Mentari pagi menyapa diufuk timur hangat nya mengikis embun pagi dihamparan hijau pertanian ladang milik Pak Ayub yang beberapa minggu kemudian masa panen akan tiba.Sebuah motor matic terparkir di halaman warehouse tersebut Andra yang menggunakan kaus serta celana joging berjalan menuju ke belakang guna menemui Hana.
"Assalamualaikum" Andra melihat seorang lelaki paruh baya sedang mencuci piring.
"Waalaikum salam " jawab Om Udin sambil menoleh ke belakang
"Hana nya ada Om ?" Tanya Andra sambil mengamati sekitar yang terasa sepi tak seorangpun berkutat dengan peralatan kebun.
"Tunggu mas, sebentar lagi juga keluar dia" belum selesai bicara Om Udin lalu
"Hei, pagi bener kamu" Hana keluar sambil membawa buku catatan nya.
"Ehhmmmmmm" eram Andra sambil meregangkan otot ke dua pundak nya "yah mumpung masih pagi itung itung sambil olahraga"
"Ayo dah siap bantu Gue yah" Hana beranjak memakai sepatu kets nya dan "eh Lu pake sepatu proyek gih, kepleset kalau pake sendal gitu" melihat kaki Andra yang masih menggunakan sendal selop.
"Ah, ga perlu lah, sendal ini cukup kuat kok, kayak ga pernah jalan ke sawah aja, hem"
"Ya udah terserah" Hana membiarkan nya lalu mengajak Andra berjalan ke arah Ladang.
***
Lahan sekitar 1 hektare tersebut Hana dan Andra berjalan menyusurinya.
"Hah...huh.." Andra tampak kelelahan di belakang Hana sambil berhenti sejenak
"Eh Lu kenapa ?" Hana berbalik kebelakang menanyakan ke Andra.
"Sebentar Han, rasanya kok jauh gini yah" Ucap Andra sambil mengipas lehernya karena keringat mengucur deras.
"Katanya Lu pernah main kesawah gimana sih" Sindir hana tersenyum sambil mengecek catatan nya.
"Berapa ini luas nya ?" Tanya penasaran Andra.
"Yah sekitar 1 hektare" jawab Hana.
"Waaaatttt." Sontak langsung Andra kaget terpeleset ke rerumputan.
"Hemmm, gimana? Lo ga pernah olah raga ya ndra" Hana menyimpulkan tangan nya ke belakang sambil menunggu Andra.
"Okey ayo jalan lagi, ini masih jalan belum lagi nanti kerja hadeh.." Jawab Andra bergegas melanjutkan langkah nya ke depan.
"Hemmm, udah ga usah ngeluh.. ayo jalan lagi" ucap Hana sambil berjalan melewati perladangan kubis.
Sampai di sebuah bangunan seperti pos dan Hana membukanya lalu terlihat beberapa sabit, cangkul dan beberapa alat pertanian untuk bercocok tanam.
"Silahkan pilih yang mana" Hana mengambil sabit dan sekop kecil lalu beranjak ke ladang.
"Hah.. semangat semangat" ucap Andra yang juga mengambil sabit.
Keduanya tampak bersibuk ria mencabuti rumput rumput liar yang tumbuh sekitar tanaman kubis tersebut.
***
"Andra itu loh yang sebelah sana" Hana menunjukkan ke area panas dibawah terik mata hari.
"Yang ini masih belum Han, tuh masih banyak rumputnya" Andra sengaja memilih tempat yang teduh di bawah pohon bambu.
"Hei, Lu kerja apa sejak tadi, rumput nya masih banyak Ndra" Hana yang tampak kepanasan di tengah ladang.
"Ok gue segera menyusul " Andra bergegas menuju pertengahan area ladang dan "waduh.., panas Han, emang lu ga kepanasan" sambil menutupi kepalanya menunduk dan menyabit rumput di bawahnya dengan alakadarnya.
Dan mendung pun datang menyelimuti area perladangan tersebut.
"Wah untung lah, ayo kerja kerja" dengan sigap Andra memotongi rumput tersebut dengan cepat nya hingga menyusul Hana.
Lalu Hana kaget dengan apa yang dilakukan Andra dan "Andra, rumputnya itu di cabut sampai akarnya bukan di potong gitu gimana sih"
"Ahhh, udah lah yang penting bersih" ucap Andra sambil mendahuluinya terus memotong hingga sampai pematang terlihat dua kaki tegap berdiri mengagetkan nya.
Pak Ayub melihat kerja Andra yang asal-asalan "hadoh hadoh mas, kalau gini besok rumput malah makin banyak, kamu ini niat bantu apa mau bikin masalah"
Andra berhenti sejenak dari aktivitas nya melihat Pak Ayub berbicara "jadi baik nya bagaimana menurut Om".
Bangkit dari jongkok nya dan berdiri di samping Pak Ayub."Yang pertama tata dulu hatimu.
Yang kedua pandangan mu, kubis itu adalah bahan makanan sedang rumput adalah benalu, jika kamu mau terkontaminasi benalu ya sudah.
Yang ketiga adalah tangan mu, lupakan kegiatan gitar mu jika kau ingin menekuni dunia ini" Pak Ayub menegadahkan tangan meminta sabit yang di pegang Andra.Pak Ayup berjalan menuju menyusuri tepi an ladang pematang dan mengawali kembali mencabuti rumput dari akarnya.
"Jangan berdiri saja, kamu mau ngengulanginya apa tetap berdiri disitu" ucap Pak Ayup melirik kaki Andra tak menghiraukan dan terus mencabuti rumput rumput liar tersebut.
"Oh, siap Om saya siap bantu" ucap Andra sambil bergegas mengambil peralatan di Pos penyimpanan.
"Jangan menyesali kegagalan. Tapi jadikan kegagalan sebagai pengingat bahwa kamu belum melakukan yang terbaik. Jangan menyerah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuluskah Cintamu Jika Tanpa Musik
Novela JuvenilHana Nurfadilah gadis SMA seorang anak petani sayur memiliki bakat dan kelebihan dalam bernyanyi namun tak menganggap kelebihan yang dimilikinya adalah anugerah. Karena keinginan kuat sang Ayah untuk terus melanjutkan pendidikannya agar bisa menerus...