Alessandra POV
Sial, gue lupa kalau ada latihan... lagi!
Masih ada dua kali latihan sebelum lomba pada hari Sabtu. Untuk lomba essay dan puisi sebenarnya lewat online sih. Jadi hari terakhir latihan nanti, kita latihannya di lab komputer gitu.
Puisi enak sih, cuman 2-3 pages. Nah essay, itu minimal 5 pages. Ngetiknya kadang suka males gue!
Dan gue juga lupa belum memperbaiki essay gue! Fuck!
Gue pun bergegas membuatnya, oh ya kata pak John kan tinggal di panjangin aja. Gue lalu menyisipkan kata-kata yang sesuai secepat kilat. Mengarang indah mah urusan kecil. Nanti tinggal di tata ulang, jadi deh.
Sipp, tinggal di teliti pak John dan gue bisa pulang cepet!
Oke, ke ruang OSIS dulu. Gue pun mengambil tas dan menuju kesana.
Sudah ada pak John, dan tentu saja Lilyan si mata empat dan yang lainnya.
"Oh, kamu sudah datang Sandra. Silahkan duduk dulu", kata pak John.
Gue pun lalu duduk, dan agak berjauhan dengan yang lain. Gue langsung membuka tas dan mengeluarkan essay gue yang udah gue panjangin lalu menyerahkannya ke pak John.
Nah, tinggal leha-leha dulu deh. Gue baru mau membaca novel, ketika Lilyan di suruh membaca puisinya sama pak John. Dan otomatis gue pun ikut mendengar.
Damn. Puisinya emang bagus. Dan suara Lilyan yang sedang membaca puisi itu, what should I say, emm, renyah? No, no, no, no! Gorengan kali renyahh.
Dan seperti biasa, pak John pun memuji dia gitu. Dan lagi-lagi dia tersenyum dengan manis!
Hah? Apa yang barusan gue bilang? Manis? Huekk!
Gue pun langsung berdiri dan pamit kepada pak John untuk pulang duluan karena tiba-tiba merasa pusing.
Saat gue udah mau sampai parkiran, ada suara yang manggil-manggil gue. Dan itu dia!
"Peters, wait", katanya agak berlari menuju ke gue.
Gue pun langsung berhenti. Dia terlihat agak ngos-ngos an gitu. Hmm.
Setelah mengatur nafasnya, dia lalu berkata, "Ini draft essay punya loe. Tadi sudah di koreksi pak John dan katanya udah oke"
Shit, gue lupaa tentang draft gue!!!
"Thanks", jawab gue singkat. Well, seenggaknya gue harus berterimakasih kan? Apalagi dia udah bela-belain nyusul gue.
"Oh iya, latihan berikutnya di lab komputer hari Kamis sepulang sekolah", katanya memberitahu.
"Iyaa gue tau kok kutubuku, ada lagi?", tanya gue sambil memasukkan essay gue ke tas.
"Ga ada kayaknya", jawabnya sambil mengelap keringat di pelipisnya.
"Ya udah, bye"
"Tunggu!!", dengan cepat dia berjinjit dan mengambil sehelai daun yang nyangkut di rambut gue. Gue pun langsung mematung. Entah kenapa gue ga suka dia sangat dekat ke gue gini! Mana wangi tubuhnya yang beraroma vanilla itu tercium dan membuat hidung gue teracuni parfumnya!
"Emm, ada daun di rambut loe..", ucapnya lalu membuang daun tersebut.
Gue yang masih tercengang pun terdiam di situ beberapa detik lalu berkata, "Makasih lagi deh... kutubuku"
"I have a name. It's Lyan"
"Gue tau bego!", gue pun jadi kesel mendengarnya.
"Oh, well, see you on Thursday Alessandra", katanya tersenyum lagi lalu berlalu dari situ.