twenty

161 18 1
                                    

brak!

pintu kelas mendadak terbuka dengan bantingan menimbulkan suara kencang yang membuat seisi kelas terkejut. lucas memasuki ruang kelas dengan tatapan marahnya,sementara kami cuma berani memperhatikan

"itu dia kenapa?" bisik yuqi ke samping kuping gue,masih sambil memperhatikan pergerakan lucas. gue hanya menjawab dengan kedua bahu yang naik

"lo napa si?" tanya mark. lucas hanya menggelengkan kepalanya,lalu dibalas dengan mark juga dengan menaikkan kedua bahu seolah tidak perduli dengan kelakuan sahabatnya itu

kericuhan kelas kembali terdengar,tetapi perlahan berhenti karena ada yang masuk ke dalam kelas dengan heboh

"woi yang namanya lucas aldric! dicariin lo sama anak kelas pojok!"

gue nggak tau dia siapa,maklum gue kan nggak begitu tau anak anak sekolah ini. yang jelas dia sangar banget dan lucas keliatan marah banget

"ngapain nyariin gue? ada urusan apa hah? sini lah sokin tongkrongan jangan cuma main nyariin doang!" bentak lucas dari tempat duduknya. urat uratnya sudah mulai terlihat karena marah. mark juga terlihat seperti orang menahan emosi

yuqi menyenggol tangan gue "lo tenangin sana!" bisiknya. gue melotot kaget "gila! gue siapanya emangnya?!" balas gue masih berbisik juga. yuqi memutar mata malas

suasana dikelas semakin tegang seiring mereka adu mulut. pada akhirnya,orang tadi meninggalkan kelas. lucas dan mark terlihat masih emosi. mark mengangkat tangan,menyerah. dia menghampiri tempat duduk gue dan yuqi

"lo tenangin lucas,gue ke kelas pojok dulu udah ditunggu. ada urusan"

mark berlalu begitu saja membuat gue membeku. gue beneran harus tenangin lucas? gue berpikir cukup lama,sampai pada akhirnya yuqi menarik gue untuk berdiri dan mendorong gue ke arah tempat duduk lucas

mau tidak mau,gue duduk disampingnya lalu mengelus pundaknya pelan "breathe lu,breathe"

nafasnya yang memburu perlahan kembali menjadi nafas normalnya. tatapannya yang tadi memicing menjadi kembali normal. dia menengok ke arah gue lalu tersenyum tipis

"gila ya,masih perduli seakan nggak ada apa apa"

dia mengelus pipi gue pelan lalu bangkit dari tempat duduknya. tanpa berkata apa apa lagi,dia meninggalkan ruang kelas dengan cepat

mata gue memicing,perlakuan dan sifatnya terlalu aneh. berbeda beda setiap waktu dan keadaan. seakan akan dia adalah seseorang yang menderita penyakit bipolar

gue menghela nafas pelan. kita lihat saja,sehabis ini dia akan kembali kok menjadi lucas yang lama

"apa yang lo harapin lagi,la?"

gue menengok,melihat tatapan yuqi yang sedikit sendu seolah memahami perasaan gue yang sedikit tidak karuan

"nothing,qi. gue cuma pengen dia tetap menjadi lucas yang bahagia. gue mengikhlaskan kemanapun dia pergi karena gue tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi miliknya"

"biarkan senyumnya tetap secerah matahari dan matanya masih seberkilau bintang,meskipun dengan orang lain disampingnya. meskipun bukan diriku yang selalu bersamanya"


 meskipun bukan diriku yang selalu bersamanya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



yuk difollow yuk ig roleplay nya

cold | lucas wongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang