Dan kemudian hari nya di sebuah perkebunan dengan luas lahan kurang lebih satu hektar untuk pertanian kubis dan separuhnya untuk rumah kaca dengan berbagai macam tanaman seperti cabai, brokoli dan stowbery.
Perkebunan tersebut milik Bapak Ayub yaitu Ayahnya Hana, seorang bapak berusia sekitar 55 tahun dan memiliki 5 pegawai untuk membantu mengolah perkebunan tersebut.
Di lain tempat seorang paman menyiapkan minuman segelas jamu beras kencur yang biasa setiap pagi dihidangkan kepada Hana.
Paman nya yang bernama Syaifudin panggilan nya Udin paman yang berusia 40 tahun ini adalah adik kandung dari mendiang istri Bapak Ayup.***
Dengan menggunakan Topi petani dan membawa sebatang sabit Om Udin beranjak menjenguk Hana yang tengah berkutat di tengah perkebunan sayur.
Bersarung tangan berjalan di pematang
"Sarapan dulu Han, udah tinggal aja biar tak lanjutkan, hari sudah mulai panas" ucap Om Udin seraya jongkok untuk mencabuti rumput sekitar tanaman kubis nya.Hana yang sedang memegang sabit dan cangkul kecil segera melepaskan nya menghela keringat di kening nya lalu melihat Om Udin membantu di samping nya.
Paras wajah berminyak keringat dengan mengibas telapak tangan menyejukkan dagu nya.
"Yang dekat dengan bor air agak kesulitan aku Om, akarnya terlalu kuat" Hana berdiri dari jongkok nya "emmmmhhh.." merentangkan kedua bahunya lalu beranjak pergi menuju ke warehaouse.Hana masuk ke ruang istirahat di warehouse, melepas topi dan jaket nya lalu beranjak menuju kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan istirahat sejenak sambil menikmati segelas jamu beras kencur bikinan Om Udin.
"Ting..ting..." Bunyi pesan WA masuk suara ponsel yang berada di atas lemari es, Hana mengambil dan membukanya, sebuah pesan dari Andra.
"Pagi.
Apa yang bisa buat kamu masuk jadi vokalis kita""Untuk acara apa ?"
"Ya latihan aja, untuk belajar kekompakan"
"Ga bisa, aku sibuk bercocok tanam"
***Sementara itu di rumah Andra
"Ah, kenapa selalu ga mau diajak latihan sih, apa gue keliatan modus ?, entahlah" gumam nya sambil terpaku melihat ponsel nya atas jawaban dari Hana.***
Kembali lagi ke pekarangan sawah.
Seusai sarapan lalu Hana segera beranjak menuju pekarangan rumah kaca untuk menjenguk tanaman stowbery nya.Melihat beberapa tanaman strowbery dan nampak terlihat daun berwarna coklat lalu segera Hana mengambil gunting lalu memangkasnya, perhatian dan ketelatenan dalam menjaga serta merawat nya adalah hal utama untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Bernada tegas berwibawa
"Sesekali belajarlah untuk menanam Han, jika kamu belanja belilah polybag yang agak banyak" Kata Ayahnya datang mendekati Hana yang sedang merawat tumbuhan tersebut.Hana hanya tersenyum dan melanjutkan merapikan beberapa tanaman strowbery.
Sikap perhatian yang tinggi
"Kamu ujian kapan ?, fokuslah belajar dulu" ucap Ayah sambil menyeruput kopinya dan kemudian mengaduk campuran pupuk.Om Udin datang membawa pasir organik mendekati mereka berdua dan berkata ke Hana "ada temen mu di depan" lalu memberikan pasir tersebut kepada Pak Ayub.
***
Hana segera berjalan menuju warehouse nya terlihat sebuah motor Yamaha N-Max terparkir di halaman "sepertinya itu motor Andra" guman nya dalam hati.
Terlihat Andra sedang duduk di ruang santai warehouse "eh, Han sorry ya gue kesini ga kabarin dulu..., ganggu ga..?.., hehehe..." Terlihat cengingisan seperti tak berdosa.
"Ga sih, cuman Gua disuruh Ayah untuk belajar menyambut ujian minggu depan" kata Hana sambil membuka Lemari es dan mengambil dua botol minuman dingin.
Membawanya lalu menyuguhkan kepada Andra dan meletakkan didepan meja nya "Silahkan ".
"Krak.." Suara tutup segel botol terbuka lalu segera Hana meneguk minuman botol mineral nya.
Lalu Andra pun juga mengambil suguhan botol minuman tersebut namun.
Menghentak kedua kaki masuk kedalam rumah
"Tunggu jangan sentuh biarkan dulu" Sontak suara Bapak Ayup tiba-tiba datang untuk mencegah Andra mengambil minuman tersebut."Segala sesuatu memiliki keindahan, namun tidak semua orang dapat melihatnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuluskah Cintamu Jika Tanpa Musik
Teen FictionHana Nurfadilah gadis SMA seorang anak petani sayur memiliki bakat dan kelebihan dalam bernyanyi namun tak menganggap kelebihan yang dimilikinya adalah anugerah. Karena keinginan kuat sang Ayah untuk terus melanjutkan pendidikannya agar bisa menerus...