Setelah Andra tahu kalau ternyata semua pakaian dan barang-barang milik Andini sudah tidak ada, dengan cepat ia mendatangi rumah wanita cantik tersebut. Ia tidak tau kalau dampaknya bisa sebesar ini, Andra pikir Andini akan bersabar sedikit lebih lama untuk mencoba membuat Edgar kembali mencintainya.Ting.. nong..
Setelah Andra memencet bel nya beberapa kali, ia hanya tinggal menunggu seseorang keluar dari rumah. Dan tak lama setelah itu, terlihat Tante Mega berjalan mendekati gerbang dengan raut wajah yang penuh amarah. Melihatnya seperti itu, Andra cukup takut dan bingung.
"Heh! Mau apa kamu datang lagi kesini? Kalian belum puas udah buat putri saya kecewa?" Cerca Mega, Andra bingung dan hanya bisa tertunduk.
"Maaf Tante, maksud saya datang kesini.."
"Apa? Mau kasih alasan apa lagi kamu?" Potong Mega membuat Andra jadi merasa bersalah. Ia menghela nafas sejenak, lalu memutar badan hendak pergi dari sana.
"Ibu apa-apaan sih? Aktingnya nggak bagus tau." Tiba-tiba Andini berlari kecil keluar dari dalam rumah menghampiri ibunya.
"Akting?" Ujar Andra bingung. Mega tertawa lepas saat ia ketahuan.
"Maaf nak Andra, Tante cuma bercanda." Sesal Mega, Andra bernafas lega.
"Iya, tapi terlihat seperti sungguhan. Tolong jangan di ulangi lagi ya, huftt.." ucap Andra. Lalu Mega pergi meninggalkan mereka di gerbang.
"Duh, Andra maaf ya, ibu ku memang sudah keterlaluan." Andini membukakan gerbang besarnya untuk Andra.
"Iya gapapa, padahal aku sudah takut, Untung saja kau datang lebih cepat." Lalu mereka tertawa.
Andini mempersilahkan Andra untuk masuk, lalu ia mengajaknya berjalan ke sebuah taman di belakang rumah, tempat di mana mereka bertemu di saat hari perjodohan. Benar-benar memalukan.
Andini duduk di sebuah ayunan tali dan mengayun disana.
"Jadi apa yang mau kau bicarakan?" Tanya Andini to the point.
"Aku kaget saat tau kalau semua barang-barang mu sudah tak ada di apartemen."
Andini menghentikan ayunannya, wajahnya tertunduk lesu.
"Maaf, aku hanya ingin sendirian untuk beberapa hari."
Saat ia tahu Edgar sudah lupa dengan perasaannya dan merasa tak mencintainya lagi, Andini pergi ke apartemen dan membawa pulang semua barang miliknya. Ketika tiba di rumahnya, orangtua Andini begitu terkejut melihat putrinya pulang dalam keadaan menangis.
Ia menceritakan semuanya pada ayah dan ibu, mereka terkejut karena tidak tahu kalau Edgar terkena musibah tersebut dan mengalami lupa ingatan ringan. Andini juga bilang, walaupun Edgar mengingatnya jelas, tapi ia lupa dengan perasaannya terhadap Andini.
Tapi, ibu dan ayah tak ikut larut dalam kesedihan. Mereka menyuruh Andini untuk sabar dan membujuk Edgar untuk mencoba mengingatnya, demi janji kakek, katanya. Tapi, dari wajah Andini menampakkan sebuah keputusan asaan.
Tringg...
Ponsel Andra berbunyi pertanda ada pesan masuk, kemudian ia intip siapa yang mengirimkan pesan tersebut."Ayah?" Gumamnya sambil membaca pesannya.
"Andini?" Panggil Andra, Andini menoleh kearahnya.
"Sebaiknya kau harus ikut aku ke rumah sakit sekarang." Andini terkejut mendengar ajakan Andra.
"Maaf, aku nggak bisa." Jawab Andini pelan. Ia turun dari ayunannya dan pergi hendak masuk kedalam rumah.
"Jadi, begitu ya? Kupikir Andini betul-betul menyukai adikku." Andini berhenti, ia menoleh kearah Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Husband
RomanceAku mencintainya seperti seorang kekasih, atau seorang adik? ##################### Karena janji antara kakeknya dengan teman lamanya, sebagai cucu pertama, Andini (22th) harus menjalani sebuah perjodohan dengan seorang Pria muda bernama Edgar (17th)...