Alessandra POV
Jadi populer itu ada enak dan enggaknya.
Enaknya ya jadi pujaan banyak orang entah cowok maupun cewek, banyak yang kenal kita, idola lah pokoknya. Apalagi keluarga gue adalah penyumbang terbesar di sekolah ini. Otomatis guru-guru agak segan ke gue dan ga pernah macem-macem ke gue!
Ga enaknya ya banyak yang mencibir, nyinyir, selalu jadi top gosip, dan mungkin ada yang benci ke gue!
Nama gue Alessandra Peters. Kadang di panggil Ale atau Sandra. Gue kelas 12 di St. Claire Senior High's.
Dari kelas 10, mantan pacar gue aja udah 5 (atau 15, gue lupa!), dan yang sekarang ini jadi pacar gue adalah Noah. Dia ini mantan ketua OSIS lama yang udah dari dulu ngejar-ngejar gue. Doi mayan ganteng sih.
Gue sama Noah udah jalan lebih dari 3 bulan, dan tiap bulan dia ngadain anniversary macam orang lebay gitu. Gue sebenarnya ga begitu fanatik dengan hal-hal kayak gitu. Dan pacar-pacar gue lah yang biasanya kelewat excited.
Gue sama Noah jelas jadi pasangan favorit di sekolah, walaupun sebenarnya gue ga ada rasa sama dia!
Well, gue ga tau udah dari kapan merasa kalau gue itu kehilangan rasa! Ya gimana, deg-deg an aja enggak! Sayang atau cinta itu yang seperti apa gue ga tau. Rasa gue mungkin lebih ke penasaran atau coba-coba. Atau mungkin gue terlalu banyak pacaran?
Sumpah ini membuat gue kepikiran. Atau gue ga usah pacaran dulu kali ya? Fix gue cuman naksir sesaat ke Noah dan lainnya.
Oke, gue akan bicara ke Noah malam ini dan minta putus. Pas banget deh malam ini dia ngajak dinner.
"A-ale..", temen sekelas gue 'yang gue ga hapal namanya' manggil gue dengan takut.
"Apa?", jawab gue ketus.
"Um, lu di panggil tuh sama Pak John", katanya memberi info.
"Oh, ok thanks"
Dan gue pun segera ke depan menemui Pak John, guru Bahasa Indonesia.
"Kenapa pak?"
"Sandra, bapak mau ngasih tau bahwa kamu terpilih jadi peserta lomba essay Nasional dua minggu ke depan"
"Oh iya makasih Pak"
"Nanti kamu bakal bergabung dengan beberapa siswa yang terpilih setelah pulang sekolah seperti biasa", lanjutnya memberitahu.
"Iya Pak"
"Ya sudah silahkan kembali ke tempat dudukmu"
Begitulah, gue emang langganan jadi peserta lomba-lomba gitu. Udah banyak piala yang gue sumbang buat sekolah ini. Selain populer, gue termasuk dalam deretan orang pintar di sekolah ini. Gila aja kalo penerus keluarga Peters itu bego, bisa di tendang hidup-hidup gue sama ortu gue!
Banyak anak dari sekolah lain juga yang kenal dan ngefans ke gue. Mereka suka ngasih gue barang gitu karena bunga udah terlalu biasa buat gue.
Dan tentu aja, temen deket gue adalah anak-anak terkenal semua di sekolah ini. Dari Ghea, anaknya pejabat yang terkenal gonta-ganti mobil. Lalu ada Irene, seorang model freelance yang gonta-ganti cowok hampir tiap minggu.
Walaupun kita ga sekelas, kita suka hangout di kantin dan pulang bareng. Malamnya kita suka hang out di apartemen milik gue.
Kita ga begitu suka ke club malam karena kalau kita mabok bisa bahaya ketahuan pihak sekolah. Masih anak sekolah kita! Yah, walaupun kadang kita juga ke club buat nyariin Irene cowok sih.
Tak terasa bel tanda pulang sekolah pun berbunyi. Gue lalu memasukkan buku dan alat tulis gue ke dalam tas secara sembarangan dan berjalan santai menuju ke ruang OSIS. Di sana kita akan bertemu pak John lagi untuk briefing sebentar, bersama siswa lain yang akan mengikuti lomba gitu deh.
Gue pun langsung masuk dan duduk di salah satu kursi di ruang OSIS karena pak John ternyata belum datang. Anak lain seperti biasa pada ga berani mandang gue. Cari mati kalaupun iya!
Tak lama, ada yang duduk di sebelah gue tanpa bilang apa-apa.
Seorang cewek dengan perawakan sedikit kurus, kulit putih mulus walau sedikit pucat dengan rambut panjang dan kacamata yang bertengger di wajahnya.
Siapa cewek ini? Kok gue ga pernah liat? Anak baru?
Tak lama kemudian pak John datang lalu membaca daftar nama peserta yang ikut lomba, "Alessandra, lomba essay. Vera, Lucy, dan Mike lomba debat, lalu yang terakhir Lilyan, kamu ikut lomba puisi. Ini bapak bagikan peraturan dan materinya, silahkan kalian pelajari terlebih dulu"
Oh, namanya Lilyan.
Dia pun membaca kertas yang di berikan pak John dengan serius. Gue pun ga sengaja memperhatikannya. Dari segi muka dia ga keliatan jelek sih. Cantik malah. Gayanya juga oke dari atas ke bawah. Plus wangi tubuhnya enak, vanilla.
Tiba-tiba dia menoleh ke gue! Shit, matanya bagus banget! Warnanya coklat dengan bulu mata lentik. Kelihatan banget sih dia blasteran, yah walaupun kebanyakan murid di sini emang gitu.
Gue pun langsung tersenyum sinis ke dia!
"Are you done eyeing me?", tanyanya blak-blakan dengan pandangan mata yang tajam lurus ke gue!
Deg.
Gue langsung kaget dengan pertanyaannya!
The hell, apa-apaan nih cewek! Apa maksudnya 'eyeing'? Ngeliatin gitu?Sialan!
"What? Me? Eyeing? In your dreams ass-hole!!", gue langsung menjawab sambil geram.
Dia pun langsung kembali membaca materi dan ga pernah lagi mandang gue.
Heck, ada yang CARI MATI rupanya dengan gue!
***
You can vote and comment on this story. Thanks for reading :)