6. Stupid Mistakes

63.3K 5.6K 123
                                    

"Ma ..., Buburnya pake daun bawang gak?"

"Gak pake kacang dan daun bawang, Mitha. Kayak gak tau selera Mama aja!"

"Tuh, denger kan, Mang? Nyonya rumah ngomong apa?" bisik Mitha jengah pada pria yang tengah berdiri disampingnya.

Mang Ujo, penjual bubur ayam langganan Mitha dan Liliana, hanya tertawa kecil menanggapi pelanggannya yang satu ini.

"Neng Mitha?" Tanya Mang Ujo memastikan pesanan sebelum membuat untuk pelangganya.

"Biasa Mang, gak pake kacang doang."

Mitha duduk di kursi plastik biru, berhadapan dengan sang Mama. Kedua wanita tercintanya Hermawan Sutanto ini, tengah menikmati Sabtu pagi mereka dengan jogging keliling komplek, dan berakhir sarapan di warung tenda Bubur Ayam Mang Ujo.

"Mitha, semalem Dokter Eko kerumah. Dia bilang, hipertensi Papa itu udah menghawatirkan. Mama jadi cemas, Mith. Harusnya Papa tuh istirahat aja dan santai-santai sama Mama, wanita tercintanya"

Kress.. Kresss.. Hanya suara emping dikunyah yang Liliana dapat dari putrinya.

"Mitha!"

"Hm.." Kini putrinya meneguk teh tawar hangat yang disuguhkan istri Mang Ujo sesaat lalu.

"Mama lagi ngomong sama kamu!"

"Iya ini Mitha lagi dengerin Mama ngomong."

"Ya terus gimana...? Papa kamu sudah waktunya istirahat, sayang!" Liliana agaknya sedikit gemas dengan putrinya ini. Setiap kali membahas masalah ini, Mitha selalu saja mencoba tak menanggapi. "Abang kamu juga gak mau balik ke Jakarta. Mama jadi bingung, kan."

Mitha tak menjawab. Memilih fokus pada mangkuk yang berisi bubur ayam favoritnya. Ia menyendok dan melahapnya malas. Sebenarnya rasa bubur ini tak pernah membosankan untuk Mitha. Hanya saja, topik yang dibuka Mamanya pagi ini, membuat mood makannya anjlok seketika.

Ponsel Mitha berdering. Ia merogoh saku trainingnya. Dahinya sedikit berkerut, namun ia tetap menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.

"Kenapa lagi, Karina?"

"....."

"Lah, kok bisa!? Gak mungkin, Akh!" Raut wajah Mitha pucat seketika, ada cemas yang merasuki hati dan pikirannya tiba-tiba.

"Ada apa, Tha?" Liliana menoleh dan memperhatikan Mitha yang terlihat kaget dan cemas bersamaan.

"Yaudah, lu tunggu gue! Jangan ribut sama Mikaila! Gue males ada drama." dengan gusar Mitha menutup teleponnya. "Mama makannya cepetan habisin. Mitha harus ke rumah sakit sekarang"

Tak memperdulikan pertanyaan yang Mamanya ucapkan. Mitha hanya fokus menghabiskan sarapan paginya. Ia berfikir, bagaimana bisa ada masalah konyol seperti ini?

Dua jam kemudian,

Mitha berlari kecil kearah lift dengan sepatu kets yang ia pakai. Ia harus segera sampai dan melihat kekacauan yang Karina informasikan pagi ini.

Tubuhnya gemetar. Ia sedikit gentar dan gusar pada apa yang terjadi pagi ini. Sejak makan bubur ayam tadi, ia sudah kekurangan fokus. Pikirannya ada di Golden Hospital dan bagaimana cara mencari solusi kekacauan ini. Hingga ia hanya mandi singkat, mengambil baju sedapatnya, dan lupa dandan. Ia juga mengutuk kemacetan Sabtu pagi yang membuatnya sedikit lebih lama sampai disini.

Hingga sampai didepan pintu Aula Golden Hospital yang tertutup, ia mengembuskan nafas sejenak. Mencoba mengontrol ketakutannya dan menyiapkan mental jika ia dibrondong banyak pertanyaan dari bawahanyya. Dua menit ia hanya berdiri sendiri di depan pintu aula, hingga ia memberanikan diri mengepalkan tangan untuk mengetuk lalu membuka pintu itu.

Pramitha's Make Up ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang