"lucas"
dia menengok,tatapan dinginnya kembali lagi. dia berbeda,seakan akan bukan orang yang kemarin menemani gue sampai sore
"ma-makasih kemarin buat bukunya,gue jadi bener semua"
tanpa mengangguk atau memberikan respon apapun,dia berjalan pergi meninggalkan gue. aneh,seakan akan memang dia berbeda. bukan orang yang sama
gue melihat gerombolan anak perempuan menatap ke arah gue dengan cukup sinis yang gue balas dengan tatapan sinis juga. udah biasa juga kok disinisin lucas,itu malah lebih parah. jadi tatapan sinis orang orang lain itu gak ada apa apanya kalo dibanding sama lucas
tanpa gue sangka,mereka malah menghampiri gue. gue cukup kaget akan kedatangan mereka yang bahkan gue aja gak tau siapa. gue anaknya emang bukan anak hits sekolah yang juga mempunyai banyak teman dan kenal seluruh warga di sekolah ini
"lo rashandra shakila yang biasa diomongin zaidan kan?"
gue mencoba mengingat zaidan itu siapa,oalah jeno. "iya gue rashandra shakila,tapi kayaknya gak biasa diomongin jeno"
cewek yang tadi bertanya terkekeh sarkas "ya siapa lagi yang namanya rashandra shakila selain lo?"
"gak ada kayaknya,gak tau dan gak peduli juga sih. emangnya kenapa"
dia tertawa sinis. tangannya diangkat ke udara,hendak menampar gue. tapi tidak jadi entah kenapa
"kok gak jadi nampar? tampar aja gak apa apa"
dia mendorong bahu kiri gue lumayan kencang "gak usah dekat dekat lucas!"
"gue temen sekelasnya"
"temen sekelas tapi kok dianter pulang? ditemenin sampe sore?"
gue menyilangkan kedua tangan gue di dada "emangnya kenapa? iri ya gak pernah digituin?"
kali ini tangannya benar benar mendarat di pipi gue. suara tamparannya menggema di koridor yang cukup sepi. rasa panas mulai menjalar ke seluruh pipi gue
"aleya"
suara dingin lucas menyeruak memasuki indra pendengaran gue. tatapan dinginnya menatap perempuan didepan gue ini seolah dia benar benar marah
"stop"
lucas menghampiri gue yang masih memegang pipi gue. "jangan usik dia,atau lo berurusan sama gue"
lucas mencengkram tangan aleya dengan kencang sampai perempuan itu sedikit meringis. "just end this love story,gue gak mau berpura pura"
lucas melepas tangan aleya dengan kasar lalu menggandeng gue pergi. cengkraman tangannya lumayan kencang,membuat gue sedikit meringis pelan. setidaknya tidak sekencang dia mencengkram tangan aleya tadi
"lu-lucas,sakit"
dia berhenti,membalikkan tubuhnya menjadi menghadap gue "jangan deket deket aleya,dia lebih muda dan lebih licik"
gue menunduk "jangan kayak gitu lucas,minta maaf sama aleya"
dia mendengus kesal "kapan sih lo bisa ngerti la?"
nadanya yang tinggi dan tegas membuat gue tersentak. air mata mulai menggenangi pelupuk mata gue lagi. dia membentak gue,lagi. setelah sekian lama gue tidak mendengarnya
"lucas,gue gak tau kenapa lo selalu kasar sama gue. gue gak tau salah gue apa sampe lo gini ke gue,tapi gue bener bener minta maaf. gue gak mau diginiin terus,aldric"
suara gue makin lama melemah,tergantikan dengan isak tangis. badan gue yang berguncang sudah tidak bisa gue tahan lagi
pantaskah gue menangis lagi untuk hal seperti ini?
gue menatap tangan gue yang sedikit memerah akibat cengkraman tangan lucas tadi. tapi sebuah tangan terulur,mengambil tangan gue dan mengelus bagian merahnya dengan lembut. itu tangan lucas
"don't you understand,la?"
"what lu? apa yang gue gak ngerti?"
"don't you understand that i have feelings for you for a long time?"
gue tersentak. air mata gue yang tadinya deras perlahan berhenti. dia mengulurkan tangannya,mengelap sisa air mata di pipi gue
"why don't you understand la?"
dia mengusap lembut pipi gue "i want to be the one that hold your hands,i want to be the person that can hug you so tight,i want to be the one who can wipe your tears"
"the one who can makes you happy,not the one that makes you always feel sad"
dia menarik tangan gue,otomatis badan gue maju dan menubruk badannya. dan dia merengkuh badan gue yang lebih kecil dari badannya. membawa gue ke pelukan hangatnya
"sorry for all the mistakes i made. gue bukan orang dingin yang selama ini selalu lo temuin. im sick. gue punya penyakit yang aneh didalem otak gue yang bikin gue selalu jadi orang yang berbeda dari waktu ke waktu"
dia mengusap lembut kepala gue yang benar benar membuat gue nyaman
untuk; lucas aldric pratama,
terimakasih sudah menjadi bagian dari senang dan sedihnya diriku❄️❄️❄️
krik bgt. sorry
KAMU SEDANG MEMBACA
cold | lucas wong
Fanfiction❝ why you being so cold and different when you're with me,lucas? ❞