Chapter 20: Suatu saat nanti (edited)

315 30 21
                                    

Di perpustakaan keluarga Li, Syaoran membaca berbagai macam buku yang ada di sana. Buku-buku itu tidak boleh ia bawa keluar perpustakaan jadi ia membaca di sana selama berjam-jam dengan ibunya yang memberikan arahan saat ia butuhkan. Syaoran lelah tapi dia tidak berhenti hingga akhirnya ibunya menyuruh Syaoran istirahat saat waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Dia menuruti ibunya dan pergi langsung ke kamarnya karena sudah kelelahan. Namun ia sudah janji untuk menghubungi Sakura lewat vidio call jadi ia akan vidio call dengan sakura sebentar sebelum tidur.

"Syaoran!!"

Mendengar suara seseorang yang ia kenali Syaoran menengok ke samping melihat Meiling yang sepertinya baru selesai makan malam keluar dari ruang makan. Syaoran menghela nafasnya, ia memang ingin bicara dengan Meiling tapi tidak sekarang. Dengan wajah yang tampak letih diapun berkata.

"Bisa kita bicara besok Meiling? Aku lelah."

Melihat Syaoran terlihat benar-benar butuh istirahat Meiling akhirnya mengangguk setuju dan membiarkan Syaoran pergi ke kamarnya. Wei keluar dari dapur dan tampak membawa makanan, segelas air putih dan susu yang sudah di campur madu untuk Syaoran. Sakura memberi tahu kesukaan baru tuan mudanya untuk minum susu dengan madu sebelum tidur beberapa waktu lalu jadi hari ini dia membuatkannya.

"Apa itu mau di antar ke kamar Syaoran?"

Wei melirik arah Meiling. Ia tahu apa yang ada di fikiran gadis itu. Dia pasti berniat untuk membawakan makanan Syaoran ke kamarnya. Ia tidak keberatan di bantu tapi... Ia takut Syaoran sedang bicara dengan sakura saat ini... Kalau Meiling lihat dia akan tersakiti dan Wei tidak mau hal itu terjadi.

"Iya nona, anda lebih baik menunggu di kamar yang sudah saya siapkan untuk anda. Saya takut tuan muda tidak ingin di ganggu saat ini."

"Aku tahu tapi aku khawatir padanya... Syaoran tidak biasanya bersikap seperti itu..."

"Tenang saja nona Meiling, tuan Syaoran tidak akan apa-apa. Dia hanya punya banyak masalah belakangan ini dan latihannya dengan guru barunya di Jepang juga tidak mudah. Anda harus mengerti. Tuan Syaoran akan bicara pada anda besok seperti yang ia janjikan sebelumnya."

"Baiklah kalau begitu..., aku akan pergi ke kamarku Wei."

"Kalau begitu saya permisi nona Meiling."

Wei pergi ke kamar Syaoran dan masuk kedalam setelah Syaoran terdengar mengizinkannya untuk masuk. Namun berbeda dengan Meiling gadis itu tidak pergi ke kamarnya dan malah menguping pembicaraan Syaoran dan Wei di dalam namun ia malah mendengar suara lain dari kamar Syaoran suara anak perempuan.

***

Sementara itu di saat yang sama Sakura sedang berada di kamarnya di villa keluarganya dan melakukan vidio call dengan Syaoran ketika Wei terlihat masuk ke kamar Syaoran.

"Halo Wei san."

Sapanya sambil tersenyum membuat Wei tampak ikut tersenyum kepadanya.

"Halo juga nona Sakura, bagaimana liburan anda di sana?"

Tanyanya, Wei bersyukur dia tidak membiarkan Meiling untuk mengantarkan makan malam Syaoran. Kalau di biarkan Meiling akan lebih tersakiti dari sekarang.

"Menyenangkan, aku bermain dengan kakekku seharian. Kami main tenis bersama hari ini."

Ujarnya dengan ceria seperti biasanya, sementara Syaoran agak penasaran dengan kakek yang Sakura maksud. Selama ini ia tidak pernah tahu anggota keluarga Sakura yang lain selain ayah dan kakaknya serta Tomoyo, dan Sonomi san. Seperti apa kakek Sakura?

Won't change (Editing Process)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang