Part 16 : Ngompol

10.8K 233 13
                                    

Rifal melumat bibirku dengan mesra. Dan satu ciuman hangat inilah yang mampu membuatku bergairah. Aku tak pernah mengira kalau dia pandai melakukan adegan ini dan dipraktekan langsung bersamaku.

‘’Aku sangat mencintaimu, Iqbal...’’ bisik Rifal di telingaku sembari telapak tangannya menggerayangi sekujur tubuhku.

‘’Aku juga mencintaimu, Rifal... amat sangat!’' balasku lirih.

Kemudian Rifal melumat bibirku kembali, dia juga menyelusupkan tangannya ke dalam bajuku. Jari-jemarinya menyentuh putingku dan memainkannya. Dia mengusap-usap lembut puting susuku itu, hingga aku merasakan sensasi gelombang geli tapi nikmat.

Sambil menciumku Rifal membuka pakaianku satu demi satu hingga menyisakan celana dalamku. Dengan pelan dia menidurkan aku di ranjang mewah ini, lalu dengan sigap dia menindihku. Lagi-lagi dia melumat bibirku dan menyeruput air ludahku dengan sangat kuat dan penuh nafsu. Giginya mengigit manja bibir bagian bawahku dan mengulumnya seperti mengulum permen karet. Aku tidak tahu bagaimana rasanya ini. Aku tidak menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan betapa romantisnya ciuman Rifal. Ciuman erotis yang dibumbui dengan sedikit cinta membara dan dipadu dengan gejolak asmara yang liar, nakal, dan brutal. Aaaacckkhhh....

Rifal mengulurkan lidahnya, dia menjilati area belakang cupingku, kemudian leherku dan juga dadaku. Setiap jilatannya ini seolah membawa aliran listrik yang mampu membuat tubuhku bergidik sehingga membuat napasku jadi berat dan kembang kempis.

Aacckkhhh.....shiiitt! Nikmat apalagi ini, mataku jadi merem melek saat lidah Rifal meliuk-liuk di lingkaran hitam putingku. Sesekali dia mengecup puting itu dan menggigitnya perlahan-lahan seperti anak kucing yang sedang menyusu induknya.

Ooughh... rasanya aku dibawa terbang melayang jauh ke awan. Kenikmatan yang tiada tara. Lidah Rifal terus menyapu bagian-bagian tubuhku yang sensitif. Ujung lidahnya terus menari-nari di lubang pusarku, kemudian area pubisku dan akhirnya turun ke bagian kelaminku. Rifal menjilat-jilat benda kelelakianku itu yang menonjol dan masih tertutup oleh celana dalamku.

Rifal membuka lebar pahaku, lalu dari celah lubang celana dalamku itu dia menarik biji pelerku hingga menjumbul keluar. Dia meremas-remas dua buah biji kembar itu dengan sangat lembut, lalu dengan lidahnya yang basah dia menjilat pangkal bijiku dengan sapuan manja tetapi mengasikan. Dia gigit satu per satu biji itu dan mengulumnya perrlahan-lahan hingga sekujur tubuhku menggelinjang karena tak kuasa mendapatkan getaran kenikmatan yang tak pernah aku rasakan sebelumya. Enak Gila!

Ough... aaahhh.... tubuhku ini mengeliat bagai seekor cacing yang kepanasan. Rangsangan demi rangsangan yang digempurkan oleh Rifal di area senjata pribadiku benar-benar menciptakan sensasi-sensasi kenikmatan hingga tanpa sadar membangunkan kontolku yang dari tadi berontak di balik sempak.

Rifal perlahan melorotkan celana dalamku, lalu mencuatlah basoka kebanggaanku itu. Kontolku berdiri menantang seolah siap untuk digunakan berperang. Kepalanya merona dan mengkilat berwarna merah keunguan. Tanpa segan Rifal meraih batang kontolku dan mengocok-ngocoknya seperti mengocok arisan. Plok ... Plok ... Plok!

Aaaachhh... aku mendesah, ketika tiba-tiba Rifal mencaplok kontolku dengan mulutnya. Dia mengulum dan menyedot-nyedot pusaka keramatku itu dengan lincah seperti bocah yang sedang menikmati sebuah Ice Cream.

Oouh... ahh... aaahhh... mulutnya yang becek itu terasa hangat di sepanjang batangku. Bibir dan lidahnya menjepit dan menyeruput lubang kencingku. Ooh,  No... sepongan nakalnya sungguh membuat kontolku terasa penuh. Rasa geli, enak, dan nikmat sulit dibedakan. Sedotan demi sedotannya seolah menarik cairan sperma yang mengalir deras dari skrotum terus naik hingga di ujung kepala kontolku. Tubuhku mengejan tak karuan. Berontak ke kiri dan kanan hingga sprei di ranjang menjadi berantakan.

Aaaaaccckkkhhh... Aku berteriak, tetapi dengan suara tertahan dan pada akhirnya...

CROOTTTT... CROOOTTT... CRRROOOTTTT....

Pejuhku memancar dari lubang kontolku dan membanjiri mulut Rifal.

Sesaat setelah aku berejakulasi, tiba-tiba saja tubuhku bergoncang-goncang. Ruangan mendadak jadi gelap dan Rifal menghilang entah di mana.

Aku perlahan membuka mataku. Aku tersadar dan aku berada di kamarku sendiri. Tak ada lagi kamar asing nan mewah itu. Aku barusan bermimpi.

Dengan refleks aku mengecek celanaku. Sial... celana dalamku banjir sperma hingga tembus keluar celana panjangku..Aku mengompol. Mengompol pipis enak karena aku bermimpi basah. Aaaaackkkhhhhh...

I LOVE U, BRO! (Kasih Tak Lurus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang