20. kenyataan pahit

1.7K 53 0
                                    

3 hari sudah aku tidak bertemu kak elang. Karena dia harus menjalani hukuman akibat berkelahi dengan Reza. Kak elang di skors 3 hari itu berarti hari ini dia sudah masuk. Aku  berniat menemuinya nanti dan mengatakan maaf. Perkelahian itu terjadi karena kak elang membelaku secara tidak langsung itu salahku.

"Kamu nggak mau turun?". Ah aku saat ini sedang diboncengan kak dirga. Kami telah sampai disekolah. "Lagi nglamun ?" tanya kak dirga sambil melepas helm yang bertengger dikepalaku. "Terlalu menikmati" kataku menggoda. Kak dirga merangkulku menuju kelas. Melewati sejutaan mata yang tertuju pada kita. Dia benar-benar tak menghiraukannya. "Nanti istirahat tunggu aku!". Katanya setelah kami sampai di depan kelas. Aku tersenyum sebagai jawaban "Semangat". "Semangat.

Bel telah berbunyi suara yang mengembalikan wajah lesu para siswa setelah berkutat dengan buku. Dan tetek bengek yang ada saat pembelajaran berlangsung. " Yuk lis kekantin" ajak jeni. Ikut jeni apa nunggu kak dirga ?. Ntar dikira alay lagi mau kekantin aja nuggu pacar. Dikira lupa temen atau serasa sekolah milik berdua. Ikut keluar aja deh kali aja kak dirga udah diluar. Sampai didepan pintu aku melihat kak elang jalan mengarah kekelasku. "Kak elang" sapaku. "Hay lis".
"Lisa mau bilang minta maaf".
"Gara-gara lisa kak elang jadi di skors".
Dia tertawa renyah.
" Bukan salah kamu. Kamu nggak nyuruh aku berkelahi kan waktu itu ?".
"Ya nggak lah" sanggahku cepat. Kami tersenyum bersama. Tiba-tiba jeni menggoyangkan tanganku. Seakan menyadarkan aku akan sesuatu. Matanya melotot dan dagunya di julurkan kearah sampingku. Aku mengikuti arah pandangnya. Kak dirga ada disana memandang kami. Lalu berjalan menghampiriku. "Ayo" ajaknya menggandeng tanganku.
"Temui gue ditaman belakang sekolah" katanya pada kak elang. Dia berbisik tapi aku masih bisa mendengarnya.

Waktunya pulang aku bergegas meninggalkan kelas. Menerobos kerumunan dan banyak anak yang berjalan berlawanan. Mereka menuju jalan pulang dan aku ingin ketaman belakang sekolah. Seperti yang dikatakan kak dirga pada kak elang bahwa mereka akan bertemu disana. Semoga tak terjadi apa-apa dan aku beluk terlambat.

Cling... Notifikasi di handphone ku.
From: pangeran
Tunggu di parkiran sayang aku masih ada urusan.

Saat aku datang mereka sudah saling pukul. Aku berniat untuk melerai tapi kaki ku membeku saat kak dirga mulai tenang dan angkat bicara.
"Gue bakal ceritain semuanya. Semoga saja habis ini lo sadar dan mau jauhin dia". Kak elang hanya diam sambil memegangi ujung bibirnya yang berdarah. Aku bersembunyi di balik dinding yang pas untuk dapat mendengar. Dan segera bertindak jika terjadi apa-apa.
" Awalnya gue rahasiain hubungan gue karena sifat manjanya".
Bagai tersengat aliran listrik saat basah-basahnya. Mengalir ke seluruh tubuh. Mematikan. Pandangan ku buram.
"Dia manja saat dekat orang yang dia sayang termasuk gue".
Air mataku luruh. Mendadak kupingku pun tuli. Tak bisa mendengar pernyataan yang kemungkinan lebih pedih lagi. Yang terdengar hanya gemuruh dalam dadaku. Nafasku tersengal. Sesak. Tangan ku bergetar kaki memaksa untuk mundur. Aku berlari sekencangnya. Beberapa kali terjatuh karena tubuhku pun ikut rapuh.

Aku tak ingin pulang. Ingin mencurahkan kekesalan padanya juga diriku sendiri. Apa aku segitu tak bergunanya ?. Dia malu memilikiku. Didekatku. Aku mengusap air mataku jangan sampai ada yang tau.
To:jeni
Apa aku boleh kerumah mu ?
From: jeni
Tentu. Aku di gerbang ayo.

07.30 aku berjalan gontai kemudian membuka pintu rumahku. "Assalamu alaikum" kataku tak bertenaga. "Walaikum salam. Sayang" jawab ibu yang langsung berhambur kearahku. "Darimana saja kamu ? Masih ingat rumah ?" ayah berdiri dengan tatapan marah dibelakangnya ada kak dirga yang terdiam. "Jam berapa ini ?. Kenapa ditelfon tidak aktif ?".
"Dari rumah teman" jawab ku tak berani memandang. "Kerumah teman tanpa ijin. Pulang jam segini. Kamu ini anak sekolah. Setidaknya bilang sama kak dirga. Tadi dia bingung nyariin kamu".
"Ngapain kamu disana sampai jam segini. Seperti orang tidak tau aturan". Aku mendongak semua pikiran yang ada diubun-ubun telah sampai di tenggorokan. Meminta untuk di keluarkan.
"Ini semua salah ayah. Apa-apa selalu kak dirga. Lisa nggak bisa kemana-mana kalo nggak ada dia. Hidup lisa hanya tergantung sama dia. Lisa jadi cewek MANJA". Aku menekankan kata manja dan melihat kak dirga. "Coba ayah fikir kalau suatu saat nanti dia pergi ninggalin lisa. Apa hidup lisa juga akan berakhir. Kembali terkurung seperti semula. Dia bukan siapa-siapa bukan saudara sedarah lisa. Bisa saja dia baik didepan. Atau kalau pun dia benar baik dia juga bisa bosan yah".
"Kamu berani ngebantah dan nyalahin ayah". Ayah berusaha mendekatiku namun dicegah oleh ibu. Dan aku pergi kekamar tanpa menghiraukan orang itu, dirga.

Aku tergugu di balik selimut. Sekarang rasa kecewa itu semakin membuncah. Aku sendiri tak yakin siapa yang bersalah. Sepertinya aku juga dalangnya. Terlalu percaya dan berharap adalah penyebabnya.
" Boleh ibu masuk ?".
Menyeka air mataku aku terduduk menunduk. "Jakarta kota keras. Kamu anak ibu satu-satunya. Apa ibu salah jika terlalu mengkhawatirkan anak ibu ?". Aku menggeleng mantap.
"Ibu selalu menuruti keinginanmu. Karena ibu sangat menyayangimu ibu terlalu bahagia Tuhan menganugrahkan kamu diantara ayah dan ibu".
"Ibu hanya ingin melihat tawa ceria dari wajah cantik putri ibu. Tidak ada yang bisa ibu percaya selain kak dirga ".
"Tidak bu bukan itu maksud lisa. Maafin lisa udah nyalahih ayah dan ibu".

Complete Me !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang