21 Senja Bersamamu

318 26 9
                                    

Andra dan Bella jadian!. Itu berita yang sedang booming diantara kelompok KKN mereka. KKN selalu seperti itu, ada cinlok yang akhirnya terus berlanjut walaupun masa KKN sudah berlalu.

"Nggak nyangka aja." Sarah mantan sekretaris KKN antusias saat ketemu Andra dijalan.
"Bukannya waktu reuni kemarin kamu sama Angel, dan Bella sama Viyan?"
Andra hanya tersenyum.

Radit mengangguk, yakin ada sesuatu tak terlihat diantara mereka berempat. Hubungan rumit antara Bella, Andra, Angel dan Viyan. Entah hubungan seperti apa. Sejak di KKN, tergambar sesuatu yang rumit diantara mereka, dan itu tentang cinta.

"Weekend ke Yogya yuk. Kalian tinggal nyiapin biaya transport aja. Tempat menginap dan makan biar aku yang nanggung." usul Andra.
"Rumah lagi sepi nih, ayahku ada urusan bisnis."
Sarah membeliakkan mata dengan girang.

Tawaran dari Andra sangat menggiurkan. Selama beberapa menit, gadis itu menimang tawaran Andra. Memastikan bahwa minggu depan tidak ada jadwal apapun, kuliah tambahan, kegiatan BEM, maupun acara lain yang nantinya
merusak rencana untuk ke Yogya. Yakin minggu depan free, Sarah mengangguk antusias.

"Oke. Bisa diatur. Aku hubungi teman-teman yang mau ikut. Sekalian refreshing."
Andra tersenyum lebar sambil mengacungkan ibu jarinya, " Sip."
Dia ingin memenuhi janjinya pada Bella. Menunjukan senja di Malioboro yang selalu indah.

"Ke Yogya yuk bareng anak-anak KKN, kita weekend di sana."
sebuah teks singkat dikirimnya untuk Bella.

****

Perjalanan panjang yang melelahkan. Enam jam lebih berada diatas kereta ekonomi dari Bandung ke Yogya. Kereta dari arah jember bercat kuning itu sedikit gaduh. Baru beberapa menit melaju,
pengamen dan pedagang asongan datang silih berganti. Sepertinya, lebih pantas disebut pasar berjalan ketimbang kereta.

"Siapa yang usul naik kereta ekonomi?"
Angel menggerutu. Sejak distasiun Gubeng sampai stasiun nganjuk dia tidak berhenti mengibaskan kipas didepan wajahnya. Wajahnya berpeluh, Angel merasa
make up nya sudah luntur sejak awal masuk gerbong.

Walaupun tiap penumpang mendapatkan tempat duduk, kereta penuh sesak. Berjubel pedagang asongan dan pengamen yang saling antre. Mendekati stasiun tujuan terakhir, penumpang mulai berkurang. Suara bising para pedagang dan pengamen juga berkurang. Akhirnya, mereka bisa bernafas lega distasiun

"Naik kereta ekonomi asyik. Seru, apalagi bareng-bareng bergerombol gini." diantara mereka, Raditlah satu-satunya orang selalu berpikir positif.
"Banyak penjual makanan. Kalau lapar tinggal panggil, ada hiburan juga kan" lanjutnya dengan senyum lebar.

Radit meregangkan kedua tangannya setelah turun dari kereta api. Menghirup udara Yogya yang tidak sepekat udara Bandung. Udara Yogya segar, terlebih saat itu mendung. Tidak begitu panas dan
terkesan sejuk.

Hari itu, hanya tujuh orang yang berangkat ke Yogya. Andra, Bella, Viyan, Angel, Radit, Sarah dan Chintia mantan ketua dari divisi Humas. Teman lain sedang sibuk dengan urusan mereka.

Angel mengernyit, "hiburan musik? Pengamen?"
"Ya. Itukan hiburan, Angel. Asyik kan?" Radit tidak mau kalah.
Angel merengut. "Apanya yang asyik coba?" Angel mengendus bahunya, bergantian dari bahu kanan ke bahu kiri. Memastikan bahwa tubuhnya masih wangi karna dia bertabrakan dengan
berbagai orang dikereta tadi.

Bau dibajunya campur aduk, mulai bau keringat, rokok, hingga berbagai macam parfum. Angel mengernyit ngeri.
"sungguh ini nggak menyenangkan."
dia melotot kepada Radit.
Radit tertawa. Laki-laki satu itu selalu menanggapi apapun dengan tawa konyol. "Hidup itu menyenangkan, bagi mereka yang menjalani dengan ceria."

Bella terdiam. 'Mencari 1000 kawan itu mudah, tapi mencari seorang yang bisa mengerti itu susah', batinnya kesal.

****

Keajaiban HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang