Juno udah bangun daritadi, dia liatin istrinya yang masih tidur sambil meluk dia.
"Semoga jadi ya," Juno ngelus-ngelus perut Johan yang agak buncit karena lemak.
"Nghh," Johan ngelenguh ngerasain ada orang yang ngelus-ngelus perutnya.
"Permaisuri ku, ayo bangun,"
Johan buka matanya pelan, ngedongak ngeliatin cowo yang lagi senyum lebar ke dia. Dia ikutan senyum.
"Masih capek yah. Kamu kuat banget sih sampe jam 3," kata Johan kembali ngusel di dada suaminya.
"Yakan harus kuat, supaya langsung jadi,"
Johan mulai bangun, duduk, lihat sekeliling dan baru ingat ini di kamar anaknya. Banyak pernak pernik hello kitty soalnya.
"Ehehehe," badannya di tidurin lagi. Tapi kali ini di atas badan Juno.
Juno yang kesenengan langsung meluk istrinya. "Kenapa hm? Mau lagi?"
"Engga, mau gini aja dulu. Mumpung Pinkan masih tidur pasti,"
"Manja ya ibu Arjuno," kata Juno lalu ngecup kening Johan.
Lama mereka pelukan dalam posisi Johan diatas Juno. Tiba-tiba samar kedengeran dari luar ada yang nangis.
"Bububunnnn ayayahhhhh huweeeeee"
"Yah Pinkan bangun kaya nya,"
"Hah? Bangun?"
"Iya dia nangis,"
Johan buru-buru mau bangun, tapi badannya ditahan sama Juno.
"Bukan Pinkan yang nangis, itu kucing lagi berantem,"
"Ayah tuh gimana itu anak sendiri yang nangis dibilang kucing! Lepasin bunaa!"
Tangisan di luar makin kenceng.
"Sebentar lagi aja bunaa, kalo buna pergi ayah ikutan nangis nih," kata Juno bibirnya dimajuin.
"Bodo amat!" Dengan sekuat tenaga akhirnya Johan bisa lepas dari pelukan Juno. Dia langsung ambil baju yang berantakan di lantai. Makai asal kebalik juga gapapa yang penting sekarang Pinkan supaya gak nangis lagi.
"Bububunnnn hikss"
Pinkan yang nangis kebingungan di ruang tengah langsung meluk bunanya pas Johan baru aja keluar dari kamar.
"Anak buna kenapa nangis hm? Kaget ya pas bangun buna sama ayah gak ada, udah ya sayang jangan nangis lagi, buna disini kok,"
Johan langsung gendong putrinya, dielap air mata yang udah basah dipipi tembam Pinkan.
"Yayayahh~" Pinkan rentangin tangannya pas liat Juno yang baru keluar.
"Iya anak ayah, mau digendong hm?"
Dan tanpa anggukan Pinkan, Johan memindah alihkan anaknya ke Juno.
"Kalian mandi bareng gih, aku masak dulu"
Johan ke dapur meninggalkan anak dan suaminya yang masih berdiri depan kamar.
"Anak ayah kenapa nangis?"
Pinkan gak ngejawab, tangan kecilnya sibuk mainin kaos ayahnya.
"Pinkan mau gak punya adek?"
Mata bulat Pinkan tertuju pada sang ayah. "Dik ayi?"
"Iya adik bayi? Pinkan mau?"
"Manaa?"
"Masih belum ada. Entar ya mudah-mudahan adik bayi nya cepet datang di perut buna,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Dadakan - DEEPWINK [✓]
FanficJohan Anggasta Wijaya Arjuno Satya Wirasastra Dua onggok manusia, yang diharuskan menikah menggantikan kakak mereka yang tetiba kawin lari dihari pernikahannya.