Pulang Pagi

7 1 0
                                    

Selepas pengumuman Guru BK untuk memulangkan para murid agar belajar dirumah terkait mengenai kasus Guru kesenian yaitu Ibu Widia agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam dunia pendidikan.

Para perwakilan Guru pun menjenguk nya menuju ke kantor polisi dan selebihnya bisa melakukan aktivitas dirumah.

Sementara itu di koridor depan kelas tampak Bayu, Leni, Satria juga Siska sedang berbincang masalah nasib groub band nya.

"Besok lusa acara festival band kalian sudah siap ya" Leni berdiri di depan Bayu yang sedang duduk di bangku teras depan kelas.

"Halah.., entahlah.. gagal mungkin" Jawab Bayu sambil berkutat dengan ponsel nya

Lalu tiba-tiba Budi masih menggunakan helm dan jaket nya mendekati mereka yang kebetulan datang terlambat dan juga tak mengerti rumor yang beredar pagi ini.

"Hai gaes ada berita bagus, kita harus ikut, kakak ku di tunjuk jadi juri" Ucap Budi keburu buru dan melepas helm nya lalu duduk di sebelah Bayu.

"Siapa kakak nya ?" Gumam Siska pelan kepada Satria.

"Oh Si Dita, cewek tomboy jualan alat musik" Jawab Satria

"Nah tuh kesempatan bagus" Sahut Siska disebelah Satria yang ikut menyimak pembicaraan mereka.

"Bagus tapi cuman bertiga, haduh.. bertiga ini bukan acara pentas di kafe" celetuk Satria

"Kan yang penting kekompakan kak"ucap Siska sambil menatap Satria.

"Eh, Sis kapan kamu berhenti panggil aku Kakak, panggil ayang kenapa sih ?" Tanya Satria sambil tersenyum.

"Emang Kak Sat kapan berhenti panggil aku Siska"

"Ya bukan Gitu Sayaaaaaanggg" canda Satria sambil mendorong sikutnya mengenai lengan Siska

"Iya Sayaaaaaaannggg" balas canda Siska mencubit lengan Satria

"Awww, hahaaha.., sakit tau" sontak Satria menarik lengan nya dan menahan tersenyum

"Kita bertiga sepertinya obat nyamuk deh" Ucap Leni kepada Bayu dan Budi terpaku melihat perdebatan Satria dan Siska.

***

Ditengah obrolan mereka tampak Hana mengenakan jas putih laboratorium sedang berjalan sambil membawa gelas ukur.

"Han" Sapa Budi dari kejauhan sambil bergegas menghampiri nya

"Eh, Si Andra kemana" tanya Budi penasaran

"Oh, ada kok masih kerja di ladang" Jawab Hana sambil terus berjalan.

"Kamu gimana ?" Tanya Budi mengenai hasil pendekatan Andra selama ini

"Apa nya ?, sorry ya aku mau ke Lab dulu praktikum" Hana mempercepat laju langkah nya.

"Lhah kan suruh pulang pagi Han, ngapain Lu masih disekolah" Budi berhenti mengikuti nya

"Ah.. udah udah" ucap Hana berjalan menuju lab sambil mengibaskan tangan

***

Budi kembali lagi mendekati mereka "Gimana gaes"

"Si Andra mana bisa di ganggu jam kerja" Sahut Satria

"Bukan di ganggu sih tapi di bantu" Ucap ide Bayu seperti kapan hari mereka di perkebunan milik Pak Ayub.

"Waduh.. kalau gue ogahlah, mending cabut aja" jawab respect Leni yang tak suka dengan hal-hal kerja kasar seperti itu

"Siska ama Satria Lo juga ikutan ya" Saran Bayu agar suasana menjadi rame dan seru

Budi melihat jam tangan nya telah menunjuk sekitar jam 11 siang.

"Ayo berangkat sebentar lagi mereka jam istirahat, ngapain juga lama lama di sekolah gini"

***

"Mbummmmm" Suara motor beberapa komplotan Band memarkir motor nya di depan pelataran warehouse perkebunan Pak Ayub.

Suasana sejuk dan mendung menjelma di siang itu bersama hembusan angin menggiring arakan awan mendekati area perladangan.

"Huuuuhhhh.., sejuk nya ini to rumah Kak Hana" ucap Siska sambil turun dari boncengan motor Satria.

"Ssstttt.., jangan keras keras Ayah nya galak tau" sahut Satria.

"Ayo langsung ke belakang" Ajak Bayu bergegas menuju pekarangan belakang.

"Andra" Sapa Budi melihatnya sedang makan di dalam ruang belakang warehouse.

"Woi.." meneguk minuman nya dan menyelesaikan lahapan nya.

"Buset makan sendirian aja lu " Bayu masuk kedalam sambil mengudap beberapa lauk milik Andra.

"Ehm.." Sontak suara Pak Ayub dari kamar menggugah keriuhan mereka, keluar dari kamarnya dan mendekat "makanan itu tidak gratis"

"Kita bisa bantu Om" Sahut Budi

"Kita yang kapan hari bantu itu lho Om" Sahut Bayu

"Iya saya tau, hari ini tidak perlu di bantu lah" Jawab Pak Ayub

"Lhah kenapa om" tanya Budi

"Bentar lagi juga hujan" Jawab Pak Ayub sambil berjalan meninggalkan sekawanan itu.



"Jangan pernah meremehkan rasa yang kini ada di hati anda dan jangan pula anda terlalu acuh dengan keadaan"

Tuluskah Cintamu Jika Tanpa Musik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang