12. kenapa ?

860 48 0
                                    

Aku sangat risih dengan tatapan siswi lain padaku. "Udah nggak usah didengerin" jeni menenangkanku.
"Aku gapapa kok jen".
" emang gitu resiko deket sama cowok famous mah" cica.
"Iya lis. Beda lagi kalo udah pacar". Beda apanya dulu waktu SMP juga gini. Pas mereka tau aku pacar kak dirga mereka terang-terangan ngledekin aku. Atau nggak setuju dengan hubunganku.
"Beda gimana ?". Tanya ku minta penjelasan lebih.
"Kalau udah ada status mah fans bisa apa. Palingan  cuma nggak suka tapi di pendam dalam hati aja".
Masak sih?. Kalau gitu kenapa temen-temen aku dulu tetep ngejekin dan bully aku. Lalu kenapa kak dirga berusaha nutupin ini semua ?

"Hei nglamum aja. Kangen ya sama aku?". Aku memegang dada kaget. "Kak elang ngagetin aja".
Tunggu.
Kak elang. ini beneran kak elang. Kok dia nggak marah atau jauhin aku gitu. Kayak biasa aja. Aku natap dia heran. Wajahnya sama babak belurnya sama kak dirga. Walau dia tutupi pakek topi tapi tetep keliatan. Cowok ganteng pakek topi tetep aja ganteng.

Uhuk huuft....
"Apaan lo sengaja nyembur gue ?". Astaga aku keselek minum. "Makanya kalok minum jangan sambil nglamun lis". Nasehat kak elang sambil mengelus punggungku. "Maaf kak aku beneran nggak sengaja". " iiish jijik tauk". Leza menarik dan mendorongku kasar. Membuatku jatuh terduduk.
"Tapi aku beneran...". "Dia kan udah minta maaf" bela kak elang yang ikut berdiri dan teman-teman lain.

Leza mulai ngamuk mengguyur ku dengan segelas jus jeruk , mencoba mencakar aku. Tapi tiba-tiba dia menyerang dirinya sendiri. Seperti kesurupan. "Dirga mereka tiba-tiba nyerang aku. Aku nggak sengaja numpahin air ke dia" tunjuknya padaku. Leza memutar balikkan fakta. Semoga kak dirga nggak mempercayainya.

"Minta maaf" suruh kak dirga dengan pandangan marah padaku. "Aku nggak salah".
"Minta maaf sekarang". Kekeuh kak dirga.
"Kalok nggak tau apa-apa nggak usah ikut campur". Jelas kak elang.
"MINTA MAAF LISA ". Dengan keras dan penuh penekanan. Tempramennya keluar lagi. Aku menarik nafas panjang mencoba menenangkan hatiku. Meski air mataku nggak bisa dipungkiri telah menggenang gitu aja.
"Aku nggak papa kok. Biarin kalo dia nggak mau minta maaf". Leza berbicara seakan dia yang teraniaya. "Lo tu manusia apa siluman sih. Bisa punya dua muka gitu" itu suara alfi. Aku menangis, berlari menjauh, ternyata ini alasan kak dirga nutupin hubungan kita.

"Keluar" usir ku pada kak dirga. Yang sudah duduk dimeja belajarku. "Dengerin aku sayang". Aku menutup telingaku. Aku nggak siap dengerin apapun penjelasannya. Apa lagi jika apa yang dia mau katakan itu adalah kebenaran. Kalau dia menyukai leza dan itu sebabnya dia nggak mau ngakuin aku pacarnya.

Aku menjatuhkan tubuhku di kasur. Menutupi seluruh tubuhku dengan selimut. Menumpah kan air mataku didalamnya. Ini sudah jelas dia berani memarahiku hanya demi gadis itu. Leza wanita yang dia sukai. Yang menurut semua orang pantas bersanding dengannya. Karena setara.

Tok ...tok... tok...
Suara seseorang mengetuk pintu kamarku. Dan berjalan ke arahku. Lelah menangis aku sampai tertidur. "Ibu". Aku mengusap air mataku. Duduk di atas kasur empukku. "Anak ibu kenapa murung ?". Air mataku tak terbendung lagi. Aku menumpahkannya di pelukan ibu. " Apa mungkin kak dirga nggak sayang lisa ?".
"Menurut lisa gimana ?".
"Kok ibu malah balik nanya ?".
Ibu menghapus air mataku. Dan menggenggam tanganku. "Jangan hanya karena satu kesalahan kamu melupakan apa kebaikan dan yang dikorbankan selama ini sayang".

Ibu sudah pergi dari kamarku setelah menyuapiku beberapa sendok nasi. Ibu memang benar kak dirga selalu sabar berada di sampingku dalam keadaan apapun itu. Sampai-sampai aku rasa hidupku tergantung padanya. Ibu dan ayah juga hanya mempercayainya. Tapi bukan kah tidak menutup kemungkinan kalau dia sudah merasa bosan. Seperti aku yang kadang bosan jika ayah mengajakku setiap malam bermain piano.

Pandanganku jatoh pada bukuku yang terbuka di atas meja belajar. Aku ingat tadi kak dirga ada disana. Ada tulisan disana aku membacanya ~Aku tau kamu nggak salah. Aku juga tau kamu nggak mau mendengar apa alasannya. Setidaknya kamu bisa membacanya sekarang. Saat hati mu sudah dalam keadaan sedikit baik. Aku tau kamu nggak ngelakuin itu. Aku melihatnya. Tapi jika aku membelamu didepannya. Maka dia akan lebih membencimu bukan aku. Aku nggak mau dia sakitin kamu. Aku nggak mau memperbesar masalah. Kamu di bawa ke BK contohnya. Percayalah sayang~

Complete Me !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang