Sakura duduk di ruang tamu sambil menonton TV sementara Syaoran tampak sibuk memasak sendirian. Sakura sebenarnya ingin membantu tapi Syaoran melarangnya karena dia tamu padahal sebenarnya dia ingin belajar masakan Hongkong dari Syaoran. Tapi karena Syaoran melarangnya akhirnya dia diam saja sambil menonton acara TV kesukaannya.
"Syaoran."
Ujar Sakura yang memecah keheningan di antara mereka yang di jawab gumaman oleh Syaoran karena dia sedang sibuk memotong bawang.
"Hm?"
"Kau tinggal sendirian di sini?"
Syaoran memasukkan bawang Bombay itu kedalam wajan dan memberinya bumbu kering dan menumisnya hingga harum.
"Iya, memangnya kenapa?"
Tanyanya sambil mulai mengiris daging sapi dan paprika yang tampak Sakura perhatikan dari jauh.
"Bukan apa-apa, kau tidak kesepian?"
"Yah memang agak sepi tapi aku merasa di sini lebih tenang di bandingkan di rumah."
Jawabannya jujur sambil memasukkan daging sapi dan paprika itu kedalam wajannya dan mulai membolak-balikkannya sesekali.
"Ah... Apa kau punya saudara yang menyebalkan?"
"Tepat sekali, aku punya empat kakak perempuan yang menyebalkan dan seorang sepupu yang selalu nempel padaku kemanapun aku pergi."
Sakura ingat dengan keempat kakak Syaoran yang muncul dalam Card Captor Sakura the movie. Mereka bahkan tidak segan-segan untuk menggoda kakaknya dan Yukito di hadapannya dan mereka juga suka sekali menjahili Syaoran. Lalu ada lagi Meiling, dia tunangan Syaoran sekaligus sepupunya yang selalu nempel dengannya dan mengikuti Syaoran kemana-mana. Mengingat kelima orang itu diam-diam Sakura menghela nafas. Pantas saja Syaoran memilih tinggal sendirian di sini.
"Aku sungguh prihatin padamu, untung aku hanya punya kak Touya meski dia terlalu over protective padaku."
Memikirkan punya empat kakak yang sifatnya mirip dengan Touya Sakura sudah malas. Mengatur satu saja sudah susah apalagi empat?
"Tidak apa-apa tidak memberi tahu keluarga mu?"
Tanya Syaoran yang tampak sudah menyelesaikan masakan pertamanya dan meletakkannya di atas meja dan tampak mulai membuat salad. Kali ini karena tidak tahan Sakura menghampirinya dan membantu mengiris sayuran itu.
"Hei kan aku sudah bilang kau tidak perlu membantuku."
Protesnya melihat Sakura sudah merebut pisau dari tangannya dan mulai memotong kol di atas alas kayu.
"Tapi tanganku gatal ingin membantumu, kau kan sudah memasak biar aku yang selesaikan ini."
"Baiklah."
Mendengar perkataan Sakura dia menghela nafas dan berganti duduk di meja makan duluan menunggu Sakura.
"Ayahku pergi dinas kalau kakak dia pergi ke rumah kak Yukito lagi pula kalau aku tidak ada kak Touya pasti mengira aku sedang pergi menangkap kartu lagi dan dia tidak akan mencariku."
"Oh iya, dia tahu ya?"
Syaoran baru ingat kalau kakak Sakura tahu tentang hal ini, itu artinya semalam apapun dia pulang itu tidak masalah untuk Sakura karena kakaknya pasti akan membantu Sakura untuk menutupinya dari ayahnya.
"Tapi untuk apa dia menginap di rumah yukito?"
"Ah itu, katanya sebentar lagi ujian jadi dia menginap di sana tapi aku yakin itu hanya alasan."
Sakura tahu kakaknya pasti mau mangkir lagi dari giliran bersih-bersihnya untuk membuatnya kesal, lagi pula ujian itu Minggu depan dan sejak kapan kakaknya serajin itu? PR saja kadang dia tanya pada Sakura, yang memberikan soal latihan untuk ujian tengah semester juga Sakura, kurang baik apa dia pada kakaknya yang sering membuatnya kesal ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't change (Editing Process)
FantasiaY/N L/N di diagnosa mengidap leukemia dan umurnya tinggal tiga bulan lagi. Meski begitu dia tersenyum dan menjalani sisa hidupnya dengan tenang karena tidak ingin memiliki penyesalan setelah meninggal. Di detik-detik terakhirnya saat dia terfikir se...