Malam harinya semua murid tampak menyalakan api unggun di halaman sekolah dan musik terdengar mengalun dari pengeras suara. Beberapa murid tampak saling berpasangan menari mengintari api unggun. Syaoran dan Sakura duduk bersebelahan sambil berargumen sementara Yukito tampak bicara dengan Touya dan Fuyuki sebelum pulang sendiri. Touya dan Fuyuki kemudian kembali ke dalam gedung setelah Yukito pergi untuk mengganti pakaian mereka. Kurogane melihat Tomoyo tampak duduk sambil menatap orang-orang yang sedang menari iapun bangun dari posisinya dan mengulurkan tangannya pada Tomoyo.
"Putri Tomoyo."
Tomoyo yang mendengar namanya di panggil langsung menatap Kurogane yang sudah berada di hadapannya saat ini.
"Mau menari?"
Tomoyo tertawa kecil, iapun menerima ajakan Kurogane dan keduanya mulai berdansa bergabung dengan para murid SMA Seijou yang sedang menari juga. Melihat Kurogane tampak mengajak Tomoyo berdansa diapun beralih menatap Sakura dan memegang tangannya.
"Sakura kenapa kau diam saja?"
Tanya Syaoran sambil menatap Sakura yang dari tadi hanya diam sambil menatap para murid yang berdansa di sekitar api unggun.
"Aku memikirkan apa yang kau katakan padaku tadi."
Syaoran memberitahunya sesuatu yang mengejutkan tadi dan memikirkan sisi negatif dan positif dari keadaan ini. Namun setelah memikirkan ada lebih banyak keuntungan dari situasi yang di hadapinnya saat ini ia tampak tersenyum.
"Kita bicarakan hal itu nanti dengan kakakmu, sekarang bagaimana kalau kau berdansa denganku putri Sakura?"
Sakura menengok ke arah Syaoran, wajah Syaoran tampak agak memerah membuat Sakura tertawa kecil.
"Tentu aku mau."
Keduanyapun berdiri dan bergabung dengan yang lain sementara Fuyuki dan Touya masih berada di kelas belum mengganti pakaian mereka. Fuyuki menatap murid lain yang tampak menari sementara Touya tampak menatap adiknya yang tampak menari dengan Syaoran membuat Fuyuki tertawa kecil melihat kelakuannya.
"Touya berhenti menatap mereka seperti itu."
Meski ia mendengar perkataan Fuyuki Touya tetap saja menatap Syaoran dengan tatapan dingin membuat Syaoran yang sedang berdansa dengan Sakura merinding merasakan tatapan Touya padanya.
"Tapi aku tidak suka mereka dekat-dekat Fuyuki."
Fuyuki berdecak melihat kelakuan Touya iapun menarik tangan Touya untuk duduk di salah satu meja dengannya dan memberikan minuman padanya.
"Berhenti bersikap kekanakan lagipula mereka manis saat bersama jadi jangan ganggu mereka."
Touya tampak mengambil minuman yang Fuyuki berikan padanya dan meminumnya. Entah mengapa ia tidak bisa menolak permintaan Fuyuki, dia mungkin tidak tahu tapi Fuyuki tanpa sadar sudah membuat Touya benar-benar takluk padanya.
"Baik ratuku, jadi bagaimana kalau kau berdansa denganku di sini?"
"Eh lagunya kan tidak ada."
Touya mengambil handphonenya dan menyalakan lagu untuk menari waltz dari handphonenya melihat kelakuan Touya Fuyuki tertawa kembali. Dia sudah mengatakan kata itu dua kali dan dua kali pula Touya berdansa dengannya hari ini. Iapun menerima uluran tangan Touya dan keduanya mulai berdansa bersama-sama sambil mengobrol.
"Ternyata kau bisa romantis juga."
Ujar Fuyuki sambil tertawa kecil.
"Tentu aku bisa, tapi aku melakukannya hanya untukmu ratuku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't change (Editing Process)
FantasyY/N L/N di diagnosa mengidap leukemia dan umurnya tinggal tiga bulan lagi. Meski begitu dia tersenyum dan menjalani sisa hidupnya dengan tenang karena tidak ingin memiliki penyesalan setelah meninggal. Di detik-detik terakhirnya saat dia terfikir se...