Grand Opening

20 3 2
                                    


Sementara itu..

Kembali di ruang Guru,
Satria memegang dan memastikan bajunya agak terasa kering dan Segera mengenakan nya kembali,
Suasana membuatnya terasa agak gugup lalu segera mengemasi ponsel serta headset nya dan bergegas keluar ruangan dan meninggalkan Siska yang masih menggulung kabel hairdreyer.

Terlihat bawaan ada yang tertinggal
"Eh kak Dompetnya ketinggalan, " Siska mengingatkan namun sudah Satria pergi jauh.

Satria memang sangat acuh dan pelupa apalagi masalah dompetnya namun lain hal jika ponsel yang ketinggalan pasti dia tidak akan lupa karena musik selalu akrab ditelinganya.

Siska mengantongi dompet tersebut setelah menata hairdryer memasukkan kedalam Almari di ruang guru lalu balik keluar menuju ke dalam kelas.

***

Setelah usai bubaran sekolah.

Suasana para siswa murid berjalan keluar sekolahan ramai di halaman lalu lalang mengeluarkan motornya.

"Mbum.. tin..tin.." Suara motor mendekati
"bro gue balik dulu, bye" ucap Satria menyapa ketiga orang anggotanya yang sedang berjalan kaki.

lalu segera menarik gas nya "mbuuuunnngggg..."

"Buset, mentang-mentang donatur lo" ucap lirih Bayu sambil melihat kepergian Satria.

Ditengah langkah kaki sepi pembicaraan.
"Ok, nanti acara kemana?" ucap Andra kepada Bayu dan Budi karena memang hari ini adalah week end.

"Liat grand opening " saran Budi sambil menatap Andra

"Memang kamu dapet undangan ?..., Bukan nya itu acara besar?...." jawab potong Andra

"Ga perlu undangan, langsung aja nyelonong masuk, kayak ga tau kita aja" ucap Budi sambil menepuk bahu Andra.

"Hahaha.. lu bisa aja.." Jawab senyum cerah Andra

***

Sementara itu sore hari di sebuah perkebunan sayur

Tampak seorang bapak
"Kiriman ke Pak Andri gimana ? Dia maunya di packing plastik jangan lupa Han" ucap Ayahnya Hana yang sedang membersihkan beberapa hasil panen perkebunan.

Gadis kecil ber rambut pendek sedang berdiri dari jongkok nya dari tumpukan hasil panen ladang.
"Haduh, butuh plastik ya, ok" Gumam lirih Hana sambil membasuh keringat di keningnya bersama membawa buku list mencatat stock hasil yang layak packing.

"Ting...ting...." suara ponsel diatas meja pesan masuk WA, Hana meletakkan sejenak buku nya lalu mengambil ponsel dan membukanya, Pesan masuk dari Sinta untuk menagih kembali hutang nya menemani diacara week end malam ini.

***

Malam hari pun tiba.

Nampak sebuah kafe dengan pelataran halaman yang luas dengan karangan bunga ucapan selamat atas Grand Opening berjajar memenuhi didepan pintu gerbang disertai kerlap kerlip lampu menjadikan malam itu semakin so sweet.

Dua kaki berjalan pelan
"Hei Hana" sapa Sinta menyambut kedatangan pengendara gojek sedang membonceng seorang gadis.

Hana turun lalu membayar ke mas gojek setelah itu segera bergegas mendekati Sinta "Hai Sin, oh ada acara ini to, ga bilang dari kemarin, kalau ini sih ga perlu lo ajak gue sih tetep aja mau, hehe" keduanya sambil berjalan menuju pintu masuk gerbang.

Melewati sebuah gapura selamat datang di kafe.

"Lha bukan nya kemarin sudah di pasang di mading sekolahan, masa kamu ga tau" langkah Sinta beriringan dengan Hana

"Elo bisa tahu ?.... Salut banget, Anak IPA gitu loh" sindir Hana sambil berpaling muka.

"Gue ga tau kalau itu ada di mading sebelum nya, kan gue sudah dapet undangan nya minggu kemarin, heheh..." Sinta mengeluarkan dua undangan di dalam tasnya memamerkan nya ke Hana.

"Wah, emang elo dapet dari mana Sin"

"Cie, kepo cieeee" senyum Sinta.

"Ah, udahlah ayo cari tempat duduk" ajak Hana segera berjalan memilih bangku di dalam kafe

***

Sementara itu di luar kafe

Tak lama berselang datanglah ketiga personil band Andra, Bayu dan Budi berjalan kaki beriringan

"Eh, gue ga salah kostumkan?" Sontak ucap Bayu menggunakan baju batik.

Andra dan Budi melongo melihat nya.

"Aduh ni anak siapa sih yang ngajak" ucap Andra bingung sambil menggaruk kepalanya.

"Udahlah ayo masuk" Ajak Budi sambil berkutat dengan ponselnya dan berjalan menuju pintu gerbang.

Langkah nya canggung beberapa orang mengumpat bibir nya.
"Tapi kenapa orang-orang pada ngeliatin gue sih" ucap Bayu risih.

"Haha , mungkin dikira lo nya lagi kondangan kali yak" canda Andra sambil menepuk punggung Bayu.

***

Setelah sampai di gapura selamat datang
"Maaf, silahkan undanganya di tunjukkan" ucap seorang berbody kekar mirip bodyguard menahan laju mereka untuk masuk kedalam.

Kebingungan gelimpungan
"Em, kita personil Band pak yang mau ngisi acara ini" alasan Budi kepada penjaga gerbang tersebut.

Tegas bodygard tersebut
"Tetap harus ada undangan mas, salah satu saja jika kalian ga punya..., Kita ga bisa semaunya mas..., harus ada konfirmasi dari kepala Event Organizer"

Sigap siaga sontak merogoh celananya
"Ok saya telefon kan ini Mas Erwin" Budi menunjukkan ponsel nya melakukan panggilan.

"Hallo mas...., ini saya di depan gerbang...., oke sebentar..." lalu Budi memberikan telfon nya ke petugas penjaga untuk berbicara dengan EO.

"Iya pak.., ok..., siap pak...." ucap penjaga tersebut sambil mengangguk pertanda lampu hijau telah menyala.

Setelah telfon di kembalikan ke Budi lalu "salah satu orang tahan KTP nya, nanti kalau acara sudah selesai bisa diambil kembali" Ucap pak penjaga pintu gerbang

Tangan Bayu bersandar di pundak Andra
"Ndra ayo, KTP lu aja"  mendorong nya pelan.

Tatapan nya muram
"Buset, yang ngajak kesini siapa yang jadi sandra siapa?" Keluh Andra sambil mengeluarkan dompet dan memberikan KTP nya ke penjaga tersebut.

"Hidup ditemukan dalam tarian antara keinginan terdalam anda dan ketakutan terbesar anda"

Tuluskah Cintamu Jika Tanpa Musik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang