Baby Shark dududu
Mommy Shark dududu
Daddy Shark dududu
Grandma Shark dududu
Grandpa Shark dudududu
Mitha memicingkan matanya pada pengemudi Innova yang tengah menggenggam setir sambil bernyanyi. Owh, jangan lupakan gerakan badannya yang menurut Mitha menyerupai larva kelaparan.
Ini sudah malam dan Mitha lelah. Bisakah tape mobil ini menyuguhkan music lain yang lebih mampu merilekskan pikirannya. Ini Jakarta, dan setiap petang pasti padat. Tolonglah, Mitha membutuhkan sesuatu yang membuatnya nyaman untuk menikmati lalu lintas saat ini.
"Ada Christina Perri? John Legend? Bruno Mars? Atau Noah mungkin?" Mitha mencoba bersuara. Barangkali makhluk ghaib yang ada disampingnya ini mampu membaca keinginannya.
"Ariel Noah?" Tanya bima dengan wajah penuh tanya.
"Boleh," Ucap Mitha dengan anggukan pelan.
"Owh ..., seleranya Bu Mitha tinggi juga ya." Bima memasang wajah berfikir, "Sayangnya saya tidak setampan dia," lirihnya santai, tak lupa raut kecewa dan patah hati ia sematkan diwajahnya.
"Maksudnya?" Dahi Mitha seketika berkerut samar.
"Aku ingin kau merasa, kamu mengerti aku mengerti kamu," Senandung Bima tiba-tiba. Ia melirik Mitha dengan binar yang entahlah, Mitha tak mampu menangkap maksudnya. "Ku ada disini, pahamilah kau tak pernah sendiri. Karena aku selalu, di dekatmu saat engkau terjatuh"
Ya Tuhan, suaranya sumbang, sumpah! Tapi mengapa Mitha justru ingin tersenyum lebar? Diam-diam Mitha menggigit bibir bawahnya. Berusaha untuk tidak melengkungkan senyumnya. Bisa kegeeran nanti dia!
"Lampu hijau, jalan!" Seru Mitha dengan wajah judesnya. Menghentikan nyanyian Bima yang berpotensi membuat kepekaan Mitha terhadap musik mati.
Innova Bima bergerak maju. Bima terlihat tersenyum simpul. Bukanya mengganti lagu dengan yang Mitha Minta, Bima justru melanjutkan senandungnya dengan lagu yang tetap terputar dari USB-nya.
Hai Tayo, hai Tayo, dia bis kecil ramah
Melaju, melambat, Tayo selalu senang
Jalan menanjak, jalan berbelok
Dia selalu berani
Meskipun gelap dia tak sendiri
Dengan teman, tak perlu rasa takut
AAARRRGGHHH!!!!! Pramitha kamu naik apa sih!? odong-odong? Mitha mendengkus kencang. Lelah memang mengharapkan dokter anak ini waras meski hanya sesaat saja!
"Dokter Bima, please!" Mitha menggerang kesal
"Say my name!" Goda Bima yang masih asik mengemudi sambil tetap bersenandung lagu anak itu.
"Dokter Bima!"
"My name, girl!" Balas Bima santai dengan seringai mengejeknya.
"Bima! Arrgghh!!!"
Bima tertawa kencang, terbahak. Wanita disampingnya ini tampaknya lapar. Bima suka menggoda Mitha. Ia selalu mampu memberikan ekspresi yang membuat Bima jadi bergairah. Bergairah untuk menjadi gila.
"Apa yang salah dengan lagu Tayo? dia menyemangati kita untuk selalu senang dan berani."
"Aku bukan anak kecil yang butuh lagu hanya untuk menjadi berani!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pramitha's Make Up ( Sudah Terbit )
RomanceSudah terbit dan dihapur sebagian. Dapatkan versi cetak Pramitha's Make Up di Grassmedia Grup atau Lotus Publisher. Pramitha geram kala dirinya selalu diejek dan diragukan kemampuannya dalam bekerja oleh Dokter Pengganti di Rumah Sakitnya, hanya k...