Di saat yang sama Sakura sedang duduk di ruang tamu bersama Syaoran dan Cerberus sambil minum teh. Setelah festival sekolah SMA Seijou selesai dan pernikahan kakaknya yang tiba-tiba semuanya kembali normal. Sakura memikirkan kartu float yang masih belum muncul. Yang jadi masalah adalah dalam anime kartu float muncul saat Cerberus kabur dari rumah dan bertemu dengan seorang anak kecil. Anak itu manis dan Sakura sebenarnya ingin bertemu dengan anak itu tapi karena dia sudah mengubah cerita yang seharusnya terjadi tidak terjadi. Meski Kero pemalas dan kerjanya kebanyakan tidur makan dan main game dia cukup penurut dan saat Sakura memintanya untuk tidak lakukan sesuatu tidak akan dia lakukan. Dia juga sudah punya kamar sendiri di dalam laci meja belajar sakura di mana dia bisa tidur sesukanya jadi dia tidak mungkin marah hingga kabur seperti itu.
Dia mulai berfikir bagaimana kartu itu muncul. Anak itu di buat terbang oleh kartu float setelah dia bilang kalau ayahnya ada di surga dan ia berharap bisa pergi menemui ayahnya di langit mengawasinya. Apa mungkin keinginan yang kuat bisa memunculkan kartu Clow? Tapi saat kejadian kartu sword Rika sepertinya tidak memikirkan apapun saat mengambil brosnya. Lalu kenapa?"Hei Sakura."
Mendengar Cerberus memanggil namanya Sakura menengok, melihat Kero yang tampak terbang sambil memegang biskuit yang sudah setengah habis dan berdiri di atas meja.
"Hm?"
"Kau melamun lagi, ada apa?"
Tanya Syaoran yang kemudian meminum teh di hadapannya sambil membaca salah satu buku tua yang ia ambil dari perpustakaan atas seizin ayah Sakura. Dia sudah meminta izin pada ayah Sakura untuk membaca buku-buku di perpustakaan rumahnya. Ayah Sakura tentu setuju dengan mudahnya membiarkan dia membaca buku dari perpustakaan itu sepuasnya. Ini sudah buku ke lima dan Syaoran masih membaca dengan sesekali bertanya kepada Sakura jika ada kata-kata yang tidak dia mengerti. Yang membuat Sakura terkejut adalah Syaoran ternyata sangat pintar. Setelah di beri arahan olehnya dia bisa langsung membaca buku-buku kuno yang awalnya tidak dia mengerti tulisan bahkan bahasanya tampa masalah sedikitpun. Fujitaka yang melihat bakat terpendam Syaoran secara langsung juga kagum dan menawarkan Syaoran untuk menjadi murid khususnya jika seandainya suatu saat nanti dia tertarik untuk menjadi arkeolog juga seperti dirinya. Tentu Syaoran setuju tanpa pikir panjang dan hal itu membuat keduanya semakin akrab. Tapi hal itu membuat Sakura lega karena mimpi buruk Syaoran mulai berkurang karena dia terus menyibukkan dirinya mempelajari berbagai macam bahasa baru yang di ajarkan oleh ayah Sakura padanya membuat otaknya sibuk dan berhenti memikirkan mimpi buruk berulang yang selama ini di alami Syaoran. Sakura tersenyum melihat Syaoran yang tampak berkutat dengan bukunya namun masih bisa menyadari kalau dirinya melamun.
"Tidak, aku hanya penasaran bagaimana cara kartu clow menampakkan diri mereka. Sejauh ini yang kulihat kartu clow muncul untuk mengabulkan keinginan manusia dan ada juga yang muncul atas keinginan mereka sendiri secara acak. Tapi aku ingin tahu apa syarat yang harus di penuhi? Apakah orang yang memiliki clow card harus memiliki keinginan yang kuat untuk membuat clow card muncul? Tapi Rika tidak menginginkan untuk melukaiku saat dia menggunakan kartu Sword. Dia malah di kendalikan oleh kartu itu."
Mendengar hal itu Syaoran sadar yang di katakan Sakura benar. Seandainya mereka tahu kondisi seperti apa yang bisa membuat kartu clow muncul keduanya mungkin bisa mengumpulkan dan menangkap semua kartu clow dengan cepat. Tapi sayangnya dia juga tidak tahu membuat dirinya menghela nafasnya.
"Aku juga tidak tahu bagaimana kartu itu muncul. Kalau saja kita tahu kita bisa memancingnya untuk keluar."
Cerberus mengangguk setuju dan berkata.
"Iya benar, kartu Clow hanya melakukan sesuatu sesuai kehendak mereka saat mereka tidak memiliki tuan. Muncul dan menghilang seenak mereka dan melakukan apapun yang mereka inginkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't change (Editing Process)
FantasiaY/N L/N di diagnosa mengidap leukemia dan umurnya tinggal tiga bulan lagi. Meski begitu dia tersenyum dan menjalani sisa hidupnya dengan tenang karena tidak ingin memiliki penyesalan setelah meninggal. Di detik-detik terakhirnya saat dia terfikir se...