Skinny Love

6 0 0
                                    


Ke empat remaja SMA tersebut duduk mendekati Andra dikala acara makan siang nya

"Eh, bingung gue mau ngomong apaan liat nasib lo jadi gini" Ucap Bayu sambil menepuk pundak Andra yang sedang melanjutkan acara makan siang.

"Ga apa lah, besok juga udah selesai" jawab Andra sambil meneguk minuman nya dan menata piring yang sudah kosong.

Beranjak dari tempat duduk dan membawa piring tersebut ke bak pencucian kedalam dapur yang terletak di sebelah ruang makan.

"Setelah itu lu sekolah lagi kan? Nge band lagi kan ?" Tanya Satria bernada agak keras karena saling berjauhan.

Andra mencuci beberapa piring sambil berfikir sejenak lalu datang mendekati mereka diruang makan "Entah lah, ga ada tantangan" ucap nya sambil meneguk minuman teh manis bikinan om Udin.

"Emang festival bukan tantangan ya" sahut Budi yang terus memperhatikan Andra

"Astaga !!! Kenapa Gue lupa" sontak Andra bersikap seakan kejadian lupa tersebut terlihat alami.

"Sejak kapan Lu jadi pelupa gini" Sahut Satria

"Lalu siapa yang jadi vokalis" celetuk Siska di tengah obrolan mereka yang menggantung gak ada kejelasan

"Aku mau jadi vokalis" Sahut Hana dari ruang depan masuk ke dalam tiba-tiba datang sepulang dari sekolah.

"Ayo kapan rencana latihan, minggu kan acaranya?, sekarang masih hari jumat, bukan nya masih ada waktu 3 hari" Hana banyak bicara kepada mereka sambil beranjak masuk ke dalam kamar meletakkan tas nya.

"Sebenernya ini kesempatan bagus Ndra, Dita ditunjuk sebagai juri" sahut Budi

"Nah, itu juga motivasi kan" imbuh Bayu

"Ya kita jangan meremehkan gitu meskipun itu Dita, jangan di buat gampang penilaian nya" jawab Andra pesimis.

***

"Glududukkkk.. glegerrrrrr" gemuruh halilintar memecah awan untuk meneteskan air hujan siang itu, dan tak lama kemudian hujan turun membasahi sekitar lokasi perkebunan.

"Waduh bener juga apa kata ayah Hana, dukun kali dia yak, hahaha..." celetuk Bayu menoleh keluar suasana hujan memang turun dan kebenaran telah terjadi prediksi oleh Pak Ayub.

"Hei kalian semua ayo ikut saya" ajak Pak Ayub datang mendekati mereka untuk menunjukkan sesuatu kejutan yang telah ter pendam selama ini

Ke lima anak remaja tersebut mengikutinya berjalan menuju ruangan paling belakang di dalam warehouse lalu membuka sebuah kamar seperti gudang penyimpanan barang bekas.

Setelah masuk ternyata banyak peninggalan sejarah alat musik yang digunakan Pak Ayub sewaktu muda jaman dahulu kala.

"Uwaaaahhhhh, kenapa Om ga pernah cerita" ucap terkejut Andra sambil memegang gitar yang penuh oleh debu.

"Karena aku sudah ga minat menggunakan alat ini lagi" jawab Pak Ayub sambil membuka kain penutup
"Mainkan jika kalian bisa memperbaiki itu semua" imbuh nya sambil berjalan keluar dan menyalakan tuas saklar listrik.

Beberapa lampu menyala menerangi dalam ruangan yang kotor penuh debu tersebut.

"Alat nya bagus bagus om, apa boleh ini di bagikan ke kita, hahaha.." ucap Budi setelah membersihkan beberapa alat musik.

"Eh, Lu masih aja kurang, bukan nya punya Dita tuh banyak" Balas Andra.

Satria membuka tudung penutup sebuah meja lalu terlihat sebuah piano tua lalu membuka tutup tuts nya.

"Dug.. tak dug dug.. cesstt" suara drum di tabuh oleh Budi.

"Harus di upgrade ulang semu ini kalau mau suara bagus" ucap Andra sambil melihat beberapa kabel yang terkena cacah tikus.

"Clappp" listrik pun padam bersama hujan yang masih lebat mengguyur area warehouse.

"Tlung.. tling.. tlungg" Suara intro piano yang dimainkan Satria menggema dari ujung ruangan.

"Come on skinny love just last the year, Pour a little salt we were never here.." Suara Hana menyahut di balik ruangan tengah

"Wah bagus nih Skinny Love by Birdy" ucap Siska melihat Hana bernyanyi menyahut permainan piano tersebut.

"I tell my love to wreck it all, Cut out all the ropes and let me fall.." Hana terus bernyanyi sambil melakukan aktivitas nya menata administrasi tapi masih terdengar jelas oleh mereka

"Come on skinny love what happened here, Suckle on the hope in lite brassiere.." bernyanyi sambil berjalan mendekati ruangan tempat gudang tersebut.

"My, my, my, my, my, my, my, my" Bait akhir nyanyian Hana sambil melangkah menampakkan dirinya di daun pintu masuk gudang.

"Plok..plok.." Tepukan hangat dari Bayu dan mereka semua mengikuti.

"So sweet.. jadi pengen punya suara kayak kak Hana, hehehe..." celetuk Siska di samping Satria.

"Hemmm....." Jawab Satria sambil memipihkan bibirnya

"Belajarlah jujur pada diri sendiri, lakukan apa kata hati, sehingga kamu tidak perlu lagi menyembunyikan apapun dalan hidupmu"

Tuluskah Cintamu Jika Tanpa Musik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang