Part 6 : Sarapan

13.2K 252 37
                                    

Rifal keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk yang membelit di bagian pusar hingga lututnya. Tubuhnya yang masih basah karena guyuran air tampak aduhaiii.... membuat mataku melotot dan tak berkedip menatapnya. Namun aku sadar, aku tidak boleh menatapnya seperti itu terlalu lama, nanti dia akan curiga terhadapku. Dengan refleks aku pun segera memalingkan pandanganku, aku pura-pua menyibukan diri dan menyembunyikan wajahku di balik bantal. Sesekali aku melirik Rifal, dia sedang mengenakan pakaian dan berdandan alakadarnya. Dia mengenakan kaos putih dipadankan dengan celana jeans birunya. Rambutnya ditata sedemikian rupa dengan pomade merk ternama. Jadi lebih fresh and stylish.

 Jadi lebih fresh and stylish

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rifal

‘’Hai... rapi amat, Bro... mau ke mana?’’ tanyaku kepo.

‘’Aku mau pergi,’’ jawab Rifal singkat.

‘’Pergi ke mana, sih?’’ Aku jadi makin penasaran.

‘’Aku mau jemput Kinara.’’

‘’Kinara?’’ Aku mengkerutkan jidatku. Heran.

‘’Iya... Kinara adalah cewekku, doi minta dijemput dan diantar ke tempat kerjanya,’’ terang Rifal.

‘’O, gitu...." Aku manggut-manggut.

‘’Yups!’’ timpal Rifal sembari melempar handuk ke arah mukaku.

“’Aahhhh... sialan kau!’’ gerutuku sok kesal, sambil menyingkirkan handuk bekas Rifal ini jauh-jauh dari mukaku. Rifal hanya tertawa terbahak-bahak.

‘’Udah sana mandi, gih... mukamu itu masih bau bantal!’’ celoteh Rifal sambil mengeloyor pergi.

‘’Kamprettt!'’ tukasku dongkol.

‘’Ha ha ha ha... udah, ya... aku pergi dulu, My Brother.... Dahhhh!'’ seru Rifal di depan pintu. Ekspresinya tampak ceria karena berhasil mengejekku.

Dia pergi dan berlalu dari hadapanku.

Aku masih menatapnya hingga bayangan tubuhnya benar-benar lenyap dari pandangan mataku.

‘’Kadang kamu menyebalkan sekali, Rifal... tetapi aku tidak bisa marah terhadapmu, kamu tetap akan selalu jadi pujaanku. Walaupun aku tahu, kamu akan selalu membuatku cemburu....’’ gerutuku dalam hati.

Setelah kepergian Rifal, kini giliranku yang masuk ke kamar mandi. Di sinilah aku melakukan mandi junub. Selesai mandi, aku berpakaian seperti biasanya dan kemudian menyiapkan sarapanku sendiri. Aku membuat secangkir kopi dan selembar roti tawar yang kuolesi dengan selai kacang. Alhamdulillah cukup kenyang. Setelah aku sarapan aku tidak tahu harus bagaimana lagi, karena hari ini aku sedang libur bekerja. Daripada bengong aku pun buka aplikasi media sosial yang ada di handphone-ku, aku mulai chating dengan sahabat dunia mayaku. Bersamanya aku mulai menceritakan semua peristiwa yang sedang aku alami. Entahlah... walaupun aku hanya mengenalinya lewat facebook, aku merasa nyaman dan terbuka untuk curhat tentang kehidupanku kepadanya. Dia bernama Herio Purnama. Dan aku berharap, aku bisa bertemu dengannya secara langsung, karena menurutku, dia adalah teman yang asik dan baik hati.... ahhhh kenapa aku jadi memujinya.

 ahhhh kenapa aku jadi memujinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iqbal

‘’CLIINGGG!’’ nada notifikasi BBM-ku berdering. Ada sebuah pesan masuk. Dari siapa, ya?

I LOVE U, BRO! (Kasih Tak Lurus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang