21

2.1K 278 78
                                    

"BUNA BANGUN!!! JANGAN TINGGALIN AYAH! BUNA!"

"Ayah?"

"GAK GAK GABOLE BUNA JANGAN PERGI!"

"AYAH!"

Johan keheranan daritadi suaminya teriak teriak gak jelas. Udah disadarin make suara pelan, gak mempan dan akhirnya Johan mencoba berteriak juga. Dan otomatis Juno berhenti berteriak.

"Ayah kenapa sih teriak teriak gitu? Mana nyuruh buna jangan pergi lagi, emang buna mau pergi sih?"

Juno liatin istrinya, ternyata tadi hanya khayalan dia saja. Juno gelengan kepala, ngerundukin dirinya sendiri. Bisa bisanya dia ngayalin istrinya sampai meninggal gitu.

"Jangan bilang ayah bayangin buna yang engga engga jangan?"

"Hah? Engga bun, sumpah. Ayah gak ngebayangin apa apa,"

"Lah terus kenapa make teriak teriak gaje gitu,"

Juno cuma nyengir, gak jawab apa apa. Kalo jujur bisa bisa gak dapat jatah sebulan. Johan cuma muterin bola matanya malas. Suaminya malah cengengesan bukannya jawab.

Juno mengganti topik, dia terus ngajak istrinya ngobrol supaya Johan tidak merasa mengantuk. Sudah dua jam lebih tapi tidak ada tanda tanda suara anak sapi eh anak mereka lahir.

"Oe oe oe oe oe" (kira kira gitu suara bayi lahir nangis).

Johan sama Juno yang asik bercengkrama terkejut. Suara bayi terdengar nyaring di penjuru ruangan.

"Wah selamat, bapak ibu. Bayi kalian perempuan. Cantik seperti buna nya," kata dokter sambil memberi bayinya pada suster untuk dibersihkan terlebih dahulu.

Suster dengan telaten membersihkan tubuh bayi yang terkena darah, dan setelah itu diberinya kain agar hangat lalu mendekati pasangan mahmud dan pahmud yang masih terlihat takjub.

"Ini pak anak anda. Selamat ya bapak dan ibu," sang suster memberikannya pada Juno, dan untungnya langsung diterima dengan baik oleh sang pahmud.

Rada gemetaran pas Juno ngerasain tubuh mungil yang sekarang ada dalam gendongannya.

"Ayah mana dedek, buna mau liat,"

Juno nyerahin pelan anaknya pada istrinya dengan ditaruh di dada Johan.

"Lucu ya bun, tangannya kecil mirip ceker ayam," kata Juno. Dia gemes sendiri sama jari jari mungil anaknya.

"Hus! Tangan anak sendiri dibilang mirip ceker ayam,"

Juno masih saja terpesona dengan anaknya sendiri. Masih belum menyangka juga dia sekarang udah jadi pahmudgan. Alias papah muda ganteng.

"Ih dedek buka mulut terus ya yah, lidahnya melet melet gitu,"

Suster yang tadi membantu memandikan dedek menghampiri Johan.

"Mungkin bayi anda haus, Bu. Mari saya bantu untuk membenarkan posisi bayinya,"

Suster dengan telaten lagi membantu posisi dedek yang tengkurap agar bisa menyusu.

"Nah udah," kata suster.

"Makasih ya suster," kata Juno.

Bayi mereka dengan sigap langsung melahap puting Johan dan meminum asi nya. Untung saja Johan memiliki asi.

"Ih geli,"kata Johan. "Makan yang banyak anak buna,"

Juno liatin anaknya yang asik menyusu.

Jadi pengen kan, susu - Juno

"Yah,"

"Iya bun?"

"Mau namain anak kita siapa?"

Nikah Dadakan - DEEPWINK [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang