Part 19 : Ngaca

8.5K 190 3
                                    

Sebelum masuk ke tempat kerja aku absen dulu dengan finger print, lalu sambil bercermin di depan kaca aku merapikan penampilanku. Karena tempat kerjaku ini menuntut para karyawannya agar selalu tampil rapi dan bersih. Makhlum aku bekerja pada salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayan publik.

‘’Udah ganteng ... tidak usah ngaca terus, Bal...’’ celetuk Yanti tiba-tiba nongol begitu saja. ’’Awas ntar kacanya pecah, lho...’’ lanjutnya dengan nada sindiran yang mengejek.

‘’Hehehe...’’ Aku cuma tertawa sambil tetap mengaca dan tidak memperdulikan omongan si Yanti.

‘’Bal... Lo tadi berangkat bareng siapa?’’ tanya Yanti mengalihkan topik.

‘’Temen gue... kenapa emangnya?’’

‘’Keren juga ya, temen lo...’’

‘’Iya... Dia emang keren, ganteng dan  manis juga... Lo naksir, ya?" Aku membalikan tubuhku dan menatap wajah Yanti.

‘’Enggak... Gue cuma mengagumi aja..’’ Muka Yanti mendadak jadi memerah seperti udang rebus.

‘’Dia sudah punya pacar, Yan...’’ terangku.

‘’O, ya... tapi gue tidak peduli, sih...’’

‘’Jangan begitu, jangan jadi pelakor!"

‘’Apaan sih, Bal... kok jadi serius begitu?"

‘’Udah... ah, kita masuk aja, yuk!’’ kataku mengakhiri percakapan ini, aku berjalan menuju ruang kerja.

‘’Iqbal... Tunggu sebentar.!'’’ seru Yanti menahan langkahku.

‘’Ayak naon dei?’’

‘’Ntar sore lo ada acara, nggak?’’

‘’Mmm...’’ Aku memikirkan sesuatu dengan mengkerutkan keningku, ‘’sepertinya sih, belum ada... kenapa gitu?’’ lanjutku.

‘’Gue... dapat dua tiket nonton gratis di cinema 21, kalau lo mau kita bisa nonton bareng. Gimana?’ ’jelas Yanti.

Aku tidak segera memberi jawaban, karena aku masih bingung. Aku menatap mata Yanti dengan saksama. Di sana aku menemukan sesuatu yang tak pernah kuduga. Yanti sangat mengharapkan keikutsertaanku bersamanya.

‘’Jika lo keberatan... tidak apa-apa, Bal... Lupakan saja!’’ Yanti membalikan tubuhnya dan mulai menggerakan kaki-kakinya.

‘’Yanti...’’ Aku menyambar tangan Yanti, dia menoreh perlahan ke arahku,  “baiklah... Gue akan ikut nonton bareng lo.'’ imbuhku.

‘’Yang bener?" Yanti menyunggingkan bibirnya, matamya bersinar penuh dengan rasa kebahagiaan.

‘’Ya... tapi gue tidak janji. Jikalau tiba-tiba ada keperluan yang mendesak nanti dan terpaksa harus membatalkan nonton dengan lo.'’

‘’Iya... tidak apa-apa, Bal... yang penting lo sudah mau bersedia nonton dengan gue... walaupun belum pasti. Buat gue itu sudah cukup seneng...’’

Aku mengangguk-anggukan kepala, mataku tetap fokus pada gerak body language-nya yang cenderung mengisyaratkan ada sebuah perasaan yang tak bisa diungkapkan. Yanti seolah memendam sesuatu yang tak ingin dia beberkan kepadaku.

‘’Ya, sudah... kita masuk, yuk!'’ Yanti mengandeng tanganku dan menyeret tubuhku untuk segera memasuki ruang kerja.

Dan hari ini aku pun menyesaikan tugas pekerjaanku dengan baik dan lancar.. Alhamdulillah, ya....

I LOVE U, BRO! (Kasih Tak Lurus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang