Part 12 : Rokok

9.3K 219 14
                                    

Jam istirahat kerja

Aku duduk di ruang locker karyawan. Aku termenung sambil memandang langit-langit yang penuh sarang laba-laba. Aku tidak tahu apa yang sedang aku pikirkan. Aku hanya merasa ingin menenangkan diri di sini.Sesekali aku menenggak sebotol cola rasa strawberi yang aku beli di warung pinggir jalan. Aku juga menyulut rokok jenis mild, lalu menghisapnya pelan-pelan dan kuhempaskan asap rokok ini jauh-jauh. Sejauh anganku yang terbawa angin entah ke mana.

‘’Iqbal...’’ Suara lirih seorang gadis membuyarkan lamunanku, aku mendongak ke arah sumber suara itu. Sebuah bibir bergincu merah muda milik sahabat wanitaku.

‘’Hai...Yanti,'’ sapaku.

‘’Lo kenapa sih, Bal?" tanya Yanti sambil mendekat dan duduk di sebelahku.

‘’Tidak apa-apa,’’ tukasku.

‘’Gue perhatikan dari tadi Lo kurang bersemangat, seperti ada yang sedang lo pikirkan. Ayo dong, ceritakan pada gue... Siapa tahu Gue bisa bantu lo, Bal...’’

‘’Ah...itu perasaan lo aja!‘’

‘’Serius lo tidak apa-apa?’’ Yanti menyelidik, "Jangan bohong, deh... mata lo tuh menyembunyikan sesuatu yang ada di balik hati lo, Bal."

‘’Udah kayak peramal aja, lo, Yan!’’ Aku menghisap rokok kembali, lalu membuang asapnya ke arah muka Yanti.

‘’Iihhh... Iqbal...’’ timpal Yanti sambil mengibas-ibaskan tanganya untuk menghalau asap rokok tersebut.

‘’Ha...ha...ha...’’ Aku jadi terkekeh, Yanti bangkit dari duduknya dan memasang wajah juteknya, lalu dia ngacir meninggalkan aku.

‘’Yanti... Yan!" seruku menahan langkah Yanti, tetapi dia tidak menggubrisku.

‘’Elvira Damayanti!!!’’ Kembali aku berseru menyebut nama lengkapnya, baru deh ada reaksi dari Yanti. Dia menghentikan langkahnya dan menoreh ke arahku.

‘’Apaan, sih?" ujar Yanti dengan nada kesal.

‘’Terima kasih, ya... udah perhatian sama gue...’’

‘’Gak usah GR, deh!"

‘’Lo ngambek ya, Yan... sorry deh, gue tidak bermaksud begitu. Lo benar... Gue memang lagi banyak pikiran... tetapi saat ini gue lagi pengen sendirian aja."

Yanti menghela napas dalam, dia menatapku sebentar, lalu memberikan sedikit senyuman manisnya.

‘’Oke... Gue tidak akan ganggu lo sekarang... Semoga lo akan menjadi lebih baik lagi,’’ ungkapnya pelan kemudian dia menghilang dari pandanganku.

Aku menggangguk sembari menyulut sisa rokokku dan menghempaskan perlahan asap putihnya yang mengepul di mulutku.

Aku tahu Yanti adalah temanku yang baik. Dia bisa mengerti apa pun keaadanku, tetapi aku tidak mungkin menceritakan masalahku kepadanya. Kalau aku menyukai seorang pria.

I LOVE U, BRO! (Kasih Tak Lurus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang