ANDINI
"Aku pulang.."
Aneh, tak seperti biasanya sesepi ini. Saat aku masuk rumah, biasanya ibu selalu menyapaku sambil duduk santai diruang tamu.
"Ibu di gudang, nak.." teriak ibu seolah menjawab rasa penasaranku. Setelah aku menaruh tas kerja di atas sofa, aku bergegas menghampiri ibu yang kelihatannya sedang sibuk didalam gudang.
Saat aku masuk kedalam, debu-debu halus berterbangan melewati wajahku. Kucoba mengkibas-kibas dengan tangan agar mereka menjauh dari wajahku.
"Ibu sedang apa?" Tanyaku setelah melihatnya mengangkut dan memindahkan beberapa kardus tak terpakai.
"Ayahmu itu lho, nak.. masa dia bilang kalau ibu gendutan?" Jawabnya, tapi rasanya tak ada hubungannya dengan pertanyaanku.
"Terus kenapa? Ibu lagi olahraga kecil-kecilan biar kurusan lagi?"
"Bukan gitu lho, nak.. ini ibu lagi nyari album foto yang dulu. biar bisa ibu bedain foto tubuh ibu yang dulu sama yang sekarang." Ujarnya jelas, aku mengangguk paham.
Karena bosan, aku coba ikut mengoprek beberapa album foto yang ada dikotak sebelahku.
Di covernya tertulis, "Wijaya & Hendrik". Kalau tidak salah, ini adalah nama kakek dan sahabatnya. Ya, mereka berdua lah yang menjadi dalangnya, kehidupan percintaanku jadi sedikit lebih rumit karena perjanjian 2 sahabat ini. Menyebalkan, walau begitu aku tetap merindukan mendiang kakek.
Karena penasaran, kucoba membuka album foto tersebut halaman demi halamannya. Isinya sama, hanya kumpulan foto tua yang menggambarkan kegiatan 2 sekawan tersebut ketika meranjak tua. Gaya pertemanan mereka itu seperti remaja, walaupun sudah tua tapi tetap bugar.
Srakk...
"Apa itu?" Ketika aku sedang asyik melihat foto-foto tua di album, tiba-tiba ada selembar foto yang tak sengaja keluar dari buku album dan melayang perlahan kelantai. Lalu ku coba ambil selembar foto yang jatuh itu.
"Ini kan fotoku." Gumamku saat mengetahui gambar di foto tersebut yang ternyata adalah foto diriku ketika masih berumur sekitar 7 tahun. Dengan kaos bertuliskan Jogja di tengahnya membuatku terlihat cukup manis dan lucu.
Ketika tahu kalau ada foto diriku di album tersebut, aku segera membuka halaman lainnya mencoba menemukan foto yang lain.
Haha.. ketemu!
Kali ini cukup menarik, kutemukan foto diriku bersama Andra saat kami masih kecil. Dulu, pria itu begitu nakal dan dekil, beda dengan masa sekarang. Ahh.. indahnya masa-masa dimana kami masih tak memikirkan apapun tentang cinta.
"Eh, Ini kan..."
Aku cukup terkejut ketika melihat ada foto diriku dan Andra, yang sepertinya kami sedang bermain pura-pura menikah. Saat ku putar foto tersebut, terdapat sebuah tulisan dipunggung kertas.
'Pernikahan Cucu Tercintaku' begitu bunyi tulisannya. Aku ingat sekali, ini adalah gaya tulisan kakek. Aku jadi teringat masa-masa itu...
***** Flashback On *****
(Yogyakarta, 1999)
Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, melewati dedaunan hingga membuat mereka mengalunkan melodi alam. Suara-suara keramaian serangga hutan, membuat nyaman bagi siapapun yang mendengarnya.
Dibawah pohon nangka yang rindang, berdiri sebuah saung kecil namun nyaman. Wijaya beserta sahabat jauhnya, Hendrik, sedang menikmati kesunyian yang hakiki.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Husband
RomanceAku mencintainya seperti seorang kekasih, atau seorang adik? ##################### Karena janji antara kakeknya dengan teman lamanya, sebagai cucu pertama, Andini (22th) harus menjalani sebuah perjodohan dengan seorang Pria muda bernama Edgar (17th)...