"Wah villanya indah!!"
Ujar Sakura sambil tersenyum menatap sebuah villa keluarga di depannya. Dia sudah pernah melihat villa ini sebelumnya di anime tapi melihat sendiri rasanya benar-benar berbeda.
"Syukurlah kau menyukainya Sakura san, Touya bagaimana Fuyuki san?"
Tanya Fujitaka. Sakurapun beralih menatap kakaknya yang tampak menggendong kakak iparnya di punggungnya dengan Yukito yang membukakan botol air dan membantu Fuyuki untuk minum.
"Fuyuki kau sudah tidak apa-apa?"
Setelah selesai minum Fuyuki tampak mengangguk kecil.
"Aku tidak apa-apa, aku memang mudah mabuk kendaraan."
Sakura merasa kasihan pada kakak iparnya ini. Touya mengajak Fuyuki ikut karena gadis itu sendirian di rumahnya dan tidak berencana untuk menemui orang tuanya saat liburan karena orang tuanya liburan berdua ke Osaka tanpa memberitahunya. Untung saja gadis itu belum membeli tiket ke Fukuoka.
Tapi yang di luar dugaan ternyata Fuyuki mudah mual saat bepergian menggunakan mobil. Dari tadi dia terus mengeluarkan isi perutnya di mobil membuat kakaknya sebagai suami siaga membantunya dengan memberinya kantung untuk muntah dan mengikat rambut Fuyuki yang panjang. Tanpa jijik kakaknya itu juga mengusap-usap punggung Fuyuki dan melap mulutnya dengan tisu. Sepanjang jalan dia terus minta maaf pada Touya tapi kakaknya berkata kalau itu bukan salah.
Hal ini membuatnya geleng-geleng kepala. Kakaknya itu benar-benar pilih kasih!!. Kalau hal seperti ini terjadi padanya Touya pasti akan meledeknya!!. Sayang Syaoran tidak bisa ikut dengannya karena dia harus pergi ke Hongkong. Setelah ini mungkin lebih baik dia menghubungi Syaoran dengan Video call. Melihat kakaknya bersama Fuyuki ia jadi sedikit merindukan Syaoran.
"Sakura san lebih baik ke kamar duluan."
"Eh? Apa tidak apa-apa? Kak Fuyuki sepertinya agak repot."
Tanyanya tidak yakin sambil menatap kakak iparnya yang saat ini tampak di gendong kakaknya ke kamarnya.
"Tidak apa-apa, kan ada Touya dan Yukito. Lebih baik kau masuk duluan."
Mendengar perkataan ayahnya Sakura tersenyum.
"Kalau begitu, aku akan mengabari Syaoran!"
Fujitaka mengangguk dan Sakurapun berlari kecil masuk kedalam rumah dan pergi ke kamarnya. Iapun membereskan barang-barangnya dan mengeluarkan cerberus yang sedang tertidur dari dalam tasnya ke atas tempat tidur, memajang foto ibunya di meja kecil tepat di sisi tempat tidurnya dan mengeluarkan laptopnya.
Iapun menyalakan koneksi internetnya dan membuka aplikasi vidio call dan menghubungi rumah Syaoran di Hongkong. Di saat yang sama Syaoran belum sampai namun panggilan vidio call Sakura di angkat oleh Wei. Melihat Wei mengangkat panggilan vidio callnya Sakura tersenyum kepada Wei.
"Halo Wei san."
Mendengar sapaan sakura Wei tampak tersenyum ramah kepadanya.
"Halo nona Sakura, tuan muda masih belum sampai. Pesawatnya baru akan sampai dua jam lagi."
Mendengar hal itu Sakura tentu langsung memeriksa jadwal sampai pesawat yang di naiki Syaoran dan benar saja pesawat yang di tumpangi olehnya memang masih belum mendarat. Menyadari hal itu Sakura tertawa kecil.
"Sepertinya aku salah lihat jadwal. Kalau begitu aku akan menghubungi lagi nanti."
"Tidak apa-apa nona Sakura, kebetulan Madam bilang ingin bicara dengan anda. Biar saya panggilkan Madam, tunggu dulu sebentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't change (Editing Process)
خيال (فانتازيا)Y/N L/N di diagnosa mengidap leukemia dan umurnya tinggal tiga bulan lagi. Meski begitu dia tersenyum dan menjalani sisa hidupnya dengan tenang karena tidak ingin memiliki penyesalan setelah meninggal. Di detik-detik terakhirnya saat dia terfikir se...