"pagi. EH KOK MATA LO SEMBAB?"
teriakan nyaring yuqi membuat seisi kelas menengok ke arah gue. gue cuma bisa menunduk,menyembunyikan mata dan muka gue yang terlihat menyedihkan
"LO KENAPA?"
"yuqi jangan teriak,gue gak apa apa" gue menaruh tas di bangku lalu duduk. masih menunduk dan sekarang mencoba menutupi muka gue dengan rambut gue yang terurai
"enggak,rashandra. lo gak baik baik aja"
yuqi menyelipkan rambut gue kebelakang telinga. bisa gue lihat sekarang tatapan khawatir dan tatapan anak anak kelas. menatap gue seakan gue benar benar menyedihkan
"serius song yuqi,gue baik baik aja"
gue bahkan bisa melihat dari sudut mata gue,sesosok lucas yang menatap gue dengan tatapan khawatir mungkin?
tidak mungkin kan?
"just tell me"
gue mendesah pasrah. bukan song yuqi kalau tidak memaksa. "its just family thing ok? my parents are divorced"
yuqi terlihat terkejut mendengar jawaban gue yang tiba tiba. gue merasa malu,memberitahu dengan kencang bahwa sekarang gue adalah anak broken home
"gak perlu malu atau sedih,gue disini buat lo. hug?"
gue mengangguk pelan menanggapi tawaran yuqi barusan,dan dia langsung beranjak mendekat. memberikan pelukan hangat
pelukan sahabat memang selalu indah yea
❄️❄️❄️
"feeling not good right?"
suara ini,suara seorang jeno. gue hanya membalas dengan kekehan kecil sambil memandangi taman sekolah. ya,sekarang gue lagi di taman sekolah. sendiri sebelum jeno akhirnya datang
"gak mau tanya aku tau darimana?"
gue terdiam,membiarkan jeno berbicara dengan sendirinya. anak ini memang terkadang lebih suka berbicara
"aku tau dari mark kalau kakak sedih karena masalah keluarga. mark bilang aku harus bikin kakak bahagia lagi"
gue mengangguk pelan. mark memang mempunyai jiwa sosial yang tinggi,jadi gak heran soal itu
"masih gak mau ngomong? ya udah deh"
jeno menggeser duduknya menjadi lebih dekat dengan gue. dia mengeluarkan sebuah kantung plastik dari kantong hoodie nya
"sebenernya yang nyuruh aku ngomong gini bukan mark,tapi si pengirim sticky notes kuning. ini titipan dari dia"
jeno meletakkan kantung plastik itu di paha gue lalu menepuk bahu gue pelan sebelum akhirnya bangkit meninggalkan gue
"jangan berlarut dalam kesedihan" katanya sebelum pergi
gue tertegun sebentar sebelum akhirnya tersadar dan langsung membuka bungkus kantung plastik tadi. menemukan snack bar,ovaltine dan chocopie beserta sticky notes kuning,lagi
masih gak bisa kasih langsung,maaf suruh jeno buat nenangin kamu. antara gak berani atau gimana juga gak paham. dimakan,biar mood nya bagus. jangan sedih terus,im here. meskipun kerjaan aku juga bikin kamu sedih terus
-lgue menghapus air mata gue yang sempat jatuh sedikit. pada akhirnya gue bangkit dari taman lalu berjalan ke arah kelas sambil meminum ovaltine. berharap ovaltine dapat mengembalikkan mood gue yang hilang dari kemarin
sampai di kelas,gue melihat teman teman lagi pada gerombolan gitu kenapa. cuma yuqi misah sendiri. gue menghampiri yuqi dan duduk di sebelahnya
"ada apaan sih?"
yuqi menggeleng pelan,seakan menyembunyikan sesuatu. "qiii ada apaan??"
"hh,jangan sakit hati"
gue mengangguk antusias. yuqi menghela nafas berat seakan benar benar tidak mau memberitahu gue
"lucas punya pacar,jarang jarang kan denger lucas beneran punya pacar?"
mendadak dada gue menjadi sakit,lagi. "oh" satu kata yang bisa keluar dari mulut gue hanya itu
yasudah lah,
dia bahkan membenci gue. apa yang diharapkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
cold | lucas wong
Fanfiction❝ why you being so cold and different when you're with me,lucas? ❞