10

2.8K 303 25
                                    

Sepulangnya dari cafe, sepanjang jalan Johan terus menerus nangis. Juno yang tengah mengemudikan mobil secara otomatis menepikan dan menghentikan mobilnya sejenak.

Langsung saja direngkuhnya tubuh Johan ke dalam pelukannya.

"Sst udah sayang, gak usah nangis gitu"

"Juno~ walaupun lo udah mutusin dia demi gue. Gue udah dicap sebagai pelakor," tangisan Johan semakin menjadi.

"Heh, pelakor apaan. Pelakor itu kan perebut laki orang, ngerebut suami orang dari istri sah. Lah dia bukan istri gue malah, istri sah gue kan elo sayang. Terus kalo pelakor itu inti nya mah niatnya dia pengen rebut harta dari istri sah gitu. Terus tuh ya pelakor itu biasa lebih jelek dari istri sah, lah elo cantik sayang."

Johan perlahan menghentikan tangisannya. Ditatapnya mata Juno lekat-lekat.

"Lo apal banget soal pelakor-pelakoran,"

"Ehe, kan gue suka ikutin akun lamtur dan sejenisnya ehe,"

"Jangan bilang lo ikutin akun hatersnya lucinta luna?"

"Kok tau sih sayang. Ih jadi malu akunya,"

"Gblk, Jun"

"Uuuu~ my baby cow"

Juno semakin memeluk Johan gemas.

"Ihh lepasin Juno~ gue sesek nih ah,"

"Ehe iya maaf,"

Juno menjauhkan dirinya dari Johan, tapi sebelumnya ia mengecup bibir manis istrinya itu sekilas.

"Sekarang kita mau kemana?"tanya Juno yang bersiap akan mengemudikan mobilnya lagi.

"Pulang aja,"

Mendengar itu Juno langsung menyalakan mobilnya dan mengendarai menuju rumah. Selama perjalanan, hanya keheningan bersama mereka.

"Jun,"

"Hm, iya?" Juno masih terus fokus menyetir, namun pendengarannya masih berfungsi mendengar panggilan dari Johan.

"Itu ngg kamu mau lagi gak?"

Juno mengerutkan dahinya, masih belum mengerti yang ditawarkan oleh Johan.

"Mau lagi apaan?"

"Ituuuuuuuuuuuu," Johan memainkan jari-jarinya.

"Itu apa? Bicara yang jelas dong sayang,"

"Hmm itu bikin dedek," Johan berkata pelan namun bisa didengar oleh Juno. Dengan terbukti dirinya segera menancapkan gas menuju rumah.

"Bilang dari dong sayang, kalau itu sih aku mau,"

.

.

.

Seminggu berlalu pasca pemutusan Juno terhadap Desta. Dan semenjak itu Desta tidak pernah menghubungi Juno kembali. Bahkan bertemu di sekolah pun saja tidak pernah. Juno juga tidak terlalu memikirkan itu.

Siang ini emang dia sudah janji mau jalan berdua sama Johan. Kebetulan saja sekolahnya dipulangkan cepat, karena ada kegiatan rapat guru disana. Juno dengan bahagianya pun segera pulang ke rumah mertuanya.

"Assalamualaikum, mamih papih." Juno tak lupa menyalami kedua mertuanya yang tengah duduk berdua di ruang tamu.

Tetapi anehnya ada mamih papih berpakaian rapih, dan ada beberapa koper yang ada di dekat mereka. Membuat beragam pertanyaan muncul di benak Juno.

"Mamih papih mau kemana? Kok banyak koper gitu, 3 lagi?"

"Bukan koper kita, Jun," jawab papih

"Terus?"

Nikah Dadakan - DEEPWINK [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang