21. Rumor

47.8K 4.3K 46
                                    

"Gak kuat gue lihat itu orang!" bisik seorang petugas customer service di lobby

"Jenguk siapa, ya?" balas temannya.

"Gak tau. Owwhh...!!! caranya pencet tombol lift, lu liat, deh! Matcho banget! Gak kebayang kalo gue yang dipencet-pencet sama dia!" Tatap kagum terpancar dari karyawati itu. "Aduh! Gak usah pukul sih!" tegurnya pada sang teman.

"Mesum sih lu!"

"Heh! Pada ribut apa sih !?" Pungki datang pada mereka saat sekretaris itu baru saja sampai kantor dari menemani atasannya meeting diluar rumah sakit.

"Mbak Pungki telat! Ada cogan tadi."

Pungki mengibaskan tangan pada mereka, "Biasa akh, cogan mondar mandir disini banyak. Gue gak tertarik." ucapnya remeh.

"Yang ini beda!" Dua customer service itu menyanggah bersamaan.

"Apa bedanya?"

"Yang kita maksud taadi itu Ethan Arnold!" ucap mereka serempak.

Mendengar nama yang disebut rekan kerjanya, bola mata pungki seketika melebar. Ia tau siapa yang mau pria tampan itu jenguk disini.

"Gawat! Gue keatas duluan ya!" pamit Pungki yang langsung lari kearah lift yang pintunya hampir tertutup. 

****

Pramitha membuka pintu ruang kerja dan langkah kaki jenjangnya terhenti. Keningnya seketika menyernyit dan tangannya reflek bersedekap dada.

"Masuklah! Letakkan dulu tasmu, Queen, baru duduklah disisiku." Pria itu menyambut Mitha yang masih terpaku di tengah pintu.

"Mau apa, Ethan?"

"Dinner?" tawar Pria dengan setelan suit hitam yang tampak menggoda.

"I need to go home soon."

"Aku antar pulang setelah makan malam."

Mitha menggeleng. "Aku berencana makan buah saja malam ini. Sepanjang meeting tadi, aku sudah banyak makan karbo."

"Coffee please."

Mitha mengembuskan nafas antara kesal dan lelah. Ia berbalik menuju pantry dan meminta seorang office boy membuatkan apa yang tamunya minta.

"Aku sudah duduk. Lalu mau apa? bisa to the point?"

Pria berambut klimis itu tersenyum lalu bergerak mencondongkan tubuhnya kedepan. Ia Mendekati wanita cantik yang duduk anggun dihadapannya dan berbisik, "I told you, I miss you."

Mitha mengerjap beberapa kali seraya menatap datar pada masa lalunya. "We are over, Ethan."

"Kita mulai lagi, Queen."

"Tidak semudah itu, Ethan."

"Permisi ..." Mitha dan tamunya menoleh pada gadis yang tiba-tiba datang membawa dua cangkir minuman untuk mereka.

"Javabica Coffee untuk Mister Arnold dan Earlgrey Tea lemon untuk Mbak Mitha," ucap Pungki seraya meletakkan cangkir dihadapan kedua orang itu. "Oya Mbak. Barusan Dokter Bima telepon mencari Mbak Mitha," ucap Pungki saat ia sudah berdiri membawa nampan kosong.

Mitha mengangguk. "Sampaikan bahwa aku akan menghubungi dia usai urusanku selesai."

Sekretaris Mitha itu pamit sesudah mengangguk memahami perintah atasannya.

Pramitha's Make Up ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang