part 15

3.3K 103 0
                                    

Edgar terduduk di atas ranjangnya sambil memandang kosong jendela yang tepat berada di sampingnya. Tangannya memegang pipi yang waktu itu sempat di kecup lembut oleh Andini saat ia baru saja siuman dari koma. Tiba-tiba dahinya berdenyut, ia merasakan sedikit kesakitan.

"Kak Andini? Maaf, aku malah melupakanmu." Gumamnya lirih.

Sebelumnya, ia mengalami koma hingga berhari-hari lamanya. Selama dirawat di rumah sakit, Andini yang menjaga dan merawatnya, hingga akhirnya ia pun sadar dan bangun dari tidur panjangnya.

Sayangnya, Edgar melupakan beberapa hal yang harusnya tak boleh ia lupakan.

Karena kecelakaan yang waktu itu menimpanya, Edgar bangun dengan keadaan amnesia ringan disebabkan benturan antara aspal dan kepalanya saat itu begitu kencang. Dia memang ingat semua orang, bahkan Andini. Hanya saja ia lupa akan perasaan cintanya pada Andini.

Menyadari hal tersebut, Andini sangat sedih. Ia pikir Edgar mungkin tak akan mencintai nya lagi seperti sebelumnya.
Kemudian, ia mencium pipi Edgar lembut, dan sesuatu yang mengejutkan pun terjadi.

Edgar mengingat semuanya, Edgar ingat kalau ia juga pernah mendapatkan ciuman yang sama sebelumnya.

"Aku harus menemui kak Andini sekarang juga!" Edgar mencoba merangkak turun dari ranjangnya. Sebelah kakinya masih dibalut gypsum keras, sehingga membuatnya sulit melangkah.

Brukk..
Ia terjatuh keras kelantai. Nafasnya terengah-engah, ia memukuli kaki gypsumnya gemas.

"Bodohnya aku!! Bodohnya aku!!" Teriak Edgar berkali-kali.

Ia menangis tersedu-sedu sambil terus memanggil Andini. Dia merasa bodoh karena melupakan perasaannya pada wanita tersebut.

Cklekk..

"Edgar!?" Ada suara dari pintu dan seseorang masuk mendekatinya cepat.

"Ayah?" Ucap Edgar saat mengetahui kalau orang tersebut adalah Agus, ayahnya.

Agus berusaha menggendong Edgar kembali ke atas ranjangnya.

"Apa yang kau lakukan, nak? Kenapa kamu ada di lantai? kakimu belum pulih." Tanya Agus cemas.

"Aku ingin bertemu kak Andini, Yah! Aku harus bertemu dengannya sekarang." Jawabnya sambil memohon-mohon pada Agus.

"Andini? Memangnya ada apa dengannya?" Tanya Agus penasaran, kemudian Edgar menjelaskan pada ayahnya kenapa ia harus bertemu dengan wanita itu segera.

"Ayo Ayah..! Ku mohon, tolong bawa aku padanya." Pinta Edgar lagi. Agus memutar badannya dan berjalan kearah jendela di belakangnya.

"Maaf, nak. Kamu nggak boleh menemuinya lagi. Malam ini kita akan kembali ke Jogja, dan perjodohan kalian sudah dibatalkan." Ungkap Agus, Edgar terbelalak terkejut mendengar pernyataan sang ayah.

"Apa? Ayah bercanda kan?"

Agus menoleh kearah Edgar dengan tatapan tajam.

"Tidak, ayah tidak pernah bercanda untuk masa depanmu, masa depan Paradise Group!" Jawab Agus tegas.

Hembus nafas Edgar tak karuan, wajahnya memerah padam. Tangannya mengepal kencang, ia menahan amarahnya.

"Aku.. aku nggak mau jadi pemimpin perusahaan itu, kalau ternyata itu akan membuat aku harus berpisah dengan wanita yang ku cinta." Gumam Edgar kesal, tapi cukup terdengar.
Agus mendekati Edgar dan menarik kerah bajunya.

"Apa katamu!?"

"Apa suaraku kurang jelas, Ayah? EDGAR NGGAK MAU JADI PEMIMPIN PERUSAHAAN BODOH ITU.."

My Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang