05 Senyuman

437 23 0
                                    

Bella mengenakan kaus putih berlengan panjang dan sebuah rok bunga-bunga sebatas lutut berwarna Biru muda. Scraft berwarna navy yang disimpul longgar melingkari lehernya.

Sepasang sepatu flat berwarna cream tanpa kaus kaki menaungi kakinya. Rambutnya di ikat tinggi dibelakang kepala. Berhiasan ikat rambut berwarna ungu.

Pipinya memantulkan warna merah karena terik matahari yang masuk melalui kaca bus.
Bella duduk disebelah jendela. Berada diurutan paling ujung setelah Angel dan Andra.

Cuaca mendung, awan hitam menggantung diluar jendela bus. Bella menatap langit sejenak, lalu segera menutup telinga dengan earphone yang tersambung dangan ipod kesayangannya.

Jarak Bandung-Bondowoso bisa ditempuh sangat jauh Cuaca semakin tidak bersahabat, terlebih saat melewati tol yang menuju ke kota Gresik. Angin penjemput hujan seolah bergerak bebas disepanjang jalan tol.

Banyak countainer besar melintas pelan, membawa barang angkutan yang terlihat berat. Kendaraan2 besar itu bergerak merayap dgn kecepatan labil.

Bella tidak pernah menyukai perjalanan jauh. Terlebih lagi karena keadaan jalan sangat tidak mendukung. Mendung, dan perjalanan terasa memualkan karena jalan tol sudah mulai rusak.

Dia mendesah, ingin membenamkan diri dikamar kesayangannya. Terlarut bersama buku-buku fisika, dengan kedipan kursor yang menyala dilaptopnya. Ditemani dengan koneksi internet untuk sekedar googling, Bella betah berlama-lama dikamarnya.

Lamunan singkat itu membuatnya lupa sejenak tentang KKN. Namun, dia kembali tersadar saat lelaki yag duduk diujung bangku menepuk pundaknya. "Aku ingin cepat sampai, lalu mengambil foto kalian berdua," katanya sambil memainkan lensa kameranya.

Sebuah senyum hambar terkulum dibibir Bella.
Bella tahu Andra hanya ingin menghiburnya.

Tatapan mata Andra yang tajam seolah-olah menegaskan bahwa semua akan baik-baik saja. Namun Bella belumm bisa tenang sekarang. Dia masih belum terbiasa dengan lingkungan baru, apalagi dengan orang-orang yang baru dikenalnya.

Salah satu teman sekelompok mengambil gitar yang sengaja di bawa Andra. Selanjutnya, sayup-sayup terdengar melodi ceria di dalam bus. Walaupun bibirnya terbuka ikut bernyanyi, tangannya
asyik memainkan tombol kameranya.
Mengabadikan momen-momen ceria di dalam bus. Membidik beberapa gambar saat mereka berangkat KKN.

Angela sedikit terhibur. Bibirnya ikut terbuka, menyanyikan nada seperti petikan gitar. "Suaramu bagus," puji Angel pada Andra.
Andra menaikan alis kanannya, "Baru tahu?"
Angel mendengus, "Ternyata sama saja, sifat kamu yang ini nggak pernah berubah." Andra terkekeh.

Banyak yang berubah sejak kali terakhir mereka bertemu. Dulu, Andra dan Angel memang sahabat sejak kecil. Kemana-mana selalu berdua, berangkat dan pulang sekolah berdua, bermain berdua, kotor-kotoran juga berdua.

Namun, sejak kuliah, jadwal mereka jadi sangat padat, bahkan tidak ada waktu untuk bertemu. "Aku punya band di Bandung," kata Andra. "Sudah banyak yang berubah, ya." Angel menimpali.
Angel mengangguk sekali lagi,

"Kamu juga, saking cantiknya, aku sampai pangling." Angel terdiam, meresapi kata-kata yang barusan keluar dari bibir Andra. Tanpa sadar, pipinya terasa merona, mungkin sekarang sudah memerah. Cepat-cepat Angel memalingkan wajah ke jendela bus.

Tanpa sadar, dia mengawasi Bella. Wajahnya terlihat suram dengan sepasang earphone yang terjejal ke lubang telinganya. Sesekali, Bella tersenyum simpul. "Kok senyum-senyum sendiri?" tanya Angel tiba-tiba, membuat Bella kaget.

Bella menggeleng pelan, "Lagu favoritku." senyum Bella melebar.
Tanpa dia sadari, Andra sudah mengatur fokus lensanya, mencuri gambar wajah Bella yang terbalut senyum simpul dengn background jendela bus.

Diluar, langit gelap. Titik-titik hujan itu perlahan jatuh kebumi.
Andra melihat hasil potretnya, "Manis.." Katanya pelan.

Keajaiban HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang