Dua pasang suami istri sebut saja Juno-Johan dan Raka-Ana, mereka udah ada di bandara baru turun dari mobil diantar sama pak Jono, supir kantornya papih.
"Makasih pak," kata Johan.
Barang-barang udah diturunin semua dibantu sama pak Jono.
"Iya neng eh aden, semoga liburannya menyenangkan ya. Kalo begitu saya pamit dulu," pak Jono bungkukin badannya sebelum masuk ke dalam mobil.
"Hati-hati pak Jono!" teriak Raka.
Mobil nya pun jalan ninggalin mereka berempat yang sibuk mindahin barang-barang yang mereka bawa ke trolley.
Johan sama Ana jalan duluan, yang dorong trolley ya siapa lagi kalo bukan Juno sama Raka.
Mereka masuk ke dalam bandara, tapi sebelum nya barang-barang mereka diperiksa dulu sama badan mereka juga.
"Aduh geli mba," kata Raka.
Petugas bandara nya cewe, cuma meriksa saja gak nyampe pegang-pegang.
"Gausah ganjen buluq," kata Ana. Dia jalan duluan abis diperiksa sama petugas satunya.
Juno ambilin barang mereka lagi lalu ditaruh di atas trolley lagi.
"Sekarang check in kan?"
"Iya bun. Buna sama Ana sama Raka aja gih. Biar ayah yang check in,"
"Gamau, buna mau ikut" kata Johan bibirnya sambil dimajuin dikit.
"Tapi ini masih ngantri loh buna sayang. Buna kan lagi hamil, nanti buna pegel loh,"
"Gamau ih ayah! Buna mau dampingi ayah!"
"Iya deh, tapi kalo pegel berdiri bilang ya,"
Johan ngangguk, Juno ngusak rambutnya pelan.
Tempat check in pesawat mereka cukup ramai. Ada mungkin belasan antrian, dan Johan sama Juno ada di urutan terakhir. Ana sama Raka nyari makanan buat mereka berempat.
Juno duduk di bagian atas trolley yang masih ada area kosong. Dan Johan duduk dipangkuannya Juno, nyender di badannya.
"Yah,"
"Hm?" Juno elus-elus perut Johan yang mulai agak buncit.
"Buna gak papa kan duduk di paha ayah?"
"Loh siapa yang bilang gak boleh? Ayah gak papa buna. Enak didudukin yang empuk empuk,"
"Ih ayah," Johan nyubit paha Juno keras. Tapi bagi Juno itu gak ada apa apanya, kerasa cuma kayak di gigit semut.
"Ayah,"
"Iya buna sayangnya ayah," Juno masih elus elus perut Johan.
"Ayah mau nya anak kita cewe apa cowo?"
"Mau anak kita cewe atau cowo ayah terima, yang penting nanti anak kita sehat. Dan yang penting juga yang lahirin anak aku itu kamu,"
Pipi Johan udah mulai merah, kerasa panas. Johan balik badan, sekarang ngatur posisinya berhadapan sama Juno. Tangannya dia kalungin di leher Juno. Juno cuma meluk pinggangnya supaya gak jatuh.
"Kenapa madep ayah hm? Mau liat wajah ganteng ayah?"
"Iya mau liat wajah suaminya aku,"
"Aku?"
Johan ngangguk ngangguk,"Mulai sekarang kita pakai aku kamu aja,"
Karena gak tahan, Juno mulai kecup bibirnya Johan. Tapi karena sudah ketagihan, akhirnya Juno sama Johan mulai lumat-lumatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Dadakan - DEEPWINK [✓]
FanficJohan Anggasta Wijaya Arjuno Satya Wirasastra Dua onggok manusia, yang diharuskan menikah menggantikan kakak mereka yang tetiba kawin lari dihari pernikahannya.