part 12

3.2K 107 1
                                    

ANDINI

Edgar memandangku dalam-dalam, seolah ia tak percaya dengan apa yang baru saja aku katakan padanya. Dia memang tidak lupa padaku, juga pada Andra dan lainnya. Tapi..

"Apa? aku pernah bilang kalau aku suka padamu?" Tanya Edgar mencoba untuk mengingat semuanya.

"Iya, aku tau kamu pasti mengingatnya, Gar. Sama seperti kamu masih mengingatku." Ucapku lirih, air mataku mengalir tak terbendung lagi. Edgar menatap ku, lalu menghela nafasnya.

"Maaf, Tante. Tapi mana mungkin aku bisa menyukai perempuan yang lebih tua dariku?"

Deg!!

Edgar, dia sungguh telah melupakannya. Dia sama sekali tak mengingat perasaan sukanya padaku sebelumnya. Aku seperti wanita bodoh yang memaksa pria muda untuk mencintaiku.

Ya, Tuhan.. buat aku melupakan perasaanku pada Edgar! Sama seperti ia melupakan perasaannya terhadapku!

**********************************

(Sebelumnya...)

Cklekk..

Pintu kamar terbuka. Setelah mengintip sebentar, Andra masuk perlahan-lahan karena tak ingin membangunkan Andini yang masih terlelap di atas sofa.

Setelah berhasil masuk, ia letakkan sebungkus bubur hangat ke atas mangkok, menyiapkan sarapan untuk Andini. Walaupun rumah sakit juga menyiapkan sarapan untuk tamu, tapi Andra yakin makanan di luar lebih enak ketimbang makanan super menyehatkan dari rumah sakit.

Suhu ruangan terasa cukup dingin menusuk tulang. Sepagi ini tidak ada suster yang mematikan pendingin ruangan? Aneh.

Andra berjalan mendekati Andini dan membenahi selimut nya yang melorot jatuh kelantai. Ia ambil selimut itu lalu ia lilitkan kembali ke tubuh mungil Andini. Tapi, sepertinya Andra kurang hati-hati melakukan nya, hingga membuat Andini terbangun.

Matanya terbuka perlahan dan mencoba melihat siapa orang yang kini ada di dekatnya. Dengan penglihatan yang masih kabur, Andini coba menebak dan menyapa orang tersebut.

"Andra?" Panggilnya.

"Maaf, aku membuatmu terbangun." Ungkap Andra, lalu Andini mencoba merubah posisi badannya menjadi terduduk, kemudian Andra ikut duduk di sampingnya.

"Sejak kapan?" Tanya Andini sambil sesekali meregangkan tubuhnya nya.

"Baru saja aku datang, aku juga membawakanmu bubur ayam untuk sarapan." Jawab Andra, Andini tersenyum senang.

"Terimakasih, makanan di sini rasanya menyehatkan." Katanya.

"Maksudnya?"

"Hambar." Bisik Andini sambil mendekatkan wajahnya ke telinga Andra. Lalu mereka tertawa, ini pertama kalinya Andini bisa tertawa lagi semenjak kejadian itu.

Andra bangkit untuk mengambilkan bubur yang tadi sudah ia siapkan di atas mangkok.

"Nih, makanlah dulu." Ujarnya sambil menyodorkan mangkok berisi bubur tersebut pada Andini. Kemudian Andini mengambilnya dan memakannya perlahan.

"Belum ada kabar lagi?" Tanya Andra, Andini hanya menggeleng pelan.

Mendengar pertanyaan Andra, Andini kembali bersedih. Ia berdiri dan berjalan mendekati ranjang Edgar, lalu duduk di kursi yang ada di sebelahnya.

Melihat hal tersebut, Andra menyesal telah menanyakan hal demikian.

"Emm.. Andini?" Panggil Andra, Andini hanya menoleh sedikit.

My Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang