Lyan POV
Hari ini sungguh terasa lama dan energi gue seperti habis terkuras. Bahkan gue ga tau mau ngapain! Mama juga sama. Terlihat lesu, sembab, dan pikirannya kosong menatap ke langit-langit atau dinding.
Banyak orang yang melayat dari pagi hari dan kita ga sanggup menyalami atau menemui mereka satu per satu.
Untung aja Paman dan Bibi, orangtua Valerie sudah datang dan menggantikan kita. Gue dan Mama pun beristirahat sebentar dan menunggu Papa datang kesini. Beliau datang dengan private jet, jadi lebih cepat sampai sini. Mungkin sebentar lagi.
Gue hanya menyenderkan punggung gue sebentar dan cuman minum aja di dapur. Nafsu makan gue hilang dan begitupula Mama. Mama hanya di kamar nenek dan duduk menatap ke tempat tidur nenek yang kini kosong.
"Mom...don't be like this please", kata gue ke Mama dan memeluk beliau.
"Mama tau Lyan. Mama hanya butuh berpikir sejenak aja. Papa kamu udah datang?"
"Sebentar Lyan tanya ama Victor dulu", Victor memang bertugas mengurus banyak hal serta mengepalai semua pekerja yang ada di rumah ini. Dia sangat bisa diandalkan.
Gue lalu nge-chat Victor dan dia segera membalas kalau Papa udah dalam perjalanan ke sini menggunakan mobil.
"Papa udah mau ke sini Ma", info gue ke Mama.
Dan benar aja, saat Papa datang, Mama langsung memeluk Papa dan menangis lagi. Hmm, maybe pelukan Papa lebih nyaman kali ya. Karena berpelukan dengan orang yang kita cintai emang beda rasanya.
Gue lalu ke depan dan meninggalkan mereka dan bertemu Valerie yang berdiri sambil bersender tembok. Posisi kita agak menjauh dari kerumunan.
"Hey, are you okay cous?", tanya Valerie.
"I'll try to"
"Loe belum makan kan? Mau makan dulu ga di dalam?"
"Gak Val, gue ga laper"
"Hmm, me too. Fyi, Alessandra baru aja dateng sama kakaknya kalau ga salah"
Gue lalu melihat sosoknya dan mata kami bertemu beberapa saat sebelum Alessandra bersalaman dengan orangtua Valerie. Dia lalu masuk ke dalam dan berdoa di sana untuk nenek gue.
Tak lama dia keluar dan nemuin gue.
"I'm deeply sorry for the loss of your grandmother", kata Alessandra dengan tulus.
"Thank you", jawab gue ga tau harus gimana.
Tapi tiba-tiba Alessandra memeluk gue dengan ragu-ragu dan gue sekilas menempatkan tangan gue di pinggangnya.
Hangat. Tubuh Alessandra terasa hangat! Hanya itu yang bisa gue bilang.
Sesaat kemudian Alessandra menarik diri dan dia lalu duduk bersama tamu lain dan kakaknya.
Tak lama, acara pemakaman nenek di mulai dan setelah berdoa bersama, kami sekeluarga mengantar nenek ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Tangis Mama dan Bibi langsung pecah karena mereka putri kesayangan nenek secara langsung dan nenek merupakan ibu mereka. Gue dan Valerie juga menangis. Tapi kita berusaha tegar.
Selamat jalan, nenek.
Alessandra POV
Matanya sangat terlihat kosong. Hati gue merasa sakit melihatnya. Gue ga tau harus gimana menghibur dia dan gue hanya memeluknya sekilas tadi.
Gue ingin memeluk dia lama tapi ada Valerie di sampingnya dan banyak orang juga. Gue ingin meminjamkan bahu gue untuk dia bersandar karena dia seperti mau jatuh saat berdiri di sana sambil melihat ke kejauhan.