14. SELF REMINDER

85 36 19
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca

Happy reading guys!

☆☆

Mungkin liburan semester ini cukup untuk mengobati kesedihan dan menstabilkan emosinya beberapa minggu lalu. Saat itu, hari-hari yang cukup berat bagi Aqila. Dan banyak menguras tenaga.

Taruko Cafe & Resto. Siapa yang tidak tahu tempat ini, salah satu cafe tersohor di Sumatera Barat dengan interior klasik yang kental dengan bagunan khas masyarakat minang dan pemandangannya. Gadis itu duduk dengan sesekali menyeruput kopi pesanannya. Kepulan asap dari minuman itu, membawa aroma nikmat khas yang merilekskan. Lokasi santai di depan cafe menjadi posisi yang pas bagi Aqila menikmati keindahan yang akan membuatnya menjadi de javu dan merindukan suasana ini.

Hamparan bukit hijau asri terbentang luas di hadapannya. Disisi kirinya lebih kurang 20 meter, tampak sungai kecil dengan bebatuan. Karena, hujan semalam membuat laju debit airnya bertambah hingga suara aliran yang melewati sela bebatuan di sana, terdengar cukup jelas. Kabut pagi menyelimuti setiap tebing ngarai di sana, kini tempat itu seperti negeri di atas awan. Aqila tak menyia-nyiakan kesempatan, Ia mengambil ponsel dan mengabadikan beberapa gambar. Hanya, berjaga-jaga jika suatu saat mungkin ada hal yang membuatnya lupa atau tidak bisa berkunjung lagi ke tempat ini.

"Udah kelar belum semedinya?"
Arsen menghampiri Aqila yang pandangnya tak lepas dari alam yang selalu membuatnya jatuh hati.

"Belum,"

Arsen tertawa kecil, lalu mengusap gemas puncak kepala adiknya itu.

"Habis ini mau kemana?"

"Terserah deh, yang penting bisa nyembuhin ini," Aqila menunjuk hatinya.

Alan mencibirkan bibirnya.

"Style bolehlah batman, tapi hati hello kity."

"Ini," Aqila menunjuk jantungnya, "Bukan baja."

Arsen hanya mengangguk, sudah dua kali dia mendapatkan kabar adiknya berubah menjadi Hulk. Meski kabar yang pertama, Ia dapat dari Bella yang keceplosan saat Arsen di Malang. Tepatnya, waktu kencan yang langka mereka dapatkan.

Flashback On

"Gak terasa, besok udah balik aja."

Arsen yang mendengar pernyataan Bella terkekeh. Tak mudah memang menjalani hubungan jarak jauh seperti ini. Terkadang hal sepele bisa menjadi besar jika tak tanggap mengatasinya. Cobaan juga cukup berat. Terutama kehadiran orang pengganti di antara keduanya. Beruntung Bella bukan tipikal cewek yang bawel dan suka menuntut. Kesabarannya yang membuat Arsen tak bisa menemukan hal itu di wanita lain. Terutama tulus menyayangi keluarganya. Terkhusus menjaga Aqila.

"Kalo ada kesempatan waktu luang, bakal mampir lagi ke sini, Ibu sama Bapak gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah, mereka baik. Mereka titip pesen, nanyain kapan mau main ke sana?"

"Udah nagih aja kayaknya." Arsen menaik turunkan kedua alisnya.

"Ikh, bukan itu. Silaturahmi aja."

"Jadi, gak mau ni?" tanyanya mencoba menggoda Bella. Pipi gadis itu menjadi memerah seperti kepiting rebus dan mencubit pergelangan tangan Arsen. Arsen terkekeh geli, sudah lama Ia tak melihat senyum manis dari bibir yang ranum itu, karena malu. Yah, Bela selain penyabar juga memiliki sifat pemalu.

"Ada si biru tu. Mau?" Arsen menunjuk boneka doraemon ukuran besar di salah satu tempat permainan di pasar malam. Bella mengangguk senang. Sifat manjanya membuat Arsen ingin menelannya. Gemas.

OXYGENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang