Part 15 : Kiss 😘

10.7K 234 23
                                    

Satu hari telah dilalui, bukan... satu hari telah dinikmati.

Hari ini ada banyak reservasi di tempat kerjaku, jadi aku sangat sibuk sekali. Aku tidak sempat membuka aplikasi sosial media di handphone-ku. Aku juga tidak bisa berbincang santai dengan rekan-rekan kerjaku. Pokoknya tenaga dan pikiranku terfokus pada tugas-tugas pekerjaanku, jadi ibarat smartphone baterainya lowbat dan butuh di charge kembali. Aku lelah, letih, lesu, lemah, lunglai atau apalah istilahnya, yang pasti aku butuh istirahat.

Sampai di kost-an aku tidak sempat mandi, tubuhku langsung roboh di kasur. Matuku super ngantuk, lengket seperti dilem. Aku menempelkan kapalaku di atas bantal dan aku pun molor.

Zzzzzzzzzz.....

Aku tiba-tiba berada di suatu tempat. Aku memperhatikan seluruh ruangannya. Seperti di kamar pada sebuah hotel. Tempatnya nyaman ber-AC, ranjangnya terbuat dari kayu yang berukiran indah serta dihiasi dengan kelambu berwarna perak. Kasurnya sangat empuk dan dilapisi sprei berwarna putih keemasan. Tak hanya itu, di setiap sudut juga ada banyak taburan bunga-bunga tujuh rupa yang baunya sangat semerbak wangi alami. Sungguh, kamar ini seperti kamar pengantin. Bagaimana bisa aku terdampar di tempat semacam ini? Aku bingung dan tidak mengerti.

Aku duduk di tepi ranjang ini dan memegangi setiap lipatan kain sprei yang teksturnya sangat halus dan lembut. Aku termenung dan terpekur memandang lantainya yang bersih dan bening seperti kristal. Coraknya seperti goresan batik pekalongan, luar biasa elegan dan sangat fantastik.

Tunggu... Sepertinya aku mencium aroma yang sangat begitu aku kenali, ini adalah wangi parfum yang biasa dipakai oleh....

''Rifal...'' Mulutku ternganga melihat sosok sahabatku itu, tiba-tiba hadir di hadapanku. Dia tersenyum menyapaku. Wajahnya teduh dan semanis biasanya. Tidak... dia lebih tampan dari sebelum-sebelumnya. Penampilannya sangat menakjubkan. Dia bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana training berwarna putih agak transparan. Sehingga menampakan setiap detail bentuk tubuh bagian bawahnya. Amazing... belum pernah aku melihat Rifal sekeren dan segagah ini.

Rifal menarik tanganku dan mencium punggung tanganku itu dengan begitu lembutnya seperti mencium tangan perempuan. Ada apa ini? Mengapa Rifal jadi semelankolis seperti ini? Heran. Bingung. Aneh.

''Apa kamu sudah siap, Sayang?" ujar Rifal yang benar-benar membuatku heran dan bertanya-tanya. Habis makan apa anak ini? Hingga menyebutku pakai sayang-sayangannya segala.

''Rifal... Kamu tidak lagi demam, 'kan? Apa kamu habis minum minuman terlarang gitu?"

''Hahaa... tidak dong, Sayang... ini 'kan malam spesial buat kita.'' Rifal duduk di sampingku,l alu dengan pelan dia mengecup kening dan pipiku.

''Tunggu.... Tunggu....'' Aku berusaha menepis ciuman Rifal yang terlihat aneh meskipun itu adalah ciuman yang sangat aku inginkan, "Kamu bilang ini malam spesial... apa maksud kamu, Fal?''

Rifal tersenyum simpul, dia memegang kedua tanganku dan menatapku dengan pandangan yang berbinar-binar.

''Iqbal... apakah kamu tidak tahu kalau malam ini adalah malam perkawinan kita?"

''WHAT THE FUCK?!" Aku membelalakan mataku.

''Kenapa kamu terkejut seperti itu, Sayang ... Apakah kamu menyesal menikah dengan aku?"

''NO... NO... NO... Aku rasa kamu salah minum obat deh, Fal!"

''Aku tidak salah minum obat, aku juga tidak salah memilihmu, Sayang!''

''Rifal... please, jangan GEBLEK seperti ini!"

''Aku tidak GEBLEK, Say... Cuma GENDENG dikit, hehehe... aku tahu kamu mencintai aku juga, 'kan?"

''APA... jadi kamu tahu kalau aku suka dan cinta sama kamu?''

''Tentu saja, Iqbal... aku tahu!"

Aku jadi terdiam, tak percaya mendengar pengakuan Rifal.

''Aku mencintaimu juga, Bal," ungkap Rifal sembari mengecup bibirku. Sungguh ciumannya kali ini membuatku sangat berdebar-debar. Aku tidak menyangka kalau dia bakal melakukan hal konyol semacam ini. Akan tetapi aku menyukai ciumannya.

I LOVE U, BRO! (Kasih Tak Lurus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang