Chapter 5: Dugaan (edited)

548 50 6
                                    

Pernyataan Sakura membuat Syaoran dan Cerberus terkejut. Tentu saja karena Sakura tidak seharusnya mengingat kejadian di masa lalunya setelah dia berengkarnasi. Ingatannya seharusnya sudah terhapus secara permanen tapi berbeda dengan Sakura. Hal ini menjelaskan segalanya. Sifat dewasanya, kesabarannya, dan sikapnya yang kelewat tenang untuk ukuran seorang anak kelas empat SD.

"Aku punya banyak pertanyaan saat ini sekarang."

Ujar Syaoran sambil menatap gadis di hadapannya itu. Sakura dengan santainya memasukkan kubis kedalam mulutnya kemudian mengubahnya dan menelannya sebelum kemudian menjawab.

"Aku tidak keberatan di tanyai."

"Baiklah pertama berapa umurmu saat kau meninggal dan kenapa?"

Sakura berfikir jika itu bukan satu pertanyaan tapi dua sekaligus, dia tidak mempermasalahkannya dan menjawabnya dengan tenang.

"Aku meninggal karena leukemia, saat itu usiaku enam belas tahun."

Leukimia? Dia sakit?. Kalau begitu apa mungkin dia menghabiskan waktunya di rumah sakit? Tapi itu berarti... Sebenarnya dia lebih tua dari Syaoran?

"Sebentar jadi secara teknis umurmu sudah."

Sakura memotong perkataan Cerberus sebelum dia menyelesaikan perkataannya.

"Yup umurku sudah dua puluh lima tahun secara mental."

Keduanya kembali terkejut mendengar kenyataan ini.

"Jadi alasan kenapa kau tidak memperhatikan guru adalah-"

Sakura kali ini kembali memotong perkataan Syaoran.

"Itu karena aku sudah tahu apa yang di ajarkan di sekolah. Tapi aku tidak mau mencolok jadi dengan sengaja aku membuat beberapa kesalahan saat ujian yah meskipun pada akhirnya aku tetap di peringkat pertama setiap tahun. Jujur itu menggangguku."

Ujarnya sambil menghela nafas mengingat 'perhatian spesial' yang di berikan kepada semua orang padanya. Syaitan menatap sakura seakan ia baru saja melihat makhluk paling aneh yang pernah dia temui.

"Aku tidak percaya ini..."

Sakura tampak tidak mempermasalahkannya dan dengan santai menjawab.

"Yah kak Touya juga dulu kaget saat aku memberitahukannya."

Keduanya tentu makin kaget mengetahui hal ini. Cerberus sekarang sadar, pantas saja Toh ya memperlakukan Sakura seperti anak seumurannya dan kadang menanyakan PR pada Sakura ketika ia tidak terlalu faham. Jadi itu alasannya!! Tapi kenapa Sakura baru memberitahunya sekarang?!!

"Hah? Kakakmu tahu tapi kau baru memberitahuku sekarang?!!"

Sakura menghela nafas dan menatap Kerok dengan tatapan datar.

"Aku mencari kesempatan yang tepat untuk menceritakannya. Tapi setiap aku mau menceritakannya padamu kau malah sudah tidur atau terlalu asyik main game dan tidak mendengarkanku sama sekali."

Kata-kata Sakura membuat Syaoran menatap Cerberus yang tertawa paksa pada mereka dengan tatapan datar juga. Entah kenapa dia tidak terkejut dengan hal itu. Kalau di fikir-fikir jangan-jangan kartu-kartu itu kabur karena dia ceroboh dan malah ketiduran. Kalau itu benar dia akan menarik pipi boneka itu nanti. Bisa-bisanya dia membuat Sakura dan dirinya kerepotan.

"Kau meninggal karena sakit, apa kau menghabiskan waktumu di rumah sakit?"

Tanya Syaoran yang di balas celengan oleh Sakura.

"Tidak, ketika dokter bilang aku sudah tidak bisa selamat aku menghabiskan waktuku bersama orang tua dan teman-teman ku. Bahkan aku kembali ke sekolah. Setelah itu aku meninggal dan tahu-tahu aku sudah dalam pelukan ibuku, Nadeshiko yang saat ini sudah meninggal."

Won't change (Editing Process)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang