11. main-main

868 53 0
                                    

"Kak dirga kenapa ?" tanya ku saat mendapati kekasihku itu pulang dengan penuh luka lebam. Aku menungguinya dirumahnya karena sudah sore dia nggak pulang juga. Tau-tau pulang malah dengan keadaan berantakan seperti ini. Aku sangat khawatir dan meringis membayangkan gimana sakitnya lukanya itu.

"Aku abis gebukin dia" aku tau siapa yang dia maksud pasti kak elang. "Aku tau ralin nglabrak kamu lagi kan ?. Beritanya udah kesebar. Dan itu gara-gara cowok cengengesan itu deketin kamu". Ia mendesah sambil terus memegangi bibirnya yang robek. Menarik nafas panjang dia melanjutkan penjelasannya. "Sebenarnya aku udah duga kalau cowok cengengesan itu bakalan seceroboh itu. Main langsung negur fans beratnya itu. Sehingga buat kamu kembali jadi amukkannya". "Aku udah pengen habisin dia saat di sekolah. Tapi aku tahan. Aku nggak mau masalah kayak gini ganggu sekolah aku.  Bikin nilai aku jelek. Yang ujung-ujungnya bikin mama papa sedih".  "Belom lagi ngeliat ekspresi ketakutan kamu. Ngeliat kejadian berantem didepan mata kamu. Sekolah juga bukan tempat yang tepat". Kedua tangannya memegang bahuku.Aku terus merunduk air mataku sudah bercucuran sedari tadi. Saat pertama ngeliat dia lebam. Mataku sudah penuh dengan genangan yang membuat pandanganku buram.

"Maafin aku" cuma kata itu yang bisa aku ucapkan. Sembari memberanikan diri melihat lukanya lebih jelas. "Pasti sakit banget ya ?. Maaf. Harusnya jangan sampai berkelahi".  Dia memelukku. "Ini nggak seberapa saat ketimbang ngeliat wajah kamu yang nangis dan ketakutan. Karena pembullyan ".

Pasti habis ini kak elang bakal jauhin aku. " hayo lo. Nglamun aja. Guru kita udah masuk tu". Aku tersenyum kikuk saat ketauan membayangkan hal kemarin. Setelah ini apa yang terjadi lagi . apakah elang bakalan pergi ?.

Berita dilabraknya aku sama ralin benar membuatku tidak nyaman. Dimana-mana semua orang kasak kusuk dan menatapku aneh. Sebagian besar yang nglakuin itu ceweknya menyukai kak elang pula.

Perasaan tidak nyamanku ditambah dengan adegan kemesraan kak dirga dengan kak leza. Nampaknya dia sengaja membuatku naik pitam. Terbukti dengan beberapa kali dia melirikku dengan senyuman jail. Dan berpura-pura sok perhatian dengan si leza. Tunggu pembalasanku kakanda.

Memiliki banyak teman seperti jeni dkk. Membuat aku menjadi sedikit percaya diri apalagi mereka sering kali memotivasi. "Aku haus mau ambil minum. Ada yang nitip nggak ?". Tanyaku pada teman-teman yang sedang sibuk menghabiskan makan. "Boleh. Minuman botol kan. 4 ya !". Aku mengangguk. Saatnya beraksi. Kulonggarkan dasiku yang biasa terpasang rabi. Ku buka satu kancingku. Lalu kusibakkan sebelah rambutku kebalik kuping agar tak menutupi wajahku.

Mulai berjalan dengan wajah datar. Menuju tempat minum yang berada di sebelah gerombolan kak dirga dan antek-anteknya. Tatapan mata temannya mengarah pada ku. Ku dengar ada beberapa yang berbisik. "Permisi maaf nitip taro meja ini bentar ya soalnya banyak". 
"Eh iya gapapa".
"Apa mau gue bantu". "Sini-sini biar gue bantu" teman-temannya bersautan. Berebut ingin nolongin aku. Aku melirik kak dirga yang menahan nafas dan mengeluarkannya kasar. Satu sama sayangku.

"Bisa minta tolong bukain" aku menyodorkan botol minuman pada teman kak dirga yang tadi membantuku membawa minuman. Dengan cekatan dia membukanya. "Nama gue reza" aku tersenyum sambil melirik kak dirga " lisa,makasih". Kalau saja aku dan kak dirga tidak sedang backstreets. Mungkin besok dia sudah datang dengan wajah babak belur.Lalu aku duduk kembali tak berniat meladeni lagi. Aku memilih dia karena dia yang terlihat sedikit paling lumayan dari kawan-kawan kak dirga.
Cling...
From: pangeran
Aku kan cuma bercanda. Biar kamu nggak murung terus

To: pangeran
Masih mau bercanda ?

From: pangeran
Enggak. Cukup jangan lagi.

Permainan selesai.

Complete Me !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang