four

365 49 0
                                    

"kak dapet titipan"

gue menghentikan jalan gue karena ada adik kelas mencegah jalan gue. "hah? dari siapa?"

"saya gak boleh kasih tau namanya kak,pokoknya dia bilang dia orang yang sama sama orang yang ngasih sticky notes kuning"

gue mengernyitkan dahi bingung,orang ini ngasih gue sesuatu lagi? "ini kak"

dia menyodorkan sebuah plastik hitam yang gue gak tau isinya apa. gue menerimanya,masih dengan keadaan wajah bingung

"makasih ya,kalo bisa bilangin juga ke orang yang kirim"

dia mengangguk lalu pergi meninggalkan gue. kebetulan gue berhenti didekat taman,jadi gue memutuskan mengubah tujuan gue menjadi ke taman aja

gue duduk di salah satu kursi taman,keadaan taman sekarang lagi sepi banget. gue membuka perlahan plastik hitam yang tadi diberikan adik kelas barusan

melihat isinya,gue mengernyit bingung. lagi lagi kenapa si pengirim tau?

dia mengirimkan ovaltine kotak favorit gue dan roti keju. dua duanya favorit gue dan siang ini gue belum makan lagi

terdapat sticky notes kuning lagi didalam plastik. gue membaca tulisannya dan samar samar tersenyum

belum makan kan? nih favorit kamu
maaf ya,buat selama ini
-l

merasa berterimakasih,sekaligus penasaran. siapa pengirim sticky notes kuning ini?

gue membuka bungkus roti dengan perlahan lalu mulai memakan isinya dengan berhati hati,takut keju didalamnya memuncrat keluar

samar samar gue melihat lucas di pinggir taman,duduk di salah satu bangku juga sambil mendengarkan lagu dan membaca novel. dia meminum ovaltine juga,persis seperti yang gue minum sekarang

wajahnya yang serius membuat hati gue sedikit tenang. gue menghentikan makan gue hanya untuk melihat wajahnya

jujur,wajahnya terlalu damai untuk menjadi seseorang yang begitu dingin. tekstur wajahnya yang nyaris sempurna sangat disayangkan jika digunakan untuk seseorang berperilaku dingin

jari jari panjangnya membuka lembaran baru dari novel yang dia baca. bahkan melihat dia membuka lembaran baru novel saja membuat gue ikut merasakan ketenangan yang dia ciptakan

salahkah jika diri gue masih menyukainya dan menyayanginya disaat perilaku dinginnya selalu menghiasi hari hari gue? jangan salahkan diri gue,salahkan semesta mengapa harus menempatkan sebuah perasaan aneh didalam diri gue ini

❄️❄️❄️

"gimana?"

pertanyaan yuqi membuat lamunan gue hilang seketika. kali ini gue sudah berpindah,sudah bukan ditaman dan sudah tidak memperhatikan seorang lucas lagi. kali ini gue dikelas,sedang dalam pelajaran matematika yang bahkan gue tidak tertarik sama sekali

"apanya?"

"kemajuan hubungan kalian berdua"

yuqi mengisyaratkan lucas dengan matanya,yang hanya gue jawab dengan senyum tipis "tidak akan pernah ada perubahan,song yuqi"

yuqi mengangguk pelan "kalian kapan bakal sadar akan perasaan kalian masing masing? kapan kalian bakal mengungkapkan fakta bahwa kalian memiliki perasaan yang sama?"

gue terkejut,tetapi hanya bisa menggelengkan kepala "hanya gue yang memiliki perasaan ini yuqi,dia enggak"

yuqi mendecih pelan "semesta bahkan memang berniat menyatukan kalian berdua,tetapi dengan cara yang rumit"

"lo gak tau apa yang sebenarnya sedang direncanakan oleh tuhan,yuqi"

gue mencoret coret buku kosong milik gue sendiri. mencoret dengan tulisan tulisan yang sedang terpikirkan didalam otak gue,dan menggambar sesuatu yang sedang terlintas di otak gue. yuqi hanya memperhatikan kegiatan gabut gue yang sebenarnya kurang ada faedahnya

"dia tidak sedingin itu la,percaya deh"

gue mengangguk menanggapi ucapan yuqi barusan "iya qi,udah tau. dia cuma dingin ke gue doang"

"dia menutupi perasaannya"

"tau apa lo?" tangan gue yang sedang menggambar berhenti perlahan. dada gue mendadak sakit,seperti ada yang menekan. mata gue mulai buram tertutup oleh cairan bening,air mata

perlahan,cairan bening itu turun melewati pipi pucat gue dan langsung gue hapus dengan pelan "dia enggak ada perasaan yuqi,dia mungkin hanya malas berbicara dengan orang seperti gue. jangan banyak melantur dan memberikan harapan kepada diri gue. gue udah cukup menerima harapan dan di jatuhkan hanya karena percaya hal hal yang gak mungkin. hati gue sudah cukup lelah untuk menerima kenyataan bahwa lucas aldric pratama selalu membenci gue"

cold | lucas wongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang