghampiri Bima seraya membawa bungkusan kado yang akan mereka bawa ke acara itu.
"Mau jalan kaki atau naik motor?" Tanya Bima lembut pada putranya.
"Motol.. bum bum.." Jawab bocah dua setengah tahun itu.
"Oke, Boss!"
Bima mengusap lembut dahi si bontot seraya tersenyum ceria. Bagi Abimana Barata, memiliki tujuh anggota keluarga selain adik kandungnya, mampu mengobati rasa sepi yang mendera jiwanya sejak orang tua Bima dan Luna meninggal akibat kecelakaan.
"Mas, jangan lupa ini undangannya. Mas kan gak tau rumahnya Icha dimana.."
Bima terkekeh lirih kala menerima selembar undangan kecil dari Aluna Barata, adik kandung dan satu-satu nya keluarga kandung Abimana Barata.
"Mas tinggal cari rumah yang banyak balon dan banyak kendaraan terparkir di jalan, beres kan?"
"Ngaco!!" Gadis dua puluh lima tahun dengan kaca mata dimatanya itu, kembali berjalan kearah kamarnya dan meninggalkan Bima serta Gio yang asik bermain dengan tali sepatu.
"Luna, jangan terlalu serius kalo lagi coding, Mas khawatir wajah kamu bisa sama ratanya dengan layar komputer" canda Bima setengah berteriak
Luna menoleh sesaat pada Bima, menampilkan raut datar yang tak tertarik dengan candaan garing sang kakak. Menggendikkan bahu sekali, Luna lantas melanjutkan langkahnya memasuki kamar
**********
"Hai, Pretty Bee. Mitha mau kasih tips buat kalian yang mau pergi ke casual occasion. Birthday party, misalnya "
Mitha fokus berbicara pada kamera ponsel canggihnya. Kamera yang ia letakkan pada satu penyangga yang menempel pada cermin kamar tamu rumahnya. Ya, kamar tamu kediaman Hermawan Sutanto ini, sudah resmi menjadi mini cosmetic studio milik Pramitha.
"Pertama, Pakein moisturizer. Mitha pake Farsali Unicorn Essence Antioxidant Primer Serum. kenapa Mitha pake yang ada antioxidant-nya? Karena wanita wajib punya kulit sehat. Selanjutnya, ratakan sedikit foundation. Aku pake ini..." Mitha mendekatkan satu brand foundation favoritnya lebih dekat dengan kamera, "... Dior skin forever perfect fondation. Ratakan dengan sponge perlahan hingga rata..."
Mitha menghabiskan hampir tiga puluh menit untuk berhias sambil bicara sendiri di depan kamera ponsel pintarnya. Memberikan sedikit ilmu berhias yang ia punya untuk seluruh Preety Bees, sebutan untuk para subscriber channel Mitha, yang selalu mengikuti update tutorialnya.
Mitha bukanya terobsesi dengan ketenaran di dunia maya. Membuat video make up tutorial hanyalah hobbynya. Ia menyukai make up sejak masih mengenyam bangku kuliah. Awalnya, Mitha beranggapan make up adalah sesuatu yang sia-sia. Dipakai hanya beberapa saat, lalu dihapus setelahnya.
Namun ada satu kejadian dalam hidupnya, yang akhirnya mengubah cara pandang Mitha terhadap kosmetik. Wanita, perlu menjadi cantik. Wanita, perlu memiliki kulit yang sehat. Tak peduli berapa biaya yang harus ia keluarkan untuk terlihat cantik dan menarik dimata setiap orang. Sejak ia memiliki pemikiran itu, Mitha mulai belajar otodidak tentang berhias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pramitha's Make Up ( Sudah Terbit )
RomanceSudah terbit dan dihapur sebagian. Dapatkan versi cetak Pramitha's Make Up di Grassmedia Grup atau Lotus Publisher. Pramitha geram kala dirinya selalu diejek dan diragukan kemampuannya dalam bekerja oleh Dokter Pengganti di Rumah Sakitnya, hanya k...