3. jail

2.1K 84 0
                                    

We were staying in paris.....
Lagu paris dari the chainsmokers terus  berbunyi. Menandakan ada telefon masuk di handphoneku. Tapi aku berusaha tak menghiraukannya.  Ini masih waktu yang enak untuk memejamkan mata.

We were staying paris..3x
"Ah ini jakarta"
Ku biarkan saja nanti juga mati sendiri. 

We were staying paris...

Sang penelepon rupanya orang yang keras kepala. Ia tak menyerah juga. Jadi terpaksa aku yang menyerah dan mengangkatnya dengan tetap menutup mata. "Ya"
"Belum bangun ?. Kamu tau ini jam berapa ?"
"Hmm"
"Bahkan aku sudah disekolah sayang. Cepat lah"
"Hah" secepat kilat aku membanting handphoneku berlari menuju kamar mandi. Mandi bebek merapikan rambut seperlunya. Menggunakan bedak bayiku asal. Lalu menuju depan sambil menggunakan kaos kaki.
"Bu kok gak bangunin lisa"
Aku menggunakan sepatu di ruang makan sambil memakan roti juga. "Pelan-pelan sayang. Lagian tumben jam segini udah siap" ibu keheranan. Ku lihat ayah masih belum menggunakan dasinya.
"Loh emang jam berapa?" tanya ku sambil melihat kesekeliling.
"Jam 6 sayang ini lihat" kata ayah sembari menjulurkan jam tangan yang ia kenakan.
" awas kamu" kataku pelan namun penuh tekanan. Kutujukan pada sang penelpon itu.
"Dikerjain ya ? " tanya ibu. Tepatnya ngledek sih.
"Tuan putri dikerjain sama pangeran ?" timpal ayah.

07.30 a.m aku sudah sampai disekolah.
Aku benar-benar kesal hari ini. Pria itu sudah membangunkan macan tidur dengan dagingnya sendiri. Aku benar-benar ingin memangsanya utuh-utuh." awas kalau ketemu".
"Kenapa kangen ya ?".suara seseorang di belakangku. Ya Tuhan burung ini lagi. Dia sudah ada di depan ku dengan senyum yang merekah.
" hay lilis" .
"Namaku lisa kak".
"Hehe biar gak lupa kami tulis nama kamu disini dong" katanya sambil memegang dada.
Aku langsung pergi menyudahi obrolan unfaedah ini. "Tenang aja abis aku baperin pasti aku nikahin. Eh pacarin haha" Teriaknya.

MOS sudah dimulai. Mos dilakukan diruang kelas. Dan aku sebangku dengan jeni kawan baruku.kali ini aku mendapat hukuman lagi. Bukan karena telat atau lupa bawa barang lagi. Aku dihukum dengan jeni karena ketahuan mengobrol. Saat kakak osis menerangkan wiyata mandala atau lingkungan sekolah. Sebenarnya kami tidak mengobrol. Hanya jeni yang bercerita aku hanya mendengarkannya saja. Sambil sesekali tersenyum.
Kami dihukum untuk meminta tanda tangan kepengurus inti osis. Kami sudah mendapatkan 2 tanda tangan dari sekertaris dan bendahara. Dengan syarat harus berkenalan dikelas dimana mereka sedang mengajar. Dan mengatakan bahwa tidak mengulangi lagi.
"Maaf ya lisa. Ini salah gue" kata jeni merasa bersalah. "Gapapa" jawabku sambil tersenyum. Wajar kita kan baru kenal jadi banyak hal yang jeni ingin ceritakan padaku.

Tinggal 2 orang lagi ketua dan wakil ketua osis. Dan pas banget mereka ada di ruang yang sama. "Permisi kak"kata jeni. Sedari tadi aku hanya membututi. Jeni memang pemberani dan bisa diandalkan. " kita mau minta tanda tangan" lanjutnya. Aku tetap diam dan merunduk dibelakang jeni sambil sesekali menelan saliva. Malu diliatin siswa lain dikelas itu.
"Oke" jawab elang sambil mengambil buku tulis yang harus di tanda tangani. "Tapi gue mau kalian bikin pantun"
.Jeni langsung mengangguk pasrah sambil memainkan bibir perfikir. Aku juga meremas rok ku berusaha mencari ide"Cita citata minum madu"
"Cakep"
" karena cinta aku rindu" .
sekarang giliran ku.
"Emm " Ya Tuhan aku kehabisan ide.
"Kura-kura dalam perahu. Pura-pura tidak tahu" kataku. Dan berhasil membuat mereka semua tertawa. Ini sangat memalukan.
" cari aman banget" kata salah satu siswa.
" gemeesh" kata elang.
"Nih. Aku kasih tambahan lope-lope buat lisa" sambil menautkan  jari telunjuk dan jempol membentuk love.
"Tanda tangan kak dirga mana?". Tanya jeni.
" ada  syarat nya juga"
"Hah" kaget ku dan jeni bersamaan.
Apa lagi ini ???.

Complete Me !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang