"lucas mana?"
"sorry gak lihat"
"eh,lihat lucas gak?"
"nggak tuh"
"lucas kemana ya?"
"hm gak tau deh"
semua jawaban terasa sama dikuping gue. iya,lagi lagi kebodohan gue melanda. gue masih mencari sosoknya
gue sudah mencoba bertanya ke orang orang,dan hasilnya nihil. mereka tidak melihat lucas sama sekali. entah mereka berbohong atau gimana. mark kelihatan menghindar,jeno terlihat cuek
"masih nyariin lucas? udahlah dia emang udah pulang mungkin"
"beluumm yuqiii! tadi gue lihat jelas!" jawab gue tetap bersikeras. yuqi hanya mengangkat bahu lalu mengambil berkas berkas osis nya. "udah lah gue osis dulu ya"
pada akhirnya semua orang meninggalkan gue
aku hanya ingin bertemu,menanyakan keadaannya lalu bertanya bagaimana dengan kita. meskipun tidak pernah ada awal yang menyenangkan. tidak heran jika berakhir dengan tidak menyenangkan juga
"eh!"
gue memanggil seseorang diujung lorong. dia menengok lalu mengernyit "kak rashandra ya?"
"hah? i-iya. siapa ya?"
"leon kak,anak yang mau ikut olimpiade juga. temannya jeno"
gue mengangguk,lalu dengan cepat menghampiri dia "leon,lihat lucas?"
"hm,nggak sih. tapi dia sudah di parkiran kayaknya jam segini"
gue melirik jam tangan,pukul 5.15 sore. gue mengangguk lagi pada akhirnya "makasih ya,le"
senyum tipis gue menyertai ucapan terimakasih gue. leon terlihat sedikit bingung "ada urusan apa kak memang?"
"nggak,cuma cari aja hehe. ya udah,aku duluan ya le"
pada akhirnya gue berjalan menjauhi leon. tapi,dia memegang tangan gue. menahan untuk tidak pergi meninggalkan dia
"sudah mau hujan kak. kebetulan rumahku searah sama rumah kakak. mau diantar?"
gue terkejut,lalu dengan cepat menggeleng "gak! gak usah le gak apa apa kok,bisa naik bis"
"bis selanjutnya datang setengah tujuh kak,yakin mau tunggu"
gue berpikir sebentar. benar juga,jam segini sudah tidak ada lagi bis yang lewat. "ya-yaudah deh le boleh. maaf ya kalau ngerepotin"
"duh santai aja kak,yuk?"
dia mengajak gue ke parkiran dan kita berhenti didepan motor vespa matic hitamnya. "maaf bukan motor keren kayak punya lucas dan jeno ya kak"
"ih apa sih,gak apa apa lah. malah harusnya aku minta maaf kalo ngerepotin sore sore gini"
dia terkekeh pelan sambil menyalakan motornya "yuk kak? sudah semakin gelap"
perlahan gue naik ke motornya. tapi dia tau darimana rumah gue? alah sudah lah,gak usah dipikirin. sekarang yang ingin gue lakukan hanyalah melihat keluar jendela dan menunggu hujan ditemani susu coklat
"eh kak? itu bukannya,lucas?"
gue menengok ke arah dimana leon melihat sosok lucas. dan benar saja
lucas,bersama aleya yang memeluknya dari belakang. seolah mereka adalah sepasang kekasih yang teramat bahagia
mata lucas bertatapan dengan mata gue. gue membuang muka dengan cepat lalu dengan reflek menenggelamkan muka di pundak leon
"maaf le,reflek. butuh sandaran"
"gak apa apa kak,leon siap jadi sandaran kakak di keadaan apapun"
apasih krik bgt
KAMU SEDANG MEMBACA
cold | lucas wong
Fanfiction❝ why you being so cold and different when you're with me,lucas? ❞