5. sisi lainnya

1.6K 66 0
                                    

Di sekolah.
waktunya istirahat. Aku baru merapikan bukuku. Dan ingin segera kekantin bersama jeni. Cacing diperutku sudah tidak bisa diajak konspirasi. Namun secara tiba-tiba ada gerombolan kakak kelas yang mengerubung di tempatku. Mereka bernyanyi keras-keras. Ada yang membawa galon, ecek-ecek dan gitar. Suaranya begitu berisik dan tak karuan.

Teman-teman lain segera bergegas pergi. Mungkin yang mereka rasakan seperti apa yang aku rasakan. Berisik sakit di kuping bikin pusing. Cacingku tambah memberontak. Tapi aku tak bisa berbuat banyak. Karena mereka bergerombol menutupi jalanku dengan jeni. Aku hanya bisa menunduk sambil terus menutupi kupingku. Kalau saja ini dirga yang melakukannya mungkin aku sudah mengomelinya. Tapi pada orang lain. Ah....

suara itu mereda, seiring dengan datangnya dua piring siomay di diatas mejaku. Tepat di depanku. Aku mendongak mungkin ini ulah dirga. Pria itu tersenyum tapi dia bukan dirga dia kak elang. Dia memberikan uang pada teman-temannya itu seakan mereka itu pengamen yang disewanya.

Lalu dia menghadap jeni .
"Mau jadi obat nyamuk ?".
Jeni langsung pergi dari tempat duduknya. Dan digantikan kak elang.
"Gue nggak tau makanan kesukaan lo makanya belinya ngasal ".
Aku diam
"Lo gak suka ya ? Mau gue tuker sama yang lain ?" tanyanya lagi.
"Em bukan gitu kak. Tapi..".
"Masak lo tega biarin gue makan sendirian. Lagian gue udah bayar mahal-mahal tu tambal band biar kita bisa makan berdua".
Aku mengangguk lalu menyuap somay itu. Pria ini selalu memiliki caranya sendiri.

Jam istirahat selesai jeni datang dengan senyum meledek. " cie.. Yang habis makan berdua". Aku hanya tersenyum malu malu. Jeni terus mengoceh. Dia bilang aku sangat beruntung didekati cowok seganteng dan lucu kak elang. Dia juga bilang kalau karena kak elang udah deketi aku. Jadi dia sekarang mengincar kak dirga untuk didekati. Karena tadinya dia kenyukai keduanya. Dasar jeni rakus.
"Dia kan emang suka bercanda. Mungkin dia suka bercandain semua cewek" kataku pada jeni. Elang memang tipe cowok humoris kepada siapa saja. Jadi kemungkinan besar dia juga melakukan ini pada yang lain. "Buktinya tadi dia ngusir halus yang lain. Dan cuma lo doang yang di ajak makan berdua lis. Bahkan terang-terangan dia ngusir gue" kilah jeni. "Mungkin dia carinya sasaran empuk yang pendiam kayak aku".
"Gue yakin dia beneran suka sama lo. Apapun itu lo beruntung. Disaat yang lain pada susah-susah cari perhatian biar bisa deket sama dia. Lo tinggal diem aja dia yang cari perhatian ke elo. So sweet ". Kekeuh jeni lebay.

Aku sudah pulang. Disambut dengan adanya kak dirga. Yang sudah duduk sambil memainkan game online di smartphonenya. " assalamu alaikum". " walaikum salam". Ku taroh tas ku asal. Kaos kaki ku lepas dan ku buang asal. Aku bergegas kekamar mandi mengganti bajuku. Keluar dari kamar mandi. Kulihat tas dan kaos kakiku sedang berada di tempat semestinya. Pasti kak dirga yang merapikannya seperti biasa. Aku mendaratkan bokongku disampingnya dan menyandarkan kepala di bahunya. "Capek " keluhku. Dia menghentikan permainannya. Mengusap kepalaku sayang. "Ayo makan. Aku  sudah lapar dari tadi". " mager" jawabku. Aku baru ingin merebahkan tubuhku tapi kalah cepat dia sudah lebih dulu menggendongku. Keruang makan disana sudah ada ibu dan mbok ten. Ayah belom pulang. Karena ini masih siang.

Diruang tamu. Kak dirga tidur menjadikan pahaku sebagai bantalan. "Sampai kapan mau diumpetin ?" tanyaku. Aku tau dia tau maksudku. "Kamu tau ini demi kebaikanmu". Dia memejamkan mata seakan tak ingin melihat ekspresiku yang merengut. "Satu kebohongan akan menimbulkan banyak kebohongan untuk menutupinya". Aku mengulang kata-kata yang sering kak dirga ucapkan. Dia tidak suka pembohong. Dia juga sering bilang aku tak pandai berbohong. Apa lagi padanya aku selalu kepergok saat berbohong.
Tak ada jawaban aku tau dia pura-pura tidur. Menghindar dari berdebatan yang akan memicu pertengkaran.

Complete Me !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang