"Jadi si bocah dari dimensi lain datang dan mencoba melukaimu?"
Tanya Touya sambil merapikan rambut adiknya di halaman dengan Syaoran yang memperhatikan mereka sambil duduk di teras rumah. Ia sudah mendengar penjelasan mereka berdua dan dia tidak suka rambut adiknya yang panjang jadi harus di potong sependek ini karena 'tidak sengaja' terpotong oleh Syaoran yang datang dari dunia lain ketika ia berniat membunuh Sakura. Berfikir adiknya bisa saja mati membuatnya merasa marah, sudah cukup ia kehilangan ibunya ia tidak mau kehilangan adiknya juga.
"Sudahlah kak lagi pula dia di kendalikan oleh orang lain, dia tidak mau menyerangku."
Dia menghela nafas mendengar perkataan adiknya. Adiknya itu masih saja membela laki laki itu meskipun dia yang salah, tapi jika itu benar siapa yang mengendalikan Syaoran yang lain? Sakura tidak memberi tahukan apapun padanya tapi ia tahu Syaoran yang selalu menempel pada adiknya tahu sesuatu. Adiknya itu lebih banyak menyimpan rahasia padanya dari pada Syaoran dan hal itu membuatnya agak kesal.
"Hei bocah kenapa kau tidak menolong adikku?"
"Aku mau tapi sulit menolongnya dengan jarak mereka yang seperti itu. Posisi Sakura dan aku yang lain terlalu dekat dan aku tidak mau Sakura ikut terluka."
Penjelasan Syaoran masuk akal untuknya melihat Syaoran tidak terlalu kuat saat ini. Syaoran yang menyayangi adiknya pasti juga ingin melindunginya tapi dia tidak bisa dia pasti juga merasa kesal pada dirinya sendiri dan menyalahkan dirinya.
"Tidak apa-apa Li aku juga tidak mau kau menyakitinya. Kalau kau melakukan itu aku pasti akan melindungi dia."
Perkataan adiknya membuatnya merasa agak kesal tapi melihat Syaoran tampak cemburu membuatnya ingin tertawa. Dia cemburu pada seseorang yang sebenarnya adalah dirinya sendiri bukankah itu benar-benar lucu?.
"Kenapa?..."
"Kau pikir kenapa?"
Sakura tidak menjawab pertanyaan Syaoran karena jawabannya sudah sangat jelas. Ia melihat wajah Syaoran memerah karena tahu apa yang dia maksud, Sakura melirik sekilas ke arah kakaknya melihat dia tampak kesal karena dia juga tahu apa yang di maksud oleh Sakura. Sangat jelas kalau itu karena ikatan mereka, Sakura dan Syaoran tidak akan bisa membunuh satu sama lain apapun yang terjadi dan malah akan saling melindungi. Jika ada orang yang berniat melukai Syaoran maka Sakura tidak akan segan untuk mengorbankan dirinya sendiri begitu pula dengan sebaliknya. Tapi Syaoran akan melakukan apapun jika nyawa Sakura sudah jadi taruhannya, dia bahkan rela mengotori tangannya sendiri hanya untuk keselamatan Sakura.
"Yang pasti aku bersyukur kalian selamat. Dan kau Li, kau sudah mendapatkan pelajaran dari kejadian ini. Mulai sekarang kau tidak boleh lengah lagi. Jika aku memiliki kekuatan sihir sama sepertimu aku mungkin juga sudah membantu adikku tapi sayangnya aku tidak punya. Jadi jaga adikku yang benar jangan sampai dia terluka mengerti?"
Tanyanya sambil menyentil dahi Syaoran.
"Aku mengerti."
Gumamnya sambil mengusap dahinya yang di sentil cukup keras oleh Touya.
"Nah sudah selesai Sakura."
Ujar Touya sambil masuk kedalam rumah untuk meletakkan peralatan memotong rambut yang ia pakai tadi ke dalam rumah sementara Sakura melihat pantulan dirinya sendiri pada cermin tangan yang ia bawa. Rambutnya sekarang sudah di potong pendek mirip saat ia masih kecil dulu. Gadis itu menengok kepada Touya dan tersenyum padanya.
"Terimakasih kak Touya."
Ia melihat Touya kembali sudah memakai jaket kulit sambil memakai helmnya dan keluar dari garasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't change (Editing Process)
FantasiY/N L/N di diagnosa mengidap leukemia dan umurnya tinggal tiga bulan lagi. Meski begitu dia tersenyum dan menjalani sisa hidupnya dengan tenang karena tidak ingin memiliki penyesalan setelah meninggal. Di detik-detik terakhirnya saat dia terfikir se...