38

182 21 12
                                    

Sudah lima belas menit Viyan menunggu di depan gedung boegenville rumah sakit. Saat seorang gadis keluar lalu berlari-lari kecil menghampirinya, ia tersenyum samar.

"Sudah lama menungguku?" tanya gadis itu seraya menggamit lengan Viyan.

"Nggak juga," balasnya sambil melihat lengannya yang digamit melingkar sempurna. "Bagaimana harimu?"

"Basa-basi yang kuno sekali, pak manager." Gadis itu tertawa kecil. "melelahkan. Tapi, sekarang sepertinya sudah tidak lelah."

Viyan menatap gadis itu dengan alis terangkat. "kenapa kok bisa gitu?"

"Karena aku sudah melihatmu" sahut gadis itu dengan senyum lebar, membuat dada Viyan berdesir hangat. Kapan terakhir Viyan melihat senyum yang seperti itu? Sebelum kecelakaan yang menimpa Andra. Sebelum Andra merebut perhatian gadisnya. Ia berusaha menarik garis bibirnya untuk membentuk senyuman, tapi rasanya susah sekali.

Sepanjang hari ini, mood Viyan sangat jelek, banyak sekali hal yang nembanjiri kepalanya. Ditambah dengan masalah-masalah lain yang datang tanpa terduga dikantor.

"Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan denganku, Viyan?"

"Nggak disini, kamu mau kita jadi tontonan seluruh pasien bahkan para perawat rumah sakit ini?"

Gadis itu terkekeh. "Nggak. Aku nggak akan membiarkan wanita-wanita itu bermain mata dan menggodamu"

"Oke, ayo kita pergi" Viyan melepas tangan Bella yang membelit lengannya. Lalu berjalan lebih dulu menuju mobilnya yang ia parkir agak jauh.

Gadis itu belum beranjak dari tempatnya berdiri, mengamati punggung Viyan dengan tatapan murung. Tiba-tiba saja ada perasaan tidak enak yang menyergapnya. Gadis itu menghembuskan napasnya pendek. Dia tahu ada sesuatu yang tidak beres dengan Viyan.

*********************

Viyan membawa Bella menuju pantai. Mereka duduk di salah satu jajaran bangku kayu yang tersedia disana. Langit senja terlihat cantik sekali sore itu. Dari sana, mereka bisa melihat air laut yang memantulkan refleksi warna langit. Sangat indah dan memukau.

"Bagaimana? apa kamu sudah merencanakan jadwalnya?" Viyan bertanya, mengisi jeda kosong panjang yang terbentuk selama perjalanan tadi.

Bella mengamati wajah Viyan. "jadwal? jadwal apa?"

"Kamu lupa?"

Bella memiringkan kepalanya, ia ingat! Pernikahan. Apa dia mau menikah dengan Viyan? Bella membasahi bibirnya. Takut. Gugup. Ia belum memikirkan jadwal mengenai hal itu. Bagaimana bisa ia melupakan hal sepenting ini? Bella mendesah.

"Aku belum memikirkannya, Viyan.."

"Belum memikirkannya?" Viyan menghela napas.
Ia mendengus. "Apa kamu sungguh-sungguh denganku Bella?"

Bella membulatkan matanya. Ia tidak menyangka Viyan akan mengatakan kalimat seperti itu.
"Viyan.. kok kamu bilang begitu?"

"Apa karena kamu terlalu sibuk mengurus Andra?"
Viyan tersenyum lemah "aku bahkan melihatmu menyuapinya, melihatmu menungguinya. Kamu.. Sebenarnya masih ada rasa kan sama Andra?". Emosi Viyan yang sejak kemarin berusaha ia tahan akhirnya diluapkan juga pada gadisnya, namun masih terkendalikan oleh dirinya sendiri, karena tidak ingin sampai menyakiti hati Bella.

"Apa yang kamu bicarakan Viyan?"

"Viyan.. Nggak, ini nggak seperti yang kamu pikirkan", bisik Bella tanpa kekuatan sambil menggenggam jemari Viyan.
"Aku sudah menganggapnya seperti kakakku sendiri".

"Tapi apa kamu masih sayang sama dia? Atau bahkan masih mencintainya?". Viyan masih ragu pada hati Bella.

Bella menggigit bibirnya. Dia menunduk, tak mampu berkata-kata. Kelopak matanya siap menumpahkan air mata yang sedari tadi ia tahan.

"Aku sudah tahu jawabannya, aku kasih kesempatan untukmu, pilihlah jalan apa kata hatimu Bella. Aku harap, kamu bisa memilihnya dengan baik" Viyan melepaskan genggaman jemari Bella.

Dan Bella hanya mampu menatap punggung Viyan yang bergerak menjauh dari jarak pandangnya. Dadanya sakit sekali ketika sosok itu hilang tak terlihat. Seperti ada celah besar yang membuat dadanya menganga, terasa kosong. Bella menunduk, menatap jarinya yang masih dilingkari cincin itu. Dia mengusapnya perlahan. Buliran bening pecah dan keluar dari sudut matanya. Bella terisak. Ia ditingalkan.

Ada yang tahu bagaimana rasanya digantung disaat kamu baru saja menemukan topangan untuk berjalan? Bella persis sedang merasakannya.


Hallooooo 🙋
Aku cuma mau ngasih tauu kalooo...
Cerita ini rencananya aku buat tinggal beberapa part lagi gaess karena.... Next time aku mau bikin cerita baru hehee

Penasaran ga nii kira-kira Bella bakal milih siapa yaaa diantara Andra dan Viyan? Terus gimana yaa buat endingnya apakah bakal berakhir bahagia atau sedih?

Yg mau kasih saran boleh bangett kookk komen yaa jgn lupa klik ❤ juga yaw 💛

Keajaiban HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang