17

2.2K 288 23
                                    

"Vanishing twin syndrome? Janin kami tinggal satu?" tanya Juno balik

"Iya, disebabkan karena salah satu janin kalian mengalami kelainan kromosom* dan akhirnya sel-selnya mati, diserap oleh janin kembarannya yang masih hidup,"

Juno hanya bisa diam, masih cukup syok dengan apa yang telah terjadi. Dirinya hanya bisa menggenggam tangan Johan yang masih berbaring dalam pingsannya.

"Tetapi dari semua ini, bisa diambil hikmahnya. Beruntung istri anda mengalami ini pada trimester pertama, jadi janin yang masih jika lahir akan sehat-sehat saja. Tetapi jika mengalami pada trimester ke dua, janin yang masih hidup ketika lahir akan mengalami kecacatan. Saya harap anda bisa mensupport istri anda lagi,"

Juno mengangguk, hanya senyuman tipis yang diberinya.

"Kalo begitu saya permisi dulu, jika istri anda sudah sadar harap hubungi saya,"

"Iya baik dok, terima kasih"

Sang dokter pun meninggalkan pasangan suami istri itu. Juno masih setia duduk samping ranjang Johan. Mengelus-elus tangan kanannya yang tidak terpasang infus.

Entah kenapa tiba-tiba saja Juno menangis, kehilangan satu janinnya membuatnya terpukul, dan sampai berpikir bagaimana jika Johan yang tau tentang janin mereka.

Gerakan jari-jari Johan terasa pada telapak Juno yang sedari tadi menggenggamnya, mata Johan pun perlahan terbuka.

"Gue dimana?"

"Buna sayang udah sadar?"tanya Juno sambil mukanya sumringah liat istri gembulnya udah sadar.

"Belum, gue ini cuma ngelindur" kata Johan.

"Si buna bisa aja lagi gini masih becanda,"

"Ya abis, ayah udah liat buna bangun kan ya berarti buna udah sadar,"

Juno mengelus rambut Johan dengan sayang, wajah tampannya penuh air mata mengundang rasa penasaran Johan yang melihatnya.

"Ayah nangis? Kenapa?"

Juno geleng-geleng dan masih lakuin kegiatannya mengelus rambut Johan.

"Ayah bicara sama buna, ayah kenapa? Kok ayah nangis gitu?" tanya Johan sekali lagi.

Juno tarik nafas berat dan menelan salivanya, berusaha mengatakan kejadian sebenarnya pada Johan.

"Buna siap denger cerita dari ayah?"

Johan ngangguk ngangguk tangannya pelan-pelan ngehapus jejak air mata di muka Juno.

"Kata dokter janin kita terkena vanishing twin syndrome,*"




























"Apa? Vanishing twin syndrome?"

















Juno ngangguk pelan, bisa diliat perubahan raut muka Johan.

"Buna udah tau itu?"

"Eung, buna udah pernah baca tentang itu. Buna gak nyangka aja bakal terjadi sama kita,"

Juno ngerengkuh dan membawa Johan dalam pelukannya, Johan terisak pelan.

"Sstt buna jangan nangis, dari sini kita bisa ambil hikmahnya. Dan mungkin Tuhan belum ngizinin kita ngurus bayi dua, jadi dikasih satu dulu. Kita urus sama-sama ya janin kita yang masih ada, sampai dia lahir sampai dia besar dan siap untuk memulai dunia nya. Ayah sayang buna, pake banget"kata Juno panjang.

Johan cuma ngangguk gak sanggup jawab pernyataan Juno yang menurutnya kelewat romantis. Dikecupnya dahi Johan.

Udah dong ah, pingsan lagi gue ntar- Johan.

Nikah Dadakan - DEEPWINK [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang